Aku menguap dengan segar dipagi hari sesaat sebelum HandPhone disamping ku membisingi telingaku.
Aku mencoba mengubah posisi menjadi semi berdiri alias duduk. Melihat suasana kamarku dipagi hari.
HandPhone ku berbunyi dan membisingi telinga ku dengan volume kencang nya.
Ku lirik dengan mata sipit yang masih berkunang - kunang.
Terlihat Jovial, teman ku yang pekerjaan nya travelling. Ia mengaku Indonesia adalah salah satu pengalaman travel terbaiknya, aku meminta rekomendasi sebelum akhirnya ia memesankan ku hotel ini. Jovial sebenernya adalah temanku saat jadi Tommy. Tapi berkat kecantikan Emmy, aku jadi sangat mudah untuk menggoda Jovial dengan menggunakan metode 'Godaan kebut malam'.
Jovial menelfon ku dipagi hari seperti ini. Aku mengangkat nya dengan mode speaker.
"Gimana hotel nya Emmy ?"
"Gk nyaman - nyaman amat sih,, tapi ini hotel tradisional pilihan kamu kan ??.."
"Mungkin,, tapi itu merupakan hotel terlaris sepanjang sejarah anak kuliahan.."
"Maksudnya ?"
"Pokoknya itu hotel paling laris !"
"Oke, kamu lagi dimana ?"
..
Terdengar suara orang mengetuk pintu.
Dengan telfon HandPhone yang masih terhubung, aku langsung bergegas membukakan pintu sambil menenteng HandPhone.
"Haloo... Cantiwwqqq"
Ucap Jovial. Tak habis pikir ternyata Jovial lagi diIndonesia.
Dengan wajah kusut ku aku pun tersenyum kebingungan.
"Kok kamu bisa ada disini sih ?"
Ucapku kebingungan sembari menutup telfon yang masih terhubung.
Aku pun mendesah kesal dan berjalan menuju tempat duduk.
Arrggghh.. Semoga dia nggak kaya Sinta, batinku.
"Waw.. Bagus nggak ni hotel ?"
"Bagus sih tapi terlalu tradisional menurutku, aku takan menyukainya.. Masa hanya ada kamar sempit tanpa A/C dan satu meja kursi !!.."
"Ini kan murah.."
"Murah ??"
"Cukup bayar 50 dollar perbulan dia sudah senang sekali.."
"Whattt!! 50 dollar, aku kemarin kasih 500.."
"Dia pasti disurga sekarang.. Kamu kesini tanpa bekal ilmu ya !"
"Benar.. Aku saja tak tahu mata uang Indonesia."
Setelah lama bercakap - cakap, Jovial bersedia untuk mengajaku keliling kota Bali.
Tak habis pikir pantas saja kamar nya kuno begini, biaya nya aja murah..
Aku mengusir Jovial keluar dari kamar kecil ini sementara aku sedang berganti baju dan makeup ala artis korea bermodalkan YouTube.
Sepertinya kali ini aku akan menggunakan baju berwarna merah muda dengan rok pendek lagi selutut.
Dengan semiran rambut berwarna cokelat pasti akan membuatku berbinar - binar..
Dengan LipsStick berwarna merah muda dan pesil alis yang aku tak tahu nama nya.
Sebenernya aku tak mengerti dengan ini semua. Aku hanya mengikuti intruksi youtube tanpa memikirkan nama - nama alat ini.
Tapi hasil nya benar - benar cocok dengaku, jadi.. Tak masalah kan kalau makeup ku lama. Wajar, aku cuma ikut - ikut youtube.
***
Akhirnya selesai juga, kali ini aku benar - benar terlihat cantik.
Aku keluar dari kamar membuat seluruh orang - orang yang ada di hotel tidak terkecuali dengan Jovial menatapku tanpa berkedip.
Rambut ku sedikit panjang, aku membuatnya sedikit bergelombang dengan suatu alat dan bantuan youtube.
Aku juga menggunakan lensa mata berwarna biru muda. Setelah jalan beberapa langkah dari pintu kamar aku tersenyum pada mereka semua.
Yang hanya dibalas dengan tatapan harapan pada mereka.
Ini membuatku semakin kesal, mereka tak menyaut apa - apa. Aku layaknya artis yang tersesat.
Tak tahu bagaimana membuat mereka sadar, aku teringat satu hal yang berasalh dari pengalaman ku sendiri kala itu.
Aku dengan imut mengedipkan sebelah mataku...
...
Croott...
Semua mengeluarkan darah mimisan pada hidungnya dan langsung tergeletak.
Termasuk pria paruh baya berkaos dalam.
Tidak terkecuali dengan Jovial yang ikut pingsan. Melihat kunci mobil yang terikat pada tangan nya aku menariknya dan menekan tombol alarm.
Alarm mobil karena sebelum mobil itu berbunyi aku tak pernah tahu mana mobil milik Jovial.
