Unduh Aplikasi
47.82% Be The Best in Anime World / Chapter 11: Ch - 11 : Wakil Ketua Kelas!

Bab 11: Ch - 11 : Wakil Ketua Kelas!

( Ada sesuatu yang buruk terjadi padamu, Sasaki-san? Kelihatannya, kamu lebih murung dan tak bersemangat dari kemarin. )

Shin membaca tulisan yang Komi tulis di buku, membuatnya ingin tahu apakah semudah itu membaca perasaan hatinya saat ini? Padahal dia sudah agak menyembunyikan. Biasanya yang menyadari cuma Shirogane atau Ishigami, tapi siapa sangka Komi menyadarinya juga.

"Ada, yah itu cuma masalah sepele." Jawab Shin dengan santai. "Heh. Nanti pasti dia akan tunduk di hadapanku." Lanjutnya.

( Apa ini soal Shirogane-san? )

"Ya, begitulah." Shin mulai merasa kalau suasana pembicaraan ini agak tak nyaman dan mengganggunya. "Ngomong-ngomong, apa kamu sudah mendapatkan teman lagi, Komi-san? Dan apakah Najimi sering mempermainkanmu?"

( Aku berteman dengan beberapa orang. Najimi adalah teman yang baik. Dia memperkenalkanku ke banyak orang, walaupun aku masih sulit untuk mengucapkan kata-kata dari mulutku. )

Shin tersenyum ketika melihat Komi yang menceritakan kisahnya. "Sebuah kemajuan bagimu, kan. Kamu sudah berteman dengan banyak orang. Langkah selanjutnya adalah mempererat hubungan itu." Ujar Shin.

( Aku mengerti. )

"Syukurlah."

Mereka mengobrol sebentar sebelum Guru masuk ke kelas mereka, memberikan Pelajaran sekaligus beberapa informasi seputar Sekolah ini. Seperti Lomba dan semacamnya, kemudian setiap kelas harus memilih Ketua Kelas.

Semua orang seketika menjadi bersemangat. Bagaimana tidak, Ketua Kelas diberikan Hak