"Ini saatnya merayakan." Ayah berkata dari belakangku. Lalu, ia perlahan berjalan ke arah Ethan dan meletakkan satu lengan di bahu putra tertuanya dengan senyuman lebar di wajahnya. "Setelah menunggu yang lama, akhirnya aku akan mendapatkan cucu lelaki pertamaku." Ia berseru, dipenuhi dengan kebanggaan.
Ethan dengan penuh kasih menatap istri yang tangannya dia pegang. Pipi Elisa memerah bagaikan tomat saat mendapatkan tatapan penuh kasih dari suaminya. Dia memeras tangannya dan menghadiahkan senyuman lembut dan melelehkan hati.
Gestur sederhana tersebut menggugah senyuman indah di wajah Ethan. Ia mendekat untuk mencium dahi Elisa namun Elisa mengelak dengan pandangan menegur seolah ingin mengingatkannya bahwa mereka tidak sendirian. Dia menjawab, "Jangan khawatir, mereka tidak keberatan," lalu mencuri ciuman dari pipinya, membuat Elisa merasa malu. Ethan mendapatkan pukulan lembut di rusuknya dengan siku Elisa.