Menghadapi tuduhan yang penuh dengan frustrasi dari Ayah Lu, Qiao An malah tertawa bukannya marah. Dia memandangi mata merah Ayah Lu dan bertanya, "Tidak peduli apakah dia sedang di titik terendah atau dalam kesulitan, putri Paman Lu selalu bertingkah seperti putri dekan. Tidak heran ketika dia tidak punya kemampuan untuk memperbaiki hidupnya sendiri, dia terus memikirkan metode-metode tidak etis dan mencoba mengambil jalan pintas. Paman, saya harus mengatakan bahwa metode Anda memanjakan anak sangat mengagumkan."
Mata Tuan Lu melebar.
Qiao An melanjutkan dengan santai, "Hidup siapa yang mulus? Baik itu saya ataupun Kakak Xiaoran, kami berdua telah jatuh ke debu dan mengandalkan ketangguhan untuk berkembang. Itulah caranya kami bisa melanjutkan seluruh hidup kami. Jika Nona Lu Mo jatuh ke lumpur dan hanya bisa diinjak-injak, tidak ada yang bisa menolongnya."
Huo Xiaoran tersenyum pada Qiao An. Kefasihan bicara Qiao An membuatnya sangat bangga.