Sampainya galang dan kedua temen kelasnya, galang pun kaget ketika melihat arah lapangan basket, yang terdapat begitu banyak murid yang sedang dalam posisi push up tanpa menyentuh tanah.
Sedangkan dirga, dimas, lion, dan para temen sejolinya lion sedang dalam push up, ntah sampai berapa dia melakukan push up tanpa berenti sebentar pun.
"Galang sini kamu, dan kalian berdua ambil posisi kembali, seperti temen kalian" Ucap pak kepala sekolah dengan penuh amarah, galang yang di panggil pun langsung menghampiri pak kepala sekolah.
"Liat nih temen kalian semua, kalian tidak ada sama sekali menjaga solidaritas sesama temen sekolah, bagaimana kalian di luar sekolah, jadi apa kalian" Ucap pak guru memarahi semuanya.
"Maaf Pak, tapi saya baru datang" Ucap galang menunduk ketakutan di hadapan pak kepala sekolah.
"Kamu tahu kenapa bapak perlakukan teman-teman kamu semua" Tanya pak kepala sekolah pada galang, galang hanya menggeleng kan kepalanya, karna emang belum paham apa maksdunya.
"Liat tuh temen kamu yang sedang berdiri, mereka sudah seperti jagoan di kelas ini" Ucap pak kepala sekolah menunjuk ke arah temenya yang sedang berdiri, galang pun langsung melirik sebentar ke arah yang di tunjuk pak kepala sekolah, lalu galang kembali menunduk.
"Kalian nih sebentar lagi pengen lulus loh, kamu juga lion, Dirga, kalian berdua sudah saya berikan biaya sekolah karna kalian sudah mengangkat nama baik sekolah, kenapa kalian seperti ini" Ucap pak kepala sekolah masih memarahi.
"Cape saya sama kalian, tolonglah jadi contoh untuk adik-adik kelas kalian, tahan dulu sampai kalian lulus, untung sama saya kalian saya tanggung masalah ini, coba kalau di sekolahan lain, kalian tidak ada harapan untuk lulus, paham kalian".
" Paham pak"jawab semua murid.
"Sekarang udah jam delapan, silahkan kalian kembali ke kelasnya masing-masing, tapi kamu galang, bapak mau ngomong sedikit sama kamu di ruang kantor" Perintah pak kepala sekolah.
"Baik Pak" Jawab galang sopan.
Akhirnya mereka pun lega, karna mereka sudah bisa kembali ke kelasnya masing-masing, mereka pun bersalaman pada kepala sekolah, lalu meninggalkan lapangan basket itu.
Kemudian pak kepala sekolah pun melangkah kembali ke ruang kantor, begitu pun yang di susul oleh Dirga.
Sampailah pak kepala sekolah dan galang di ruang kantor, galang sedikit panik, ntah apa yang akan pak kepala sekolah bicarakan padanya.
Tapi dengan percaya diri dan ketegasan galang, galang menenangkan dirinya agar tidak gerogi.
"Silahkan duduk galang" Perintah pak kepala sekolah.
"Baik Pak" Jawab galang.
"Bapak mau tanya, apa sebelumnya kalian ada masalah sama lion" Tanya pak kepala sekolah pada galang dengan serius.
Deg
Tiba-tiba jantung galang berdetuk kencang saat pak kepala sekolah bertanya seperti itu, bahkan pertanyaan nya tepat sekali sama kejadian masalah galang, waktu itu dia pernah memukuli lion.
"E-ngga kok pak gak ada" Jawab galang senyum, tapi galang tetep berbohong.
"Jangan bohong kamu" Saut pak kepala sekolah dengan wajah marah.
"Kalau kamu bohong, nanti bapak tau masalahnya apa, kamu mau saya cabut biaya siswa nya" Ucap pak kepala sekolah lagi.
"E-engga pak" Jawab galang panik sambil menunduk.
"Yudh jelaskan, apa masalahnya"
Galang pun langsung menjelaskan permasalahanya pada pak kepala sekolah, dari awal sampai terjadi seperti ini.
