"(Gi..gila!! Ba..bagaimana dia bisa membuat Palkos terpental sejauh itu dengan 1 pukulan? Bu..bukannya dia ini penyihir yang seharusnya kemampuan fisiknya kurang?)" kata wanita itu yang takjub dengan aksi yang dilakukan Akbar barusan.
"(Bodoh amatlah, pokoknya sekarang ayo focus ke rencana selanjutnya) Hei, tadi si Palkos bilang ingin menyeretku dan kau kekerajaan, apa artinya kau juga bagian dari orang-orang pemberontak kerajaan (Ya walaupun sebenarnya aku sudah tahu sih)?" tanya Akbar kemudian sambil berjalan kearah perempuan itu.
"Ah…ahaha….soal itu…ya…bisa dikatakan begitu sih, karena itulah aku ingin mengajakmu bicara mengenai sesuatu setelah semua yang kau lakukan tadi."
"Baiklah kalau begitu, sebelum kita bicara mengenai hal yang maksud itu, boleh aku pinjam pedangmu sebentar?"
"Eh, boleh sih, tapi untuk ap…"
Belum selesai wanita itu melanjutkan ucapannya, langsung saja Akbar melemparkan pedang yang diberikan wanita itu kearah kuda dokter Aldeon yang berusaha melarikan diri, dan karena pedangnya itu mengores pergelangan kaki kudanya, seketia kuda itupun ambruk dan juga menindih tubuh dokter yang hanya merintih-rintih kesakitan itu.
"AKKHH!! KUDA SIALAN!! SA…SAKIT TAHU!! TOLONGG!! HEI PRAJURIT-PRAJURIT BODOH, CEPAT TOLONG AKU!!! CEPATTT!!" kata si Aldeon yang kesakitan itu pada para prajurit yang sibuk menghadapi warga desa.
"Untuk menangkap orang bajingan kelas tinggi," kata Akbar sambil berjalan menuju dokter Aldeon.
"(A..ahahaha, orang ini memang sesuatu banget)" kata wanita itu yang hanya takjub melihat aksi si Akbar.
"Oh ya maaf merepotkan, tapi bisakah kau membantu para penduduk? Sepertinya mereka kesusahan menghadapi para tentara itu, ya walaupun jumlah mereka lebih banyak dan ada orang-orangmu didalamnya sih," kata Akbar kemudian pada perempuan itu.
"Ara-ara, berani memberikan perintah pada orang yang baru kau temui, apa kau tidak punya malu tuan?"
"Membiarkan penduduk tersiksa, apa kalian para pemberontak kerajaan yang bejat tidak punya hati? Lalu apa bedanya dong kalian dengan mereka?" balas Akbar simple.
?
"(Pfftt, sepertinya orang ini akan memberikan banyak perubahan nantinya) Baik, dengan senang hati, tuan Akbar yang mulia," kata wanita itu yang hanya tersenyum lebar sambil mengeluarkan pedang cadangannya yang lebih kecil dan mulai membantu para penduduk menghadapi pasukan kerajaan.
Sedangkan itu, ketika melihat Akbar berjalan mendekatinya dengan tatapan dan senyuman sinisnya yang menakutkan, dokter Aldeon yang tidak bisa berbuat-buat apa itupun akhirnya memohon ampun kepadanya.
"Ah, ma..maaf tuan Akbar yang terhormat agung arif tampan lagi bijaksana, ak..aku mohon ampuni aku, ak..aku akan melakukan apa saja yang kau inginkan, ja..jadi aku mohon ampuni aku," kata tuan Aldeon yang panik itu.
"Aku sih tidak punya masalah denganmu, jadi kau tidak perlu memohon ampun kepadaku tahu, tapi masalahnya ada orang yang lain berjumlah yang sangat banyak ingin menghajarmu, jadi seharusnya kau meminta ampun kepada mereka lho," kata Akbar menjelaskan.
!!!
"Ah, am..ampun, ak…aku mohon….ja..jangan suruh mereka menyakitiku, aku mohon!!"
"Hehe, maaf ya, perawan sejati harus menepati janjinya," kata Akbar dengan senyumannya yang makin menjadi-jadi karena puas melihat wajah pucat si Aldeon yang daritadi berlagak itu.
----
Akhirnya, setelah waktu berlalu, para tentarapun berhasil ditaklukkan oleh semua warga desa yang sudah kehabisan kesabaran dengan bantuan para pasukan pemberontak yang ternyata bercampur dengan para warga itu, sebagian besar pasukan kerajaan kehilangan nyawa, dan 6 orang mereka tawan untuk dikorek informasinya, termasuk Dokter Aldeon dan komanda Palkos.
