Pria itu terkejut melihat mereka. Dia berencana menyelundupkan Abigail keluar rumah melalui pintu belakang, tapi penjaga Abigail sudah tiba untuk menghentikannya. Bagaimana mereka tahu tentang rencananya? Ada sedikit rasa takut di wajahnya.
Penjaga dan sopir juga sangat waspada; mata tajam mereka mengawasi setiap gerakan si preman. Dengan senjata ditarik, mereka berdiri dengan hati-hati.
"Lepaskan senjatamu," gertak pria itu, mengacungkan pisau ke arah tenggorokan Abigail. "Kalau tidak, aku akan sayat lehernya."
Mereka menatap Abigail dan kemudian perlahan menurunkan senjata mereka, meletakkannya dengan lembut di lantai. Ketegangan antara kedua pihak terasa saat mereka saling berhadapan, masing-masing menunggu yang lain untuk bergerak.
"Kamu tidak bisa keluar dari sini," ujar penjaga itu. "Kamu akan tetap ditangkap. Lepaskan dia dan menyerahlah. Nyawamu akan dijaga." Dia menatap Abigail dan kemudian melihat ke kaki pria itu seolah-olah memberi isyarat sesuatu kepadanya.