Unduh Aplikasi
8.51% A CEO WIFE NOTE (Bahasa Indonesia) / Chapter 4: Permintaan Terakhir

Bab 4: Permintaan Terakhir

Ayah Aleysa dan Catline berusaha untuk bangun dari posisinya dengan sangat susah payah. Aleysa dan Catline yang melihatnya merasa semakin khawatir.

"Ayah. Ayah mau apa? Biar Aleysa ambilkan ya. Ayah jangan bangun dari tempat tidur kaya gini."

"Iya, Ayah. Ayah kan masih belum pulih."

"Ayah ga mau apa-apa. Tapi apa yang menabrak Ayah ada di sini?"

"Ayah kenapa tanya orang itu? Dia itu orang yang udah membuat Ayah seperti ini. Kenapa Ayah tanyain dia?" tanya Catline yang sangat emosi ketika mendengar tentang orang yang sudah menabrak Ayahnya.

"Ayah cuma pingin ketemu sama dia. Tolong panggilkan dia ke sini ya, nak."

"Tapi, Yah. Buat apa si Ayah panggil dia ke sini? Lebih baik sekarang Ayah istirahat aja ya."

"Udah de. Lebih baik kamu panggilan aja ya orang itu ke sini. Kasihan Ayah. Emangnya kamu ga kasihan sama Ayah?"

Catline melihati wajah Ayahnya yang sangat lemas. Catline yang awalnya tidak setuju jika Ayahnya ingin bertemu dengan orang yang sudah menabraknya kini Catline pun menyetujuinya. Itu semua demi Ayahnya.

"Yaudah kalo gitu Catline panggilan orangnya dulu ke sini ya, Yah."

"Iya, nak. Makasih banyak ya, nak."

"Iya, Ayah. Sama-sama."

Catline keluar dari dalam ruang rawat Ayahnya untuk memanggil Hans. Orang yang sudah menabrak Ayahnya.

*****

Di luar ruang rawat Ayah Aleysa dan Catline.

Sebelum Catline memanggil Hans untuk masuk ke dalam, sudah tiba Mamah dari Hans yang datang untuk membantu Hans menyelesaikan masalah ini. Mamah dari Hans rela tidak mengikuti meeting penting kali ini karena dia tidak mau sampai Hans kenapa-kenapa.

"Hans. Ya ampun. Sekarang korbannya dimana? Gimana keadaannya?" tanya Mamahnya Hans.

"Korbannya udah di tangani oleh Dokter, Mah. Sekarang dia lagi di jenggukkin sama anak-anaknya. Karena dia ingin bertemu dengan anak-anaknya."

"Syukur lah kalo dia masih selamat. Nanti biar Mamah bicara aja sama orang itu. Orang seperti itu pasti ujung-ujungnya akan minta uang yang banyak kan dari kita. Nanti biar Mamah kasih aja uang yang banyak ke orang itu."

"Tapi, Mah. Kalo orang itu ga mau uang dan tetap mau tuntut aku ke polisi gimana?"

"Ga akan. Mamah jamin itu. Kamu percayakan aja semuanya ke Mamah."

"Yaudah kalo gitu Mah."

Tidak lama kemudian Catline keluar dari dalam ruang rawat Ayahnya. Hans yang melihatnya langsung menanyakan orang yang sudah dia tabrak.

"Gimana keadaan Ayah kamu? Ayah kamu ga kenapa-kenapa kan? Dia baik-baik aja?"

"Ayah mau ketemu sama kamu. Silahkan masuk."

"I... Iya udah kalo gitu. Aku masuk ke dalam dulu ya, Mah."

"Mamah juga ikut."

"Aku juga."

"Yaudah kalo gitu, ayo."

Akhirnya yang masuk ke dalam ruangan itu bukan hanya Hans, tetapi Mamahnya dan Emily juga. Ketika Hans dan yang lainnya masuk ke dalam ruangan, Ayah Aleysa dan Catline menyambut mereka dengan senyumannya. Membuat Hans merasa semakin bersalah karena sudah menabraknya.

"Ya ampun. Masih bisa-bisanya Bapak ini senyum sama aku. Padahal kan aku yang udah buat dia menjadi seperti ini. Aku jadi semakin merasa bersalah sama Bapak ini," ucap Hans di dalam hatinya.

"Ini kamu yang sudah menabrak saya tadi ya?" tanya Ayahnya Aleysa dan Catline.

"I.... Iya, Pak. Saya benar-benar minta maaf sama Bapak. Saya menyesal karena sudah menyetir dengan tidak baik sehingga menabrak Bapak tadi. Sekali lagi saya minta maaf, Pak. Dan saya mohon banget, jangan laporkan saya ke polisi ya, Pak."