"Baiklah kelompok 1, apa orang-orang yang sudah mati sudah dikubur dilubang yang sudah kalian buat?" tanya Akbar kemudian pada para penduduk yang bertugas untuk mengubur para tentara yang meninggal
"Sudah tuan Akbar! Kami baru saja menutup kembali kuburan mereka."
"Bagus, sekarang bantu kelompok 2 untuk membuat kolam raksasa dan isi dengan air sampai kolam itu penuh," kata Akbar memberikan perintah pada kelompok 1 untuk membantu kelompok 2 yang berusaha membuat kolam raksasa.
"Siap tuan Akbar! Tapi jika berkenaan, apakah tuan bisa memberitahu kenapa kita harus membuat kolam raksasa?"
"Sttt, kejutan tidak akan mengejutkan jika sudah diketahui dari awalkan?" kata Akbar yang hanya tersenyum kecil itu.
"Ah, ba..baik tuan, kami mengerti, AYO SEMUANYA!! JANGAN BERTELE-TELE!! AYO KITA BUAT KOLAMNYA SECEPAT MUNGKIN!!"
"SIAAPP!!"
"Ah..ahaha…..ahahaha, ma..maaf ya kepala desa, aku malah terlihat seperti bos mandor yang mencuri jabatan seseorang seenaknya, setelah semua urusan ini selesai, aku akan menerima hukuman apapun darimu," kata Akbar yang meminta maaf pada kepala desa yang sudah tua rentan dan hanya bisa melihat semua warganya bergotong royong.
"Apa yang kau bicarakan tuan Akbar?! Justru saya harus berterima kasih padamu! Karena sudah sangat lama sekali para warga tidak berkumpul dan bekerja sama seperti ini, anda tidak tahu sebahagia apa saya sekarang melihat pemandangan yang sudah sangat lama terlihat ini. Dan andaikata bisa dilakukan secara cepat, saya akan memberikan jabatan saya pada tuan, karena saya rasa andalah yang lebih pantas mengurus desa ini ketimbang saya," kata sang kepala desa yang malah merasa tidak enak dengan si Akbar.
"Ahahahaha, terimah kasih kepala desa, tapi saya hanya ingin membantu desa ini untuk menyelesaikan masalahnya saja, saya sama sekali tidak memiliki minat untuk menjadi pemimpin atau sejenisnya, jadi maaf kalau saya menolak tawaran besar anda itu."
"Ah begitu, baiklah, paling tidak aku akan berusaha menjadi kepala desa yang lebih baik dengan mencontoh sikap tegasmu ini tuan Akbar."
"Saya sangat tersanjung sekali dengan pujiannya tuan, kalau begitu saya mohon pamit dulu karena ada hal lain yang harus saya urus saat ini, pekerjaan disini saya serahkan pada anda tuan."
"Baik, siap laksankan tuan Akbar."
"(Nah, sekarang ke bagian yang penting, aku harap mereka sudah membuat kemaju…) AAAAAAH SYTY!! A..APA YANG SEDANG KAU LAKUKAN?! BU..BUKANNYA SUDAH AKU BILANG UNTUK MENUNGGU DI PENGINAPAN?!" kata Akbar yang sempat kaget melihat Syty yang ternyata membantu para wanita membawa air untuk mengisi kolam raksasa.
"Ah Ayah, hehehe, karena aku bosan menunggu dan melihat semuanya bekerja termasuk ayah, aku merasa tidak enak kalau hanya aku yang enak-enakan saja, dan tenang ayah, masih belum ada yang tahu soal ini kok" kata Syty sambil tersenyum lebar kepada ayahnya dan memegang jubah yang menutupi ke 2 telinganya.
"Ta..tapi apa kau tidak kecapekan? Apa kau kuat membawa air-air itu berkali-kali? Dan lagian bukannya kau bakal kepanasan kalau bekerja dengan jubah seperti itu?" tanya Akbar yang khawatir dengan kondisi si Syty.
"Ayolah ayah, jika melakukan hal semudah ini saja tidak bisa, bagaimana aku bisa menjadi prajurit panah perawan yang hebat seperti ay..."
!
Belum juga si Syty menghabiskan kalimatnya, Akbar langsung saja memeluk anak tirinya yang masih polos itu sambil berusaha untuk tidak tertawa sekuat tenaga.
"Kamu kuat sekali nak!! Ayah dan ibu bangga sama kamu! Ka..kamu pasti jadi orang yang hebat dimassa depan!! Ayah jamin deh!! Iiiikhhh!!" kata Akbar yang merasa gemas sendiri dengan perasaannya yang ingin tertawa lepas itu.
"(Ja..jarang sekali ayah yang keras berbuat seperti ini, ta…tapi aku suka, hehehe) Te..terima kasih ayah," kata Syty yang mukanya memerah karena tersipu malu dengan pujian ayahnya itu.
