(Leo POV)
Mentari pagi kembali bersinar di iringi dengan kicauan dari rombongan burung Pipit yang sengaja di tangkap serta di pelihara oleh Zing'er dalam rangka untuk menghabiskan waktu luangnya, hal ini mengingatku dengan saat-saat ketika diriku masih tinggal di bintang biru...
Mungkin satu-satunya perbedaan ialah kicauan burungnya saja bukan?? Ngomong-ngomong tidak terasa juga sudah lima hari berlalu semenjak kami berenam menginjakkan kaki di pulau jiwa ini.
Dan hari ini merupakan tidur paling nyenyak buat diriku serta yang lainnya sebab selama 6 hari ini, aku beserta Zing'er serta Mbak Ayu melakukan eksplorasi kecil-kecilan mengelilingi area pulau jiwa...
Menyenangkan?? Tentu saja tidak, sebab sisi lain pulau justru penuh dengan rombongan babi hutan berukuran 3 hingga 5 meter lebih bahkan ada saat ketika Zing'er terbang bebas karena serudukan salah satu babi hutan tersebut.
Lebih tepatnya ketika malam pertama kami melakukan eksplorasi tersebut, Zing'er secara tidak sengaja justru membangunkan babi hutan yang tengah tertidur lelap dengan cara paling tidak etis sekali yakni mengencingi babi hutan tersebut!!!
Yah, kalian tidak salah membaca ataupun mendengarnya karena memang itulah yang terjadi bahkan aku bisa bersumpah terhadap hal tersebut!!!
Tapi hal yang membuatku merasa terkejut ialah momen ketika Zing'er menghajar babi hutan tersebut dengan penuh amarah menyebabkan babi hutan berukuran 3 meter itu terkapar tak sadarkan diri, sungguh monster sekali!!!
Baik itu Zing'er maupun babi hutan tersebut, kemampuan dari kedua makhluk itu benar-benar berada jauh dari jangkauan manusia umumnya bahkan aku merasa yakin kalau manusia super yang menjadi kepala keamanan pulau jiwa ayahku pun pasti merasa minder melihat kemampuan keduanya kan???
Lain halnya dengan diriku yang hanya bisa terdiam tak bisa berkata-kata, Zing'er justru merasa tertarik terhadap babi hutan tersebut dan inilah yang terjadi sekarang...
"Babi hutan ini tumbuh semakin besar saja, padahal baru 1 hari berlalu tapi ia telah tumbuh menjadi 4 meter" Aku bergumam sembari menatap penuh horror kepada babi hutan yang terlihat tengah tertidur malas, tak jauh dari area gubuk sederhana.
"He'i Zing'er apa kau yakin babi hutan ini benar-benar telah jinak??" Aku bertanya kepada Zing'er yang secara kebetulan mendapat giliran untuk jaga malam, ini merupakan salah satu hal wajib yang bisa dikatakan pernah kami berenam lakukan meskipun itu cuman satu kali saja.
Zing'er tersenyum kecil mendengar pertanyaan dari Leo tersebut, "Hahaha, tenang saja sobat!!! Jika Babi Hutan ini macam-macam kita dapat menjadikannya sebagai daging panggang" Timpal Zing'er menjawab-ku dengan senyuman penuh keyakinan.
"Cehh, terserah kau saja lah" Balasku singkat sembari tersenyum pasrah mendengarkan pernyataan dari Zing'er yang terdengar sangat percaya diri sekali, "Sebaiknya kau membantuku menyiapkan menu sarapan untuk pagi ini" Ucapku sembari mengeluarkan berbagai macam peralatan dapur serta bahan-bahan dari menu sarapan yang aku perlukan untuk pagi ini.
.
.
[Drap..]
Zing'er melompat turun dari dahan pohon beringin tersebut, "Oke mari kita lakukan, kebetulan aku merasa agak lapar sekarang" Ujar Zing'er sembari memegang perutnya yang tengah berbunyi ria, membuatku tertawa mendengarkan perkataan dari Zing'er itu.
"Kalau gitu hitung aku juga, hehehe..." Ucap seseorang yang secara mendadak justru merangkul bahu kananku, orang tersebut tak lain ialah sahabat baikku yang lain yakni Irene.
"Huftt baik, lebih banyak orang lebih bagus!! Mari kita lakukan bersama-sama" Timpalku dengan nada senang sebab keberadaan Irene pastinya akan semakin mempermudah diriku untuk memasak menu sarapan yang aku inginkan tersebut...
.
.
.
.
(8.00 AM)
Dua jam lebih itulah waktu yang diperlukan oleh Leo beserta kedua pembantu memasaknya untuk menyiapkan menu sarapan mereka sekarang, mungkin kalian merasa penasaran menu sarapan yang tengah di masak oleh mereka bertiga bukan??
Tak akhyal dalam waktu dua jam itu juga, ketiga orang lainnya yakni Sia, Ayu serta Gui pun terbangun mencium aroma masakan buatan Leo beserta gengnya.
"Sniftt.. Sniftt.. Aroma masakan kalian bahkan terbawa sampai mimpi, aku bertanya-tanya apa yang sedang kalian buat??" Ucap mbak Ayu memberikan tatapan penuh penasaran terhadap hal yang berada di atas nampan tersebut, "Ini hanyalah menu sederhana saja, lontong sayur dengan menu ter-complete"Kali ini yang menjawab pertanyaan dari mbak Ayu bukanlah diriku melainkan Irene lah.
Aku hanya bisa terkekeh geli menyaksikan interaksi dari mereka berdua, sisi mbak Ayu yang menunjukkan tatapan penuh penasaran dengan sisi Irene yang terlihat cukup bangga karena telah membantuku membuat Lontong sayur ku pikir???
Entahlah terserah mereka saja ingin melakukan apa, tapi satu hal yang pasti ialah ingin membersihkan tubuh ini dari keringat serta aroma masakan yang menempel pada seluruh penjuru tubuhku sekarang bahkan Zing'er pun terlihat tidak tahan dengan hal tersebut juga.
"Kalian boleh makan jika sudah lapar tapi ingat sisakan untukku dan Zing'er. Awas saja kalau kalian menghabiskan semuanya" Ucapku sembari mengarahkan pisau dapur kesayanganku kepada ketiga perempuan tersebut mengingat mereka termasuk ke dalam kategori pemakan besar.
"Iya-iya kami mengerti sialan" Balas Irene sedikit mendengus tidak senang tapi aku yakin ia akan mengikuti perkataanku tersebut, jika tidak mungkin hanya Tuhan dan aku sajalah yang tahu, hal buruk apa yang akan menimpa mereka jika tidak melakukan sesuai perkataanku tersebut.
.
.
.
TBC
Penciptaan itu sulit, dukung aku ~ Voting untuk aku!