Unduh Aplikasi
4.52% 99 Hari Terjebak dalam Tubuh Istri Pewaris / Chapter 18: Perasaan Clara

Bab 18: Perasaan Clara

Jam 7 malam ...

Clara sedang dalam perjalanan menuju pulang dengan dikawal oleh dua bodiguard dan satu supir. Wanita yang sedang terperangkap dalam raga seseorang yang sudah meninggal itu, duduk terdiam di kursi penumpang dengan tatapan kosong mengarah pada pemandangan suasana kota San Fransisco.

'Aku merindukan Michael ... Apa mungkin dia sekarang sedang di rumah sakit? Apa mungkin dia masih menunggu aku yang masih koma di sana?' Clara bertanya-tanya dalam hati sambil membayangkan kenangan-kenangan manis bersama Michael.

Karena merasa sangat penasaran dengan kabar tentang kekasihnya, Clara pun memberanikan diri untuk memanggil sang supir.

"Jerry, bisakah antar saya ke rumah sakit tempat saya dirawat dulu?" tanyanya.

"Tentu saja, Nyonya," jawab Jerry sambil fokus mengemudi.

Clara menghela napas lega, kemudian beralih mengambil ponselku yang tersimpan dalam tas branded kecil berwarna hitam yang sejak tadi di bawanya. Dia mencoba untuk menghubungi Nathan supaya tidak terlalu menunggunya, entah kenapa dia selalu ingin menjaga perasaan pria itu  ... Mungkin karena dia telah menempati raga istrinya.

"Hallo, Nathan ... Sepertinya aku pulang agak lambat karena aku ingin melihat Casey sebentar," ucapnya saat sudah terhubung dengan Nathan.

"Seberapa lama kamu akan melihat Casey?" tanya Nathan.

"Aku hanya sebentar," jawab Clara kemudian melirik jam tangan berwarna putih kemasan yang terpasang pada tangan kanannya. "Mungkin aku akan pulang sekitar jam delapan...."

"Baiklah, jaga dirimu baik-baik, Sayang. Aku mencintaimu."

"Aku juga mencintaimu," ucap Clara kemudian segera memutuskan sambungan telepon itu. Dia menghembuskan nafas kasar, membayangkan masih hari-hari yang harus dia lewati sebagai istri Nathan, serta harus menemukan masalah tentang dirinya ataupun Clara.

Setelah 10 menit menempuh perjalanan, akhirnya Clara tiba di rumah sakit. Dia turun dari mobil, kemudian berjalan memasuki area rumah sakit dengan diikuti oleh dua bodyguardnya. Wanita itu berjalan agak tergesa-gesa karena waktunya tidak banyak.. dia menyusuri koridor hingga memasuki lift dan akhirnya tiba di lantai di mana ruangan tempatnya dirawat terletak.

"Kalian tunggu di sini saja," ucap Clara pada dua bodyguard-nya yang memakai setelan jas hitam.

"Hati-hati, Nyonya," sahut salah satu bodyguard berambut cepak.

Clara segera membuka pintu ruangan itu, segera masuk dan pandangannya langsung tertuju pada Michael yang sedang makan bersama dengan Mia di sofa. Wanita itu terdiam dengan perasaan sakit serta heran, karena kekasihnya terlihat dekat dengan sepupunya.

"Clara," sapa Michael.

"Aku ... Aku hanya ingin menjenguk Casey. Kebetulan aku lewat sini," sahut Clara dengan tatapan datarnya. Dia melirik Mia yang terlihat santai dalam balutan celana hitam dipadu dengan Hoodie merah marun serta penutup kepala merah, sementara Michael mengenakan celana jeans abu-abu dipadu dengan sweater hitam. 'Apa mereka selalu berduaan seperti ini sambil menjaga aku? Sejak kapan mereka akrab?'

Michael meletakkan makanannya ke atas meja, kemudian beranjak berdiri dan berjalan menghampiri Clara yang kini duduk di samping ranjang sambil menatap Casey.

"Kamu sudah sembuh total?" tanyanya.

"Iya," singkat Clara tanpa menoleh. "Lalu bagaimana dengan keadaan Casey?" tanyanya

"Seperti yang kamu lihat ... Tidak ada perkembangan sama sekali, bahkan dokter mengatakan harapannya untuk kembali terbangun sangatlah tipis," jawab Michael dengan gusar.

"Itu berarti ada kemungkinan dia akan meninggal."

"Jangan katakan itu ... Aku tidak pernah siap kehilangan dia Karena aku belum sempat membuatnya bahagia," seru Michael, kemudian perjalanan posisikan dirinya berdiri di samping kiri ranjang. "Aku selalu menunggunya sampai kapanpun."

Clara menghela nafas kemudian beralih menatap Mia yang sedang asik makan burger. Setelah itu dia kembali menatap Michael yang sedang melamun menatapi Casey yang hanya terbaring tanpa bergerak sedikitpun. Hmm, karena jiwanya ada pada Clara.

"Apa itu berarti kamu akan menginap di sini malam ini?" tanyanya.

"Iya, karena saat siang aku harus menjalani tanggung jawab ku di perusahaan," jawab Michael.

"Kamu akan menginap bersama sepupunya?"

"Iya .... Dia bilang dia tidak bisa tidur nyenyak dan ingin menemani Casey bersamaku," ucap Michael sesekali melirik Mia.

Clara diam dengan perasaan yang sangat aneh, curiga, dan kesal pada Mia yang berlagak peduli padanya padahal dulu menyebalkan.