"Baiklah, tidak apa kau lanjutkan, tapi pastikan tetap tidak ada yang tahu soal telingamu ya," bisik Akbar kepada Syty.
"Siap ayah!"
Kemudian, setelah meninggalkan tempat pembuatan kolam raksasa dan berpisah dengan putri tirinya itu, Akbar pun berjalan menuju bagian penjara desa, dimana para tentara yang hidup sedang diintrogasi oleh para pemberontak untuk mendapatkan informasi mengenai kerajaan.
"Jadi, bagaimana kelompok 3 alias pasukan pemberontak? Apa sudah ada info yang sudah kalian dapatkan dari para tentara itu?" tanya Akbar kepada para pemberontak yang menghuni penjara itu.
"Ara-ara, provokator yang lebih berpengaruh daripada kepala desa dan komanda pasukan kerajaan sudah datang," kata wanita yang daritadi masih mengenakan jubahnya itu menyindri kedatangan si Akbar.
"Hahaha, lucu sekali sampai aku tidak bisa tertawa."
"Yap seperti yang kau lihat tuan Akbar, semuanya bungkam mulut walaupun sudah kami siksa sekeras-kerasnya," kata wanita itu sambil melihat kearah para tentara yang berdarah-darah kepalanya, termasuk si Palkos.
"Tentarakan memang dilatih untuk menjaga kerajaan, jadi sudah sewajarnya mereka menjaga rahasia kerajaan mereka, lalu bagaimana dengan si dokter itu? Karena dia agak pengecut, jadi sepertinya kita bisa mendapatkan informasi lebih dari dia (ya walaupun aku sudah tahu beberapa infonya sih)"
"Ah so…soal itu sebenarnya …."
"MA…MAAF TUAN AKBAR!! KA…KAMI TIDAK SENGAJA BERBUAT TERLALU JAUHH!!"
?!
Akbar pun menoleh kearah suara itu, ternyata itu adalah suara tuan Grail dan beberapa warga lainnya yang langsung bersujud kearah dirinya.
"Eh tunggu, a…ada apa ini?" tanya Akbar yang kaget melihat tingkah orang-orang itu.
"Tadi mereka datang dan memaksa kami untuk membiarkan mereka mengintrogasi si dokter mesum itu, karena kami pikir tidak masalah, jadi kami biarkan saja mereka masuk, tapi mereka malah menghajar dokter itu sampai.........…ya kau tahu aku akan berkata apakan?" kata wanita itu.
"MAAF TUAN, KA..KAMI JADI KEHILANGAN KESADARAN SAAT MELIHAT BAJINGAN ITU, KA..KARENA KELALAIAN KAMI, AN..ANDA JADI KEHILANGAN SUMBER INFORMASI YANG BERHARGA!! KAMI MOHON SEBESAR-BESARNYA!!" kata tuan Grail dan warga lainnya.
…
…
"Haaaaaaaaaa, yang terjadi ya sudah terjadi, toh lagian aku juga sudah mendapatkan informasi dari dokter itu saat kuhajar dia kemarin malam, jadi paling tidak dia memang sudah tidak berguna lagi."
?
"(Eh, dia sudah mendapatkan informasinya?)" tanya semua orang didalam penjara yang terdiam mendengar ucapan Akbar barusan itu.
"Haa? Ka..kau sudah mendapatkan informasi? La..lalu buat apa juga tuan meminta kami ... "
"Ya simple saja, aku cuma ingin agar para tentara ini dan si mata keranjang itu mendapatkan karmanya, tapi ya kalau kalian merasa bersalah karena terlanjut membunuhnya sebelum puas menyiksanya sampai mampus siiiiiiiih, ya baiklah, paling tidak sekarang bantu buat kolam raksasa bersama warga sana, dan pastikan itu semua selesai dalam waktu 1 jam lagi ya," kata Akbar yang memberikan hukuman pada tuan Grail dan penduduk lainnya itu.
!
"AH, BA..BAIK TUAN AKBAR!! KA..KAMI AKAN MELAKSANAKANNYA DENGAN SENANG HATI!! TE…TERIMAH KASIH ATAS KEMURAHAN HATI ANDAA."
"Ya ya aku tahu aku tampan dan pemberani, sekarang cepat bekerja sana."
"SIAPP TUAN!!"
Kemudian tuan Grail dan warga lainnya pun segera saja pergi keluar dan segera membantu para warga untuk membuat kolam raksasa, sedangkan itu wanita yang terlihat sebagai perwakilan para pemberontak itu berkata pada Akbar.
"(Sumpaaah, ini orang sesuatu banget) Baiklah tuan Akbar, kalau begitu boleh kami dengarkan, informasi apa yang anda dapatkan dari dokter Aldeon tadi malam itu?" kata wanita berjubah itu.