Aku menggeret Jovial sampai mobil.
Sebelum aku menekan alarm mobil dan memasukan nya dibagasi.
...
Baiklah, hal pertama yang akan kulakukan disini adalah tidak tahu. Aku benar - benar kebingungan harus apa, bahkan aku juga tidak hafal jalan disini.
Aku menjalankan mobil ini sesuai insting ku. Tanpa pikir panjang...
Terlihat lampu merah pada jalan membuatku menginjak rem kaki.
Dengan kaca yang terbuka lebar membuatku menjadi pusat perhatian para pejalan kaki dan pengendara.
Terlihat pejalan kaki di trotoar sedang mengangkat kamera nya dan asik bicara.
"Halo gaess... Kembali lagi bersama saya... Nana... Nanana... Naa..."
Ucapnya dalam bahasa Indonesia sepertinya. Yang sudah pasti tak ku mengerti.
Serentak dia sadar bahwa aku sedang memandanginya. Dia langsung membengkokan kepala nya kearah mobilku.
Membuat dia jalan tanpa arah.
Dia menatapku layaknya bidadari turun kebumi. Aku yang masih sadar akan kekaguman nya dengan ikhlas membuka senyuman.
Yang seketika membuat pipinya merah.
Braakk..!!
Nampak nya pipi merahnya berubah menjadi biru abuh karena kelalaian nya tengah asik menatapku tanpa melihat jalan didepan nya membuatnya menabrak tiang listrik dan menghancurkan kameranya.
Itu membuatku mnegulum tawa atas kekonyolan yang telah dia perbuat.
Lampu yang berubah menjadi hijau mendorongku untuk melanjutkan perjalanan.
Tak lama kemudian Jovial terbangun dari tidurnya dan mendapati bahwa ia sedang berada di bagasi mobil.
Ia terbangun dan meringkih kesakitan.
Terlihat dari kaca mobil yang bertengger ditengah - tengah, ia berusaha beranjak dari bagasi menuju tempat duduk belakang sambil memegang mukanya.
Aku tak tahu apa - apa, dan bertanya - tanya mengapa ia meringkih kesakitan.
Ia pun berkata dengan sedikit nada kesal kepadaku. Namun perkataan nya tak dapat dicerna oleh telinga ku karena omongan nya dengan desahan kesakitan nya lebih banyak desahan nya.
Aku menggaruk rambutku yang tidak gatal dengan sengaja lalu memintanya untuk berbicara perlahan.
"Awhh.. Kamu.. Itu. Sakit banget ini aduuhh.. Wajahku kenapa.. !!"
Walau aku tak begitu mengerti tapi aku dapat satu informasi darinya... Yaitu wajahnya sakit.
Entahlah aku tak mengerti kenapa ia merengek wajahnya kesakitan, kupikir aku tak memukulnya sesekalipun.
Apakah efek dari mimisan..
"Ahh.. Kamu gajelas sumpah.."
Aku sambil membengkokan kepala menuju spion tengah.
"Aku gak ngapa - ngapain kamu kok.."
...
"KYYYYAAAAA...!!!!!"
TERIAKKU !!
setelah melihat wajahnya yang bonyok dan memar.
Terlihat ada batu kerikil di pipinya, hidung nya yang terbalik, bibirnya yang berdarah - darah, bahkan ada kaki serangga tertancap di lubang hidung nya..
Tak salah lagi saat aku menggeret kaki nya menuju mobil ini, pasti wajahnya lecet terkena aspal yang kotor penuh serangga.
***
Aku sedang menunggu pesanan kopi ku datang. Jovial mengajaku kesalah satu tempat nongkrong yang bagus di Bali. Tempat nya sangat strategis.
Disini ada 2 tempat pilihan untuk kita menikmati hidangan, Outdoor dan Indoor.
Tapi paling bagus menurutku adalah outdoor nya, karena selain kita mendapat angin sepoi - sepoi dari pantai kita juga bisa melihat pantai pasir putih nan indah itu.
Untuk Indoor sendiri nggak kalah bagus kok, lantai disini berupa kaca dengan ikan - ikan piranha dibawah nya. Selagi jalan ikan itu selalu ingin memakan kaki - kaki kita yang lezat. Tapi karen terhalang oleh kaca tebal kita tak perlu khawatir.
Selain piranha ada anak hiu, dinosaurus, cacing besar alaska dll.
Pokoknya seru abis buat makan disitu..
Terlihat seorang menggunakan baju hitam dengan buah baju berwarna - warni laya pelangi dan kain terikat putih pada bagian pinggang sampai celana panjang berjalan menuju meja ku dengan beberapa makanan beserta kopi yang masih berasap.
Kemudian ia menaruh satu per satu hidangan itu dengan kuda - kuda profesional. Lihat lah cara tangan nya memegang cangkir itu.