'Kurasa dia akan menggoda Michael,' batinnya sakit.

Hingga beberapa menit berlalu, Clara dan Michael hanya mengobrol sedikit. Setelah itu Dia pamit untuk pulang karena tidak ingin membuat Nathan terlalu lama menunggunya. Lagi pula hatinya terasa sakit melihat Michael berdekatan dengan Mia bahkan akan menginap di sana bersama-sama.

___

Di mansion mewahnya, Nathan sudah terlihat rapi dalam balutan celana dasar hitam dipadu dengan dengan kemeja putih kekuningan serta jas hitam, lalu menyisir rambutnya dengan style front puff dengan bagian atas agak berantakan, lalu menyemprotkan parfum beraroma Woody favoritnya.

"Perfect ... Semoga malam ini akan jadi malam yang paling indah untuk kita," ucap Nathan dengan tersenyum menatap pantulan dirinya pada cermin. Setelah itu dia beralih menatap ke arah Mega dekat ranjang di mana dia sudah mempersiapkan sebuah gaun dalam kotak berwarna hitam. "Dan dia akan sangat cantik memakai gaun itu. Tapi kenapa dia belum juga kembali ... Apa terjadi sesuatu?"

Nathan mulai mengkhawatirkan Clara meskipun sekarang belum jam delapan. Pria itu pun berjalan menuju teras balkon sambil mencoba menghubungi istrinya.

"Hallo, Sayang. Apa kamu sudah berangkat menuju pulang?" tanyanya.

"Sudah, aku hampir tiba," jawab Clara terdengar lesu.

"Baiklah kalau begitu ... Aku menunggumu," ucap Nathan kemudian memutuskan sambungan telepon itu. Dia lanjut berjalan menuju teras balkon hingga melintasi pintu kemudian menutupnya. Di teras sana, dia menatap meja dan kursi sudah terpasang rapi dan tertata hidangan diatasnya.

'Sebaiknya aku tunggu dia di sini,' batinnya lalu berjalan menuju kursi.

___

Clara menyimpan ponselnya kembali. Dia kembali menatap ke arah suasana jalan yang sudah gelap, kini diterangi oleh lampu lampu gedung, tiang, ataupun kendaraan. Wanita itu terus-menerus memikirkan Michael dan Mia terlihat dekat.

'Apa yang akan dilakukan oleh Mia? Kenapa dia mendadak dekat dengan Michael di saat aku sedang koma? Apa dia sengaja melakukan ini karena dia pikir aku akan mati?' Clara bermonolog dengan dirinya sendiri, lalu menghembuskan nafas kasar. 'Aku bahkan tidak tahu Setelah 99 hari aku lewati, aku bisa kembali dalam tubuhku atau tidak ... Atau aku akan mati setelah menyadari semua yang tidak aku ketahui.'

Hingga beberapa menit berlalu, Jerry menghentikan mobil di halaman mansion Nathan. Sang bodyguard pun segera membukakan pintu untuk Clara, mempersilahkannya untuk keluar sementara bodyguard lain mengambil koper berisi barang Clara yang yang diambil dari rumah orang tuanya.

Clara berjala memasuki pintu utama hingga menuju kamar lantai atas. Dia membuka pintu kamar, lalu masuk dan melihat suasana yang sepi.

"Di mana Nathan?"

Clara melirik ke sekeliling hingga pandangannya tertuju pada sebuah kotak berukuran sedang, terletak diatas meja dekat ranjang.

Drett ... Drettt ...

Ponselnya berdering. Clara segera mengambil benda canggih itu dari dalam tasnya, kemudian melihat ada panggilan masuk dari Nathan sambil duduk di tepi ranjang.

"Hallo, Nathan."

"Pakai gaun itu. Aku menunggumu di teras balkon," seru Nathan dengan suaranya yang lembut. "Jangan ke sini jika belum memakai gaun itu."

Clara hanya diam kemudian sambungan telepon itu terputus. Dia meletakkan ponselnya ke sembarang arah, lalu menatap kotak di atas meja dan segera mengambilnya.

'Ya Tuhan. Apa yang akan aku lakukan bersama Nathan malam ini?' Clara bertanya dalam hati, kemudian membuka kotak itu. Dia melihat sebuah gaun berwarna putih kemerahan lengkap dengan heels serta perhiasan.

Clara beralih menatap ke arah balkon, membayangkan Nathan sudah sangat menunggunya di sana. 'Andai Clara masih hidup, dia pasti akan sangat bahagia malam ini,' batinnya sudah menduga bahwa Nathan membuat kejutan atau hal romantis untuk malam ini.


next chapter
Load failed, please RETRY

Hadiah

Hadiah -- Hadiah diterima

    Status Power Mingguan

    Rank -- Peringkat Power
    Stone -- Power stone

    Membuka kunci kumpulan bab

    Indeks

    Opsi Tampilan

    Latar Belakang

    Font

    Ukuran

    Komentar pada bab

    Tulis ulasan Status Membaca: C18
    Gagal mengirim. Silakan coba lagi
    • Kualitas penulisan
    • Stabilitas Pembaruan
    • Pengembangan Cerita
    • Desain Karakter
    • Latar Belakang Dunia

    Skor total 0.0

    Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
    Pilih Power Stone
    Rank NO.-- Peringkat Power
    Stone -- Batu Daya
    Laporkan konten yang tidak pantas
    Tip kesalahan

    Laporkan penyalahgunaan

    Komentar paragraf

    Masuk