Unduh Aplikasi
33.33% KEKASIH PANGGILAN / Chapter 10: chapter ~ 9

Bab 10: chapter ~ 9

Linalin tidak berani bersuara walaupun masih tertanya tanya di fikirannya , sesudah selesai berhias ia di bawa keluar

Saat menuruni tangga Linalin melihat Brent dengan jas black sedang duduk di sofa .

" Sudah siap tuan muda " sapa pembantu itu.

Brent mengangguk sementara ibu jari nya mengesir skrin telefon sambil berdiri. Ia terpaku seketika di saat melihat Linalin lalu dengan cepat membuka langkahnya.

" Setelah semua selesai, saya akan hantar kamu pulang " ucap Brent.

" Lalu kita pergi ke mana?" Terkejar-kejar Linalin menyusul.

" duh!.."Tiba tiba terhantuk kepalanya di belakang Brent.

" Makan malam " menoleh melihat Linalin yang sedang menekan dahinya kerana sedikit pening.

" Jangan banyak tanya lagi ..ikut sahaja " suara tegas Brent , terus membelakangi Linalin menuju ke tempat keretanya.

Linalin memandang tajam laki laki itu yang sudah mendahului nya , sedikit kecewa kerana tidak di benarkan untuk bertanya lagi.

Di pintu masuk utama berdiri seorang wanita kelihatan elegan berpakaian dress bodycon sampai betis di panggil Auntie Betnie wanita sosialis hanya berteman dengan pengusaha kaya.

Ketibaan kereta Brent di rumah itu membuat Seluruh tamu terpaku menanti kemunculan Brent begitu juga Auntie Betnie yang bercampur dengan cemas.

" Ternyata betul betul datang " rungut Auntie Betnie berpaling muka merasa jijik tetapi tetap mempertahankan wajahnya agar tidak ketahuan.

" Eh !..apa kabar anak buah. ? " Auntie Betnie berpura pura senang kedatangan Brent lanjut mata nya melihat Linalin yang sedang terkejar di belakang Brent.

Wanita itu memandang dari atas hingga ke bawah penampilan Linalin.

Di sedari Linalin ia pun mengekori arah pandanga auntie Betnie dari kepala nya sampai ia terhenti di kakinya , Linalin baru sedar ia menggunakan kasut yang sama semasa di tempat kerja.

" Ops !..maaf Saya lebih suka guna kasut " lugas Linalin walaupun sedikit malu .

Terukir senyuman Brent melihat Linalin yang berusaha menutup malu , Brent sendiri terlupa menyuru pembantunya memesan heels . Senyum itu terhenti menyedari auntie Betnie melihat tajam ke arahnya.

Tanpa berlanjutan Brent terus masuk melewati auntie Betnie tidak lupa juga Linalin yang sedang berusaha cool berjalan di sisi Brent . Perarakan kedua orang itu di lihat para tamu ada juga beberapa tamu yang cuma menyapa Brent malahan tidak dipedulikan nya.

" Bebas makan , di situ ada makanan ..dan jangan jauh nanti kamu sesat .." kata Brent sambil menunjuk meja makanan dengan dagunya.

Mengerut kening Linalin mendengar kata sesat

" Fikir saya budak .. sembarangan ..." Guam Linalin perlahan melangkah menuju meja makanan.

Brent berpura-pura tidak mendengar rungut Linalin sambil matanya mengejar tujuan langkah Linalin.

Hampir dua jam Linalin duduk di salah satu kerusi la meneguk white wine dan melihat sekelilingnya, terlihat juga Brent di sekumpulan beberapa laki laki sibuk berbual .

" Ini pertama kali nya Brent membawa seorang perempuan. "

Suara itu mengejutkan Linalin secepatnya Linalin menoleh ke sisi melihat auntie Betnie yang sudah duduk di sebelahnya.

" Ooh..." Balas Linalin sambil mengangguk lalu reaksi wajah seperti tidak berminat.

Merasa kesal auntie Betnie terlihat di wajahnya kerana tidak mendapat berita yang ia inginkan.

" Nama kamu siapa ...apa kamu kekasih Brent ? " Auntie Betnie mencuba lagi agar membuat Linalin menceritakan lagi banyak.

" Masa untuk pulang "

Tiba tiba suara Brent kedengaran membuat Linalin dan auntie Betnie teralih memandang Brent yang sudah berdiri di hadapan mereka.

" Maaf ..." Ucap Linalin sambil mengangguk memandang auntie Betnie.

" Ah.. baiklah " auntie Betnie memaksa suaranya keluar menjawab .

Kerana tidak ingin diketahui menyelidik peribadi Brent secepatnya auntie Betnie mengubah reaksi wajah seperti seorang yang penyayang .

