"Kakak ... Um ..." Nayla ingin memanggilnya, tetapi pada saat dia membuka bibirnya, lidah lembut Andre sudah bergerak masuk.
Semua suara di sekitarnya terasa menghilang sekaligus.
Sepertinya hanya ada dua dari mereka yang ada di seluruh dunia. Ciumannya Andre terasa agak mendominasi, sedikit lembut, dan sedikit menggoda, dan lidahnya berputar-putar di dalam mulutnya.
Andre menekan Nayla di tempat tidur, dan seluruh tubuh Nayla terasa membeku. Sensasi mati rasa menyebar dari ujung lidahnya bagaikan arus listrik kecil yang menyebar ke seluruh tubuhnya.
Jadi, ini bukan mimpi?
Mimpi seharusnya tidak senyata ini...
Atau, jika ini adalah mimpi, biarkan dia tetap di dalam mimpi dan tidak pernah terbangun selamanya...
Saat berpikir seperti itu, tubuh Nayla berangsur-angsur menjadi rileks. Tangannya melingkari leher Andre dengan erat, dan kemudian dengan hati-hati, sedikit demi sedikit, perlahan-lahan dia merespon ciuman Andre.
--