"Informasi yang aku dapatkan hanyalah info mengenai obat ini hanya dibuat di kerajaan dan kemungkinan siapa yang menyebarkan penyakit ini ke desa-desa, lalu pihak kerajaan yang menggunakan taktik obat mahal ini untuk memaksa para penduduk desa bekerja sama dengan kerajaan untuk melawan kalian "
!
"HAAA?! A..ANDA TAHU SIAPA YANG MENYEBARKAN PENYAKIT INI?!"
"Hei jangan terlalu kaget begitu, lagian aku hanya yakin 80% saja tahu, karena aku masih belum berani menyatakan sesuatu yang belum lengkap infonya dan aku ketahui dengan mata kepalaku sendiri."
"DIA MENGATAKAN SUATU NAMAKAN??!! SI..SIAPA NAMA YANG DIA SEBUTKAN KEPADA ANDA?!"
!
"(Anjiiirr!! Kaget aku!!) Di..dia bilang kalau dia diperintah seorang wanita bernama Saraswati, ya walaupun aku belum tahu cara dia membuat kutukannya sih, ehehehehe," kata Akbar sambil tersenyum kecil.
...
...
Para pemberontak yang mendengar nama Saraswati dari mulut Akbar mulai melihat satu sama lain dan membicarakan sesuatu, tentu saja Akbar bisa menebak kalau mereka pasti punya hubungan tertentu dengan si Saraswati ini.
"Wah, sepertinya kalian punya urusan yang harus diselesaikan dengansi Saraswati ini ya? Memangnya siapa dia?" tanya Akbar kemudian.
"Ya tuan,dia adalah selir dari Raja Archoles Fireblood, ayah dari sang pangeran" kata seorang pemberontak.
...
...
?
"(Heeeee, jadi ceritanya ini adalah perebutan tahta kerajaan antara anggota keluarga ya? Aku sih tidak kaget melihat aku hidup dizaman kerajaan begini)" kata Akbar yang menebak masalah apa yang membuat semua hal buruk ini terjadi.
"Aku memang juga sudah menduga kalau wanita itu pasti mempunyai rencana jahat dibalik sikap anggunya itu, karena hampir semua hal buruk yang terjadi pada kerajaan mulai bermunculah tepat setelah kedatangannya, haaaaaa, aku bingung kenapa ayah ku bisa bertemu dan menikah dengan wanita itu ya?"
"Ayolah, kalau dia bisa membuat penyakit yang tidak bisa diobati selain dengan obat buatannya sendiri, mengendalikan pikiran seorang yang dengan sihir tertentu pasti tidak sulit untuk......."
…
…
STOOOP!!
WAIT A MINUTEE!!
Lirik lagu Bruno Mars itu langsung saja melintas dikepala si Akbar, karena bagaimanapun juga, beberapa kata yang diucapankan oleh wanita berjubah itu barusan benar-benar membuat kepala si Akbar penuh dengan banyak pertanyaan.
"Se…sebentar, ayah? Maksudmu raja itu ayahmu, ta..tapi diakan cuma punya pange.."
"Tuan Akbar, kenapa tuan jadi gagap begi.....AH ASTAGA!! BAGAIMANA BISA AKU TIDAK MENYADARINYA, AK..AKU BELUM MELAKUKAN PERKENALAN DIRI YA?!" kata wani…ra itu yang baru saja sadar kalau dia belum memperkenalkan dirinya pada Akbar.
"(Oh tuan Esa, aku mohon, semoga perkiraanku salah, dari semua kecerdasanku yang tepat dan cermat, aku mohon semoga perkiraanku yang 1 ini salah)"
"Ma..maaf atas keterlambatan dan ketidak sopananku tuan Akbar, tapi saya mohon biarkan saya memperkenalkan diri saya terlebih dahulu," kata wa….ira sambil mulai melepaskan tudung jubahnya.
"(NO NO NOOO!! NOOOOOOOOO!!, MAKHLUK ITU CUMA MITOS!! IT..ITU CUMA KHAYALAN PARA KOMIKUS-KOMIKUS BERMATA SIPIT ITU!! MEREKA TIDAK MUNGKIN ADA!!)"
"Perkenalkan, nama saya Archiball Fireblood, pangeran dari kerajaan Dralon Fireblood, sekaligus ketua pemberontak kerajaan, mohon kerja samanya" kata pria itu yang mengaku sebagi putra mahkota kerajaan itu sambil menunduk hormat kepada Akbar.
…
…
"(A..ahahahahaha, co..cowok bersuara manis dan berwajah cantik be...beneran ada ya? Sepertinya masalah utama sudah dimulai nih)" kata Akbar yang sangat shock melihat makhluk legendaris muncul dihadapannya.
— Bab baru akan segera rilis — Tulis ulasan