Brent sudah lama mengtahui auntie Betnie berpura pura penyayang , kerana ia tahu sifat sebenar auntie Betnie yang menginginkan hak warisan. Setelah kematian mama dan papa Brent ,auntie Betnie memcerikan langsung suaminya kerana ingin merebut warisan .

Semuanya sudah di selidiki Brent ,tamu tamu yang datang kebanyakan kenalan auntie Betnie agar memperlihatkan supaya ia lebih tinggi daripada Brent .

Bunyi enjin kereta yang sedang bergerak jalan di atas jalan menghiasi suasana malam yang sunyi satu persatu lampu jalan di lewati.

Linalin membaling muka ke tingkap kaca kereta melihat lampu manakala Brent menumpukan pemandunya.

" Emm..masuk jalan ini .." Linalin mencuba bersuara. Brent hanya mengangguk lalu mula mengawal arah keretanya ke tujuan itu.

Sesudah sampai Brent mengerutkan keningnya matanya memandang tebus dari kaca tingkap kereta kepalanya sedikit di rendahkan agar dapat melihat kawasan di tempat tinggal Linalin .

Kedengaran pintu kereta di tutup lantas Brent menoleh suara pintu keretanya ,Linalin sudah di luar kereta lalu Linalin membungkuk sedikit badannya mengetuk kaca tingkap kereta secepatnya Brent menekan turun tingkap sehingga terlihat wajah Linalin .

" Terima kasih " kata Linalin.

" Oh ya !..dress nya nanti saya kembalikan " sambung nya lagi. Tanpa mendapat jawapan Brent, Linalin langsung pergi dari situ .

Tinggallah Brent sendiri yang masih sedikit bingung cuma melihat Linalin berjalan. Seperti tersedar ia ketawa kecil terus mula mengerakan keretanya.

" Ah! Lupa .." Linalin tidak sengaja menyentuh sampul di beg nya yang tujuannya ingin mengambil kunci rumah sejurus ia sampai di depan pintu rumahnya.

Linalin mengelengkan kepala keningnya terangkat kedua duanya.

" What ever... lah " ucap nya

Kelihatan dua perempuan sedang berehat di ruang rehat sambil berbual Linalin membancuh kopi di temani PA Rista yang sedang duduk menikmati biskut tanpa sedar kehadiran secretary Jack mengejutkan dua perempuan itu.

" KP Linalin , di minta untuk datang ke ruangan ceo " ucap secretary Jack sambil separuh mneganguk memberi isyarat bahawa ia selesai menyampaikan pesan.

Terjelas di wajah Linalin reaksi bingung ia mengingat tidak ada perjumpaan dengan Ceo lentas Linalin membuang pandangannya ke wajah Rista yang berdepan dengannya malahan Rista membalas dengan mengangkat angkat bahunya.

" Saya KP Linalin" ucap Linalin kini berdiri di meja secretary Jack.

" Ah..kamu boleh masuk ceo ada di dalam " tukas secretary Jack, hanya mendongakkan kepalanya .

Terangkat kening Linalin melihat reaksi secretary Jack yang wajah ketat terlalu sulit melihat senyuman Jack.

" Took..took .." Linalin mengetuk pintu.

" Em....kenapa senyap ? " Rungut Linalin di depan pintu. Ia mencuba lagi mengetuk ,baru mengangkat gegam tangannya kedengaran dari dalam.

" Masuk!" Suara Brent dari dalam ruang kerjanya .

Terhenti tangan Linalin lantas perlahan turunkan tangannya memegang tombol pintu ia menolaknya serta kaki melangkah masuk di ruang itu.Ketika ini Brent berjalan menuju sofa tidak lupa juga fail kerja di tangannya lantas Linalin mengikutinya sofa.

Keadaan di ruangan itu hening hampir 1jam Linalin menunggu kaki sedikit kebas kerana terlalu lama berdiri Brent belum memberinya arahan duduk sementara Brent masih dengan failnya . Linalin memutar putarkan pergelangan kakinya berganti ganti Brent melihat dari sudut mata .


Load failed, please RETRY

Status Power Mingguan

Rank -- Peringkat Power
Stone -- Power stone

Membuka kunci kumpulan bab

Indeks

Opsi Tampilan

Latar Belakang

Font

Ukuran

Komentar pada bab

Tulis ulasan Status Membaca: C10
Gagal mengirim. Silakan coba lagi
  • Kualitas penulisan
  • Stabilitas Pembaruan
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • Latar Belakang Dunia

Skor total 0.0

Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
Pilih Power Stone
Rank NO.-- Peringkat Power
Stone -- Batu Daya
Laporkan konten yang tidak pantas
Tip kesalahan

Laporkan penyalahgunaan

Komentar paragraf

Masuk