Pertarungan telah usai.
Kendall memerah sekujur tubuh, ujung matanya merah, dua air mata jatuh, dan dia tampak sengsara seolah pisang tersambar hujan mendadak.
Dia merasa dirinya hanya sebuah perahu kecil di lautan, naik turun.
"Kendall…"
Penghasut itu mencium air matanya dari sudut mata, dengan senyum seraknya,
"Dulu saya merasa sakit saat melihatmu menangis, tapi sekarang saya sadar saat kamu menangis, kamu tidak punya gaya."
Dia ingin dia menangis lebih lama lagi.
Ide yang mengerikan.
"Mengapa kamu…" Mata Kendall terkejut, dan suaranya lembut.
"Sudah lupa? Sebelum ujian masuk perguruan tinggi saya bilang saya ingin meminta bunga."
---
Keesokan harinya.
Hal pertama yang dirasakan Kendall saat bangun adalah tulangnya telah dibongkar dan dirakit kembali.
Dia bangun dengan gemetar, keluar dari tempat tidur dengan gemetaran, dan berlutut dengan gemetaran di tanah.
Dia tidak sempat berlutut, dan diangkat oleh pria di sebelahnya.
"Damien!" Kendall mengertakkan giginya.