Ia menjepitkan kedua jari nya kelubang cangkir sedangkan sederet jari tengah hingga jari kecil nya membentuk angka tiga.
Sembari menaruh hidangan ia juga mengucapkan salam. Ayam goreng berkulit cokelat dengan asap meluap - luap diatasnya sangat menggugah selera.
Di daerah tropis seperti ini paling enak juga minum es dingin kan.. Jadi aku sengaja memesan segelas milkshake dingin.
Sembari menyantap makanan yang sudah kupesan Jovial bertanya banyak hal tentang ku.
"Emang kamu asli orang mana ??"
"Udah denger suatu berita belum ?, berita yang populer.. !!, Tommy Erikson itu menghilang. Dulu dia temanku.. Walau jarang bertemu Ehe !!"
"Enak nggak?? Pasti enak dong.. !!, ini tempat favourite ku.."
Aku yang tengah asik makan berharap mulut Jovial berhenti berbicara. Karena dia hanya membuat kebisingan dengan pertanyaan yang bagiku tak penting seperti basa - basi.
Tas merah yang kubawa tiba - tiba terasa bergetar setelah aku mendapati suatu panggilan dari nomor yang tak dikenal.
Terganggu akan getaran yang dihasilkan oleh HandPhone ku, akupun memutuskan untuk mengangkat panggilan itu.
"Hello, Emmy..? Temui aku di pantai Kuta !"
"Hah.. ?? Siapa ini.. Kok tahu aku !!"
Curiga dengan nya aku pun langsung mematikan telfon itu.
Dan melanjutkan makan ku.
"Siapa ?"
Tanya Jovial singkat.
"Bukan siapa - siapa"
"Kok kaya nya kamu tadi kaget gitu sih ekspresi nya waktu telfonan?"
"Kamu nggak ada urusan nya"
Aku tak suka menyebarkan hal - hal pribadi ku. Aku sudah tahu sifat dari Jovial, waktu aku masih jadi Tommy. Jovial sering ikut campur urusanku, dari pada nambah nambahin masalah mending aku diam saja kan..
Teringat soal tempat yang dikatakan orang misterius tadi. Aku pun langsung memajukan kepalaku dan menanyakan nya kepada Jovial.
"Al.. Pantai Kuta itu dimana sih ?"
Jovial yang merespon dengan cepat dan sigap langsung menjawab dengan tegas.
"Pantai kuta ?, deket kokk... Mang napa ?"
"Gpp.."
Aku tak menyangka, sepertinya satu - satunya teman yang tahu aku di Indonesia cuman Verdi, ditambah lagi sama Jovial.
Kalo Jovial lagi bareng aku selain Verdi suara siapa lagi ya??
Aku tak begitu yakin kalau tadi suara Verdi, aku itu sangat kenal Verdi jadi kalau tadi Verdi pasti aku sudah hafal suaranya.
Aku tak mau menjadikan ini sebagai masalah, mungkin itu hanya orang iseng yang kebetulan banget.
...
Sepertinnya aku kebanyak makan. Karena masih terlalu kenyang pasti akan susah untuk berjalan, jadi aku sedikit bermain - main dengan HandPhone sambil menunggu perut mencerna.
Lagian ini salah satu tempat bagus untuk story Instakilo.
Di InstaKilo aku masih menggunakan akun lama ku dengan nick name Tommy Erikson.
Aku melihat - lihat foto terakhir wajahku saat masih laki - laki.
Sungguh rindu rasanya jadi laki - laki, jadi perempuan sangat tak mengenakan.
Lagian masalahku datang terus menerus ketika aku berubah.
Saat sedang asik nya scroll - scroll kebawah beranda aku melihat akun bernama Sinta Sintul.
Sepertinya aku kenal dengan akun ini aku mencoba membukannya.
Sepertinya ini aku IntaKilo milik Sinta tetanggaku.
Banyak foto - foto dirinya sedang selfie bersama sahabatnya diInstaKilo.
Tapi semenjak 2 tahun lalu tepatnya 2018 sudah tidak ada foto nya bersama sahabatnya lagi.
Entahlah mungkin ia sudah tak bersahabat, seperti suatu kata yang pernah kudengar di story WeChat, Sahabat bukanlah teman yang selalu ada di setiap waktu.
Bagiku benar. Mereka punya waktu kadaluarsa.
Ehh.. Lagian ngapain juga aku ngurusin IntaKilo nya Sinta nggak penting juga kan, batinku.
Saat hendak menutup apps, tanganku serentak terhenti ketika melihat suatu link di bio InstaKilo nya.
Bertuliskan 'SECRET' dan terdapat suatu link.
Aku hendak membukanya tapi ketika aku membuka melalui media Chrome, semua malah eror dan tidak dapat dibuka.
Pikirku ini adalah Deep Web, membuatku berprasangka buruk pada link tersebut.