"Iya, Pak. Kalo Bapak butuh apa-apa bilang aja ke saya. Saya ini adalah Mamahnya Hans. Bapak butuh uang? Butuh berapa? Pasti akan saya berikan ke Bapak hari ini juga. Bapak tenang aja."

Ayahnya Aleysa dan Catline hanya tersenyum mendengar tawaran dari Hans dan Mamahnya barusan.

"Kok Bapak malah ketawa si? Apanya yang lucu, Pak?" tanya Hans.

"Saya ga butuh uang kalian."

"Terus Bapak butuh apa? Bilang aja ke saya, Pak."

"Saya hanya khawatir dengan anak-anak saya."

"Oh yaudah kalo gitu kedua anak Bapak biar kami tanggung semua kebutuhan hidupnya."

"Engga. Bukan itu yang saya mau."

"Terus Bapak maunya apa? Bilang aja ke saya, Pak. Saya janji, saya akan menuruti semua permintaan Bapak. Asal Bapak jangan laporkan saya ke polisi ya, Pak."

"Kamu janji, kamu akan lakukan apa saja permintaan saya?"

"Iya, Pak. Saya janji."

"Saya hanya ingin kamu menikahi anak saya, Aleysa."

Semua orang yang berada di ruangan itu sangat terkejut. Terutama Aleysa. Aleysa tiba-tiba saja di perintahkan oleh Ayahnya untuk menikah dengan laki-laki yang tidak dia kenal. Bahkan laki-laki itu adalah orang yang sudah menabrak Ayahnya.

"Ayah? Ayah ini apa-apaan si, Yah. Kenapa aku harus menikah sama dia? Aku ga kenal sama dia, Yah," jawab Aleysa.

"Iya, Yah. Ayah yang benar aja. Dia itu adalah orang yang udah menabrak Ayah. Tapi masa justru Ayah jodohin sama kak Aleysa si," sambung Catline.

"Iya, Pak. Apa ga ada pilihan lagi? Apa ga ada permintaan lain yang bisa saya lakukan kecuali hal yang satu ini?"

"Iya, Pak. Jangan seperti ini permintaannya. Karena Hans udah punya kekasih. Calon istrinya. Yaitu saya sendiri, Pak," jawab Emily dengan penuh emosi karena kekasih hatinya mau di nikahkan oleh orang lain.

"Kan tadi kamu udah janji ke saya, kamu akan lakukan apa saja permintaan saya supaya saya ga laporkan kamu ke polisi. Untuk Aleysa dan Catline, ini semua demi kalian, nak. Karena Ayah yakin kalian berdua akan hidup bahagia bersama Hans. Jadi gimana? Kamu terima semua ini kan nak Hans?"

Hanya hanya terdiam. Hans bingung harus jawab apa kali ini. Hans bingung harus mengambil keputusan apa kali ini. Hans tidak mau menikah dengan wanita yang tidak dia cintai. Karena wanita yang dia cintai selama ini hanya lah Emily. Tetapi Hans juga tidak mau sampai masuk ke dalam penjara karena kasus ini. Hingga akhirnya Mamahnya lah yang ikut mengambil keputusan untuk masalah ini.

"Udah lah Hans. Kamu terima aja pernikahan ini."

Emily yang tidak setuju dengan keputusan dari Mamahnya Hans itu pun langsung angkat bicara.

"Tante yang benar aja Tante? Hans itu kan calon suami aku. Masa sekarang Hans nikah sama orang lain si Tante. Terus nasib aku gimana Tante?"

"Mau gimana lagi? Ga ada pilihan lain lagi kan. Hans. Kamu harus menikahi wanita itu. Atau kamu mau di kurung di dalam penjara?" ucap Mamahnya sambil berbisik-bisik kepada Hans.

Hans masih bingung. Tetapi memang tidak ada jalan lain kecuali harus menikah dengan Aleysa jika dia tidak mau di penjara. Hingga akhirnya Hans menerima permintaan itu.

-TBC-


next chapter
Load failed, please RETRY

Status Power Mingguan

Rank -- Peringkat Power
Stone -- Power stone

Membuka kunci kumpulan bab

Indeks

Opsi Tampilan

Latar Belakang

Font

Ukuran

Komentar pada bab

Tulis ulasan Status Membaca: C4
Gagal mengirim. Silakan coba lagi
  • Kualitas penulisan
  • Stabilitas Pembaruan
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • Latar Belakang Dunia

Skor total 0.0

Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
Pilih Power Stone
Rank NO.-- Peringkat Power
Stone -- Batu Daya
Laporkan konten yang tidak pantas
Tip kesalahan

Laporkan penyalahgunaan

Komentar paragraf

Masuk