Begitu pun pak kepala sekolah menceritakan pada galang yang terjadi pada pagi itu, sampai pak kepala sekolah menghukum 2 kelas sekaligus.
"Ya sudah, kalau seperti itu, silahkan kamu kembali ke kelasnya" Ucap pak kepala sekolah.
"Baik pak Terima kasih" Jawab galang, lalu menyalami tangan pak Kepala sekolah dan menciumnya, kemudian galang keluar dari ruang kantor langsung menuju kelasnya.
Sampailah galang di kelas, lalu dia langsung masuk dan menuju ke tempat bangkunya.
Temen kelasnya yang melihat galang masuk kelas pun hanya bisa terdiam tidak bisa berbicara Apa-apa, apalagi bertanya.
Mereka tahu, seperti apa sifat galang jika dia mengetahui sebuah masalah, apalagi bermasalah sama Kepala sekolah, dia pun tidak ingin sampai dia lulus terjadi Apa-apa padanya.
Setelah beberapa menit setelah galang di panggil oleh pak kepala sekolah, waktu istirahat pun tiba.
Temen kelas galang yang lainya pun keluar kelas untuk menuju kantin, namun beda dengan rena, mita, Dirga dan dimas.
Mereka masih duduk di tempat bangkunya masing-masing.
"Lang" Tanya Dirga
Namun galang hanya diam dan meninggal kan ruang kelasnya, ntah mau pergi kemana galang tuh.
Yang pasti galang tidak mau di ganggu dulu, begitu pun temennya yang melihat galang pun hanya membiarkan galang keluar kelas.
"Gwa merasa bersalah ga, sama galang" Ucap dimas pasrah.
"Udah-udah lagian kan bukan kalian yang mulai-mulai" Saut mita menangkan temenya.
"Nanti gwa yang berusaha ngobrol sama galang, ok" Ucap mita senyum.
"Kalian di sini aja, gwa mau nyari galang" Ucap mita lagi, yang langsung berlari keluar kelas.
Setiap tempat sudah mita cari, bahkan sampai ke sekolahan anak-anak SMP pun galang tidak ada.
Namun mita tidak menyerah, hanya satu-satu nya dia meberanikan diri untuk temenya supaya bisa kembali seperti biasa.
Mita yang berhenti sejenak di depan gerbang, tiba-tiba pikiran mita pun muncul.
"Oh iya, coba ahh gwa cari di luar sekolah, kali aja ada" Gumam mita dengan ide cemerlangnya.
Mita pun langsung melangkah keluar gerbang, dari pedagang ke pedagang, mita pun tidak melihat keberadaan galang berada, setau mita di luar gerbang hanya penjual keliling saja yang mampir di sekolahan, selain pedagang keliling tidak ada lagi toko-toko di deket sekolahan.
Mita yang pasrah, mengurungkan dirinya untuk kembali ke kelas lagi.
"Gimana mit, dah ketemu galang" Tanya rena pada mita yang melihat mita hendak masuk kelas.
"Belum" Jawab mita lemes, ia pun langsung duduk di bangkunya.
"Sabar mit, gwa tau kok lu kawatir tapi tenang, dia gak apa-apa mit" Ucap rena meringis.
"Dih apain sih ren" Saut mita cemberut tapi sedikit salah tingkah.
"Dih, dih saltingnya jelek banget, ahahah" Ucap rena ketawa.
"Udah sih ren, lagi begini lu malah di bercandain" Saut dimas kesel mengarah ke rena.
"Iya, iya dim, sorry" Jawab rena nunduk.
***
Kringgg, kringgg, kringgg
Bek pulang pun telah berbunyi, para murid pun segera pulang ke rumah nya masing-masing.
Selama kejadian masalah tadi pagi, sampai waktu pulang tiba pun, galang hanya terdiam, di tanya berbagai pertanyaan oleh temen sekelasnya pun galang hanya tetap diam.
Pada akhirnya galang pulang bersama adiknya segera mungkin, hingga adiknya mengajak galang mengobrol dalam perjalanan pulang saja, tidak ada balasan dari galang.
"Bang, kenapa sih kok aku ngomong gak ada jawaban" Tanya gita heran.