Unduh Aplikasi
70% Memburu hasrat 3 Bidadari / Chapter 7: Kerinduan Tante ku

Bab 7: Kerinduan Tante ku

Hampir 1 bulan semenjak terakhir aku bertemu Tante Ina, VC terkadang kita lakukan, ada kalanya dia sengaja memperlihatkan apa yg dia kenakan malam itu saat hendak tidur, terkadang saat baru selesai mandi, atau sengaja aku Video Call saat dia pulang kerja dan ingin pergi mandi, aku minta tetap di nyalahkan seolah aku ada di kamar mandi itu, menonton dia mandi, Tante ku tak mau memberikan foto sexy dirinya, dia takut kalo itu akan jadi masalah buat aku, seandainya sampai papa atau mama ku lihat, padahal diam-diam aku melakukan Screenshot dari VC yg kita lakukan. Sekedar melepaskan birahi ku di kamar mandi, dengan tangan ku sendiri, pernah juga Tante Ina minta melihat ku saat mandi, sengaja aku melakukan Onani sambil melihat ke dirinya yg aku minta untuk membuka bajunya, bra nya bahkan aku pernah meminta dia polos. Hampir setiap hari saat telepon atau sekedar chat aku minta Absen, sedang pake baju apa, celana apa, bra warna apa dan CD warna apa? Aku menikmati pertanyaan itu, membayangkan ada di dekatnya, dan saat di cros cek aku VC dia memperlihatkan semua, walau tak sampai di lepas, terkadang saat di kantor aku juga absen dia, dan dia selalu memberikan data yg sangat terinci, seperti ketika ku tanya warna CD nya dia bilang hitam transparan, berenda jenis G-string, sepertinya bisa memaklumi ketika harus berpacaran dengan aku anak 1 SMA dengan libido meletup-letup, meski begitu tetap saja kita tak mampu mengurangi gejolak hasrat yg ada, seperti sore ini, di hari Jum'at jam 15:30 biasanya Tante sudah persiapan buat pulang, aku sematkan chat dengan Tante

"Kangen.." hanya itu yg ku tulis

"Aku juga kangen" ada balasan dari Tante

"Yuk cepetan pulang aku mau VC"

"Hayu.. aku udah siap-siap"

"Absen dulu" pinta ku

"Iiih..ga liat sendiri aja nanti di rumah"

"Mau tau dulu" tulis aku

"Hari ini aku pake Bra warna blue black dan Sama kaya CD nya, hari ini aku pake ke sukaan kamu G-string"

"Uuuuhhh... "

"Tuh kan jadi mau.."

"Yuk..cepet pulang,tungguin aku di kamar" aku membayangkan di kamar Tante, sedang menunggu ku dengan baju rumahan yg menggairahkan

"Beneran ya aku tungguin" dan ada icon love, setalah ojek berhenti di depan rumah ku, ada mobil putih parkir di situ, pintu depan terbuka, papa belum pulang, tinggal satu tebakan aku, pasti temen mama, benar saja Sura mama terdengar sedang asik bercerita, sepintas aku lihat mama sedang asik bercerita di pantry, kawan mama duduk di kursi tinggi membelakangi ku, segera aku mengucapkan salam dan menghampiri mama,

"Assalamualaikum.." ucap ku

"Waalaikum salam, nah nih Daniel baru pulang" jawab mama dan temannya sambil menoleh ke arah ku, aku terkejut perempuan yg mengenakan kemeja putih dan celana katun abu-abu ini.

"Haiii...Aa"

"Tante Ina, kapan Dateng?" Aku segera memeluk Tante, karena memang tangan Tante langsung terbuka lebar saat menghadap aku, dia mencium pipi ku, agak lama dia menahan pelukannya aku juga membiarkan itu, gejolak birahi ku terpancing, dan ternyata benar Tante Ina memakai Bra warna blue black,

"Tante nginep kan?" Tanya ku segera sambil mencium tangan mama, dan duduk di sebelah Tante Ina.

"Iya, tapi ga bisa lama, malam Minggu ada acar di Mandarin hotel, mungkin langsung pulang ke Bandung" jawab Tante sambil menatap ku penuh arti. Aku mencari makna tapi tak menemukan.

"Oh..kirain. Cuti" wajah ku agak kecewa.

"Nanti ya kalo cuti kita jalan-jalan, kamu kan belum nyobain naik mobil yg kamu pilihin buat aku kan?" Tante coba menghibur ku,

"Oh iya..itu yg di depan ya Tante" aku jadi teringat saat memilih mobil itu.

"Iya itu, mandi sana, nanti Anter aku ke Senayan city" jawab Tante,

"Boleh ma? " Tanyaku sepontan ke mama, sudah pasti boleh, dan mama mengangguk sambil senyum,

Aku mengenakan kemeja hitam santai dan celana pendek PDL juga sepatu sneakers Bersol rendah, Tante tidak mengganti bajunya, dia bilang nanti aja pulang dari Senayan baru mandi, di dalam mobil aku segera bergejolak, tapi masih bisa ku tahan sampai ke luar perumahan , segera Tante aku peluk dan aku ciumin apa aja yg bisa aku cium, pipinya , bibirnya, matanya keningnya rambutnya telinganya lehernya aku memeluk erat tubuhnya..

"Aduuuuhhh..tolong..aku mau di perkosa" dengan wajah senyum ke arah ku.

"Kenapa engga bilang-bilang sih" jawab ku sambil tangan ku masuk ke dalam kemejanya meremas bra nya dan mencium lehernya

"Iiiihhhh Aa.. jangan gini, aku juga jadi horny nih" Tante berusaha menghindar serangan aku.

"Aku mau ML iiiihhh " pinta ku langsung ke Tante. Tante senyum menatap ku,

"Bisa ga, pura-pura dulu, basa-basi tanya kabar, apa kek, tentang mobil kek" sambil wajahnya cemberut manja.

"Abis kangen banget, lagian aku di bohongin" jawab ku sambil tetep jari tangan mencari puting di balik bra nya.

"Aku bohong apa?, Cuma engga bilang aku tunggu kamu di rumah kamu aja kan" jawab Tante jujur.

"Auuuhhh...Aa, iiih tanganya nakal banget sihh" aku mencubit putingnya karena gemes

"Duduk dulu diem bentar bisa engga?" Tante mengeluarkan tangan ku dari dalam bra nya. Dan melihat apakah cincin yang dia berikan masih berada di jari ku. Aku selalu memakai cincin itu. Ina langsung bercerita.

"Sabtu dan minggu aku udah pesen kamar di Hotel Mandarin,"

"Beneran?" Potong aku

"Dengerin aku dulu Aa." Protes Tante

"Iya sok" sambil aku mendekat duduknya

"Jadi nanti Sabtu siang aku ijin ke mama untuk pamit ke Mandarin dan langsung ke Bandung, nah kamu bilang engga bisa Anter aku ya, kamu ijin nginep ke rumah siapa kek Minggu malem pulang." Atur Tante

"Ok, terus?" Tanya ku

"Iya Sabtu dan Minggu kita nginep bareng" sambil Tante senyum ke arah ku.

"Hmmm.. asik banget nih" gumam aku

"Kamu kabarin aku bisa atau engga nya ya" Tante diam sejenak

"kalo engga bisa, kita pergi bareng aja, tetep ke Mandarin tapi engga nginep" lanjut Tante

"Ok,kayanya bisa deh" jawab ku sambil mesem-mesem ke arah Tante, Tante mencubit hidung ku. Dan memeluk ku erat

" Kamu beneran lagi pake G-string ??" Sambil aku melihat ke arah celana katun abu-abu nya. Tante membalas dengan tatapan mata ke atas dan geleng-geleng sambil menghela nafas.

" Iiih aku mau liat sayang.." sambil aku memegang lengannya memohon.

"Nanti mau lagi?" Sambil Tante mengusap rambut ku.

"Emang kenapa kalo mau?" Tanya ku menangkap tangan Tante dan menciumi punggung tangannya dan telapak tanganya.

"Aku engga mau ML di mobil, maunya yg romantis di tempat tidur, dan mau beberapa kali" jawabnya dengan wajah manja. Aku tersenyum dan setuju dengan idenya.

"Tapi nanti malam aku ke kamar kamu ya" pinta ku memohon.

"Mau ngapain ke kamar aku?" Tanya Tante sambil tangannya mengelus pipi ku

"Mau tidur sambil peluk kamu aja"

"Yakin... Pasti ujungnya minta ML" Tante sudah membaca pikiran ku

"Aku jadi pengen banget, kalo udah liat kamu deket gini, engga kuat nahanya, dari pada aku onani di kamar"

"Engga ah..engga boleh begitu sering-sering" cegah Tante

"Makanya...bolehin ya" aku menyudutkannya

"Iya liat sikon nanti malam" Tante tak berani berjanji.

"Pintu jangan di kunci, aku dateng kalo papa mama udah tidur" jawab ku meyakinkan Tante.

"Iya" jawab Tante sambil mencium ku.

Ternyata Tante mengajak aku pergi hanya ingin bercerita tentang rencananya, dan kita hanya makan dan minum kopi, Tante membeli beberapa kaos dan satu set underwear hasil pilihan aku, berwarna putih dan agak transparan, akan terlihat sexy kalo Tante pake itu, dan kita pulang ke rumah.

Setelah makan malam bersama di rumah, mereka asik bercerita tentang berbagai hal, momen ini aku pakai minta ijin papa mama untuk menginap di villa tempat temen ku Aditya, dia ulang tahun, mama awalnya engga ngasih ijin, karena harus menemani Tante ku acara kantor, karena sudah jauh datang ke Jakarta aku engga nemenin, seperti sebuah drama, aku bilang udah janjian jauh hari sebelumnya, dan Tante juga ikut di drama itu, seolah tidak apa-apa kalo memang Daniel harus pergi ke acaranya, papa sempat memastikan ke Tante Lina, apa itu tidak masalah, bila Tante harus pergi sendiri, atau bila perlu papa yg temenin, Tante bilang engga usah dan tidak masalah, akhirnya papa dan mama setuju dengan ijin ku, dengan alasan Tante tidak buat janji dulu sama aku, batin ku bersorak aku yakin Tante juga begitu, makanya tak ada wajah kecewa di gambarkan di wajah Tante,sebentar aku ikuti drama itu, karena aku selalu saja memandang Tante dengan hasrat yg menggebu-gebu, aku pilih masuk kamar ku saja, dari pada ada orang lain melihat tatapan seolah ingin melahap tiap jengkal tubuh Tante ku, Tante ku sempat menangkap itu, saat aku pamit ijin ke kamar, dia hanya senyum menatapku, aku sempat bilang.

"Maaf ya Tante, lain kali aku janji temenin Tante" aku menatapnya tulus

"Iya engga apa-apa, tapi beneran ya lain kali" jawab Tante sambil cemberut manja

"Iya aku janji" jawab ku senyum melihat wajah Tante di buat cemberut. Papa mama ikut senyum, aku ngeloyor pergi ke kamar yg ada di atas, aku tau kamar tamu bersebelahan dengan kamar ku hanya terpisah kamar mandi, di kamar tamu ada kamar mandi, ruangan lantai 2 ini hanya terdiri dari tempat baca atau belajar, dua kamar satu kamar mandi dan teras santai di luar, di sudut ada ruang cuci baju dan tempat jemur, papa mama di kamar bawah, kamar satunya untuk adik-adik ku, boleh punya kamar sendiri saat SMP nanti.

Aku buka PC segala macam aku buka, atau main games menunggu ruang tengah sepi, sekitar jam 9:30 malam, kudengar sudah tak ada percakapan dan tawa dari ruang tengah, tak lama berselang, pintu kamar ku di buka pelan, wajah Tante tersenyum sambil meletakan satu jari ke bibirnya, pertanda aku tak boleh berisik, aku menghampiri tanpa mematikan PC,

"Satu jam lagi, kamu bisa ke kamar aku, tapi pastiin dulu kalo papa mama udah tidur" Tante berbisik

"Iya" aku menganggukan kepala, dan mengecup bibir Tante, karena sudah dekat sekali wajahku dengan wajah Tante, dia mencubit hidung ku, lalu pergi ke kamar tamu. Tak sabar aku menunggu 1 jam apa pun yg kulakukan salah tak fokus lagi pikiran ku, baru 30 menit aku keluar kamar, lampu sudah padam sebagian hanya lampu kecil di beberapa sudut ruangan, aku ke dapur untuk ambil minum, sengaja melewati kamar papa mama, yg sudah mati lampunya, dan menempelkan telinga ke pintu, tak terdengar suara, hanya dengkuran kecil pertanda salah satu sudah tidur. Aku perlahan meninggalkan kamar papa mama, dan naik tangga langsung coba membuka pintu kamar tamu, lampu masih menyala saat perlahan aku buka pintu ternyata Tante tak ada di kamar nya, tapi aku mendengar suara air di toilet kamar tamu, aku langsung duduk di tempat tidur, tak lupa mengunci pintu aku biarkan Tante di Toilet, aku duduk bersandar sambil memeluk bantal, di sandaran tempat tidur, otak ku sudah melayang kemana², akhirnya pintu kamar mandi terbuka, Tante memakai kimono mandinya, saat menatap ku dia terkejut , sampai memegang dadanya sepertinya dia tak menyangka aku sudah hadir, wajahnya pucat dan jongkok di depan pintu kamar mandi, aku menghampiri, karena wajahnya begitu terkejut, aku merasa bersalah.

"Maaf..bukan mau ngagetin" dengan suara yg hampir berbisik,aku ikut jongkok dan memeluknya

"Kamu.. iiihh, bikin kaget aja" wajahnya memelas sambil tersenyum di paksa. Dia memeluk aku, dan aku ajak bangkit dari jongkoknya aku bimbing ke pinggiran kasur untuk duduk, aku berdiri dengan tumit di hadapannya, aku kembali peluk dia, terasa dada yg berdebar, entah apa yg ada dalam pikirannya tadi, aku ambil air yg tadi ku bawa dari bawah, memberikan kepada Tante, Tante minum sambil senyum, kulihat sudah lebih baik aku suruh sandaran di tempat tadi ku bersandar, aku tambahkan bantal di punggungnya, terlihat sekali dia lemas, aku duduk di sebelahnya, rasa sayang ku mengalahkan birahiku, tiba-tiba hilang, yg ada aku khawatir dengan kondisi Tante.

"Kenapa sampe kaya gitu kagetnya" tanya aku dengan suara lirih

"Engga tau, kan aku engga berani tidur sendiri," jawab Tante sambil wajahnya berangsur membaik.

"Loh di Bandung,kamu tidur sendiri?" Tanya ku bingung.

"Ada Ica atau Oca yg suka nemenin, terkadang Ninik" jawab nya sambil menutupi wajahnya.

"Ooohhh" jawab ku mengerti sekarang

"Kemarin kan ada kamu"

"Oh kamu penakut ya.."ledek aku mulai santai karena dia tampak malu mengatakan semua itu. Dia mencubit pinggang ku.

"Iiiiihhhh, engga" dengan wajah memerah, aku peluk dia, dan dia memeluk aku.

"Ya udah aku temenin, tapi aku mesti matiin PC dulu" jawab ku sambil bangkit dari kasur,

"Iiih..ikut" Tante ikut bangkit dari tempat tidur tidak mau di tinggal sendiri. Aku mematikan PC ku dan lampu utama, menyalakan lampu tidur, dan mengunci kamar dari luar, Tante tak mau pergi jauh dari aku, dan kita masuk kamar tamu, aku matikan lampu utama dan sebelumnya menyalakan lampu tidur,

"Engga mau ganti"tanya ku melihat dia masih memakai kimono mandi, dia hanya menggelengkan kepala. Aku duduk bersandar di sebelahnya, dia tidur di sebelah aku dengan kimono mandinya aku tarik selimut, menutupi sebagian nadanya, mungkin karena AC atau habis mandi Tante terlihat nyaman di balik kimono dan selimut, aku ikut memeluk dia, sayang ku sangat besar kepadanya, bukan sekedar pemuas nafsu, tapi dia telah membuatku merasa menjadi lelaki sejati, yg mampu melindungi dirinya, ada kalanya aku harus bisa menjadi lelaki sejati yg bisa melindunginya atau memberikan rasa nyaman, ada kalanya aku yg bermanja-manja dengan dia, atau sebaliknya, ada kalanya kita memacu hasrat birahi, aku harus bisa jadi apapun yg dia butuhkan.

"Maaf ya" suara lembutnya memecah ke sunyian malam itu, aku mencari arti kata yg keluar dari bibirnya itu.

"Maksudnya, maaf buat apa?" Tanya ku bingung, dia tak menatap ku,hanya merapatkan pelukannya, dan menyilangkan kaki dipahat ku, kepalanya ada di dada ku.

"Mestinya aku yg minta maaf sama kamu, karena bikin kamu kaget, hingga jadi gini" aku coba menjelaskan.

"Engga kok, cuma aku nya aja yg penakut" dia mulai menatap aku perlahan.

" Ya udah ga ada yg perlu minta maaf kalo gitu," jawab ku sambil tersenyum.

"Tapi jadi ngerusak mood kamu, harusnya kita lagi ngelepas kangen" dia coba menjelaskan kenapa meminta maaf tadi.

"Mood aku engga rusak, aku cuma butuh selalu ada Deket kamu, ada di Deket kamu bikin aku nyaman dan meras berarti"

"Kamu engga marah?" Dia menatapku dalam.

"Tante aku yg cantik, aku tuh sayang kamu, kangen kamu, dan suka segala yg kamu punya, jadi engga ada ruang buat marah sama kamu" balasan dia malah mencibir mengeluarkan lidahnya.

"Gombal" sambil wajah nya menatap ku dalam, aku mencium bibirnya dia membalas coba menari lidahnya, aku malah menggigit gemes bibir nya, aku tau dia coba bangkitkan kembali hasrat ku. Cuma sekedar memastikan agar aku tak kecewa.

"Auuww" mukanya cemberut, malah bikin dia makin cantik, aku suka saat dia manja pada ku, aku merasa lebih dewasa dari dirinya, aku peluk erat tubuhnya.

"Iiiihh... panas badan kamu" berusaha menolak aku peluk dengan gerakan seolah ke panasan. Dia melepas kimononya, kini tubuhnya polos, "uuuh indahnya tubuh ini, semua masih sama dengan ketika kita tidur di Bandung kemarin" batin ku berkata.

Kembali dia memeluk ku dalam polosnya, kakinya masuk ke selangkangan aku tanganya memeluk pinggang ku, dadanya ada di antara penis ku yg mulai bergerak perlahan dia meletakan kepalanya di dada ku seolah tak peduli dengan apa yg terjadi dengan ku, dadanya sesekali menggoyang hingga penisku terasa terjepit di dadanya, mulai makin mengembang,

"Aku juga mau polos" jawab ku sambil melepaskan celana dan kaos ku, terlihat sudah setengah memanjang, dia tetap tak peduli, kembali memeluk ku, persis seperti tadi, sengaja malah dia meletakan penis ku di tengah dadanya, kaki ku di jepit rapat ke vaginanya yg mulai menghangat.aku tak akan memulai untuk bercinta kalo bukan dia yg meminta, aku takut dia tidak sedang ingin bercinta, selama ini, dia tak pernah menolak ku untuk bercinta, selalu dia menerima, kali ini aku mau dia yg meminta. Aku mulai menyamakan posisi tidur, dia tetap memeluk aku, kini tanganya mulai menggenggam penis ku dan di tempelkan di perutnya, sambil mengelus-elus, aku hanya memainkan rambutnya dan mengelus pundaknya, karena aku tak mau memulai aku tetap diam tak membuat rangsangan, ku dengar nafas nya mulai teratur, elusan di penis ku mulai sesekali berhenti. Aku menarik selimut menutupi badannya hingga sebatas leher, mungkin dia lelah di tambah jantungnya berdebar tadi, kini aku yakin dia mulai tertidur, elusan itu berhenti, nafasnya mulai teratur. Aku menyayangi mu Tante Ina batin ku membisikan ke relung hati terdalam.

Aku bermimpi, mandi di bathtub sebuah kerajaan, banyak bidadari yg mengurusi aku mandi, ada yg menggosokkan tangan ku, badan ku, kaki ku dan ada juga yg mengelus-elus membersihkan penis ku, terasa nikmat sekali, dan bidadari itu menjilati penisku dari atas hingga pangkal dan buah zakarku, hangat terasa, kenikmatan itu, tangan lembut itu mengurut lembut, sesuai arah mulutnya menghisap nikmatnya makin terasa nyata, tak lama bidadari itu mulai memasukan perlahan ke vaginanya perlahan, "aaahhhhh..." Rasa itu semakin nyata, iya nyata...ada tubuh di atas pinggangku, ini nyata batin ku bergejolak,

Aku buka mata, Tante ada di atas tubuh ku, wajahnya tersenyum, penis ku sudah masuk sempurna ke vagina Tante, tak menunggu lama Tante langsung menari, gerakannya perlahan seperti mengurut lembut penis ku, tak bisa ku ceritakan dengan sempurna urutanya begitu nikmat, entah ada apa di vagina Tante, selalu bisa menjepit penisku dengan sempurna, melihat Tante menari perut di atas perutku, bagai menyaksikan penari striptis di panggung, perutnya yg rata menampilkan pemandangan indah, vaginanya yg "tembem" berisi, melahap semua penis ku yg panjang, tak tersisa, melihat dia menari, payudara nya yg indah bergoyang menantang, aku tak tahan membiarkan puting bersih berwarna ping memanggil, aku segera menghisap dan menjilati puting itu, semakin cepat tariannya aku tak kuasa menerima pijitan yg di lakukan vagina milik Tante, semakin ku rangsang semakin cepet dia menggoyangkan pinggulnya semakin cepat lagi, aku melihat tanda-tanda itu, klimaks hampir ia dapatkan, aku bantu menggoyangkan pantatnya yg lincah, karena aku mulai terasa ada yg menyentak dan berdenyut, dan

"Aaaahhhhhhh..."

"Auuuwwwhh.." kita bersamaan mencapai klimaks dalam bercinta. Dia tak mencabut penis ku, membiarkan semua tumpah di dalam vaginanya, Ina jatuh tertidur di tubuh ku, memeluk ku erat

"Sayang... Enak bangettt" matanya yg sayu menatap ku

"Uuuhhh, kangen banget sama rasa ini" jawab ku sambil mengecup keningnya.

"Jam berapa ini?" tanya ku kaget khawatir papa mama udah bangun.

" Jam 3" sambil Tante menatap jam di sebelah meja kecil dekat lampu tidur di sisi ranjang.

"Kamu engga tidur??" Tanya aku sambil memeluk tubuh nya di atas tubuh ku

"Tadi ke bangun, terus liatin kamu, di pegang Michael nya malah bangun ya udah aku ajak main. Abis kangen." Jawab nya santai.

" Aku ngimpi di mandiin bidadari, eh pas bangun bidadarinya lagi menari di perut ku" ledek aku sambil meremas pantatnya yg montok, penis ku masih tertanam di situ dan mulai tidur perlahan.

"Iiiihhh... " Sambil pantatnya di gerakan saat di remas aku, otomatis mengurut penis ku perlahan.

"Kenapa kamu engga bangunin aku saat ketiduran" sambung Ina

"Takut kamu capek, buktinya langsung tidur" jawab ku

" Kalo aku engga bangun, kamu engga akan bangunin aku" dia menatap ku

"Engga.."

"Trus engga kangen ML sama aku?" Tanya Ina mendesak

" Aku kangen kamu, bukan cuma ML nya, tapi ada di Deket kamu, udah bisa bikin aku bahagia" dia mencibir,

"Aa tuh tukang gombal ya, bikin cewek-cewek GeeR " dia memandang ku melotot lucu.

"Cuma sama kamu aku bisa ngomong apa adanya," sambil ku rebahkan dia di samping ku, aku menikmati wajahnya yg cantik, dia bercerita tentang rencana pagi nanti dan aku hanya mendengarkan sambil menikmati momen itu, bersamanya.


Load failed, please RETRY

Status Power Mingguan

Rank -- Peringkat Power
Stone -- Power stone

Membuka kunci kumpulan bab

Indeks

Opsi Tampilan

Latar Belakang

Font

Ukuran

Komentar pada bab

Tulis ulasan Status Membaca: C7
Gagal mengirim. Silakan coba lagi
  • Kualitas penulisan
  • Stabilitas Pembaruan
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • Latar Belakang Dunia

Skor total 0.0

Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
Pilih Power Stone
Rank NO.-- Peringkat Power
Stone -- Batu Daya
Laporkan konten yang tidak pantas
Tip kesalahan

Laporkan penyalahgunaan

Komentar paragraf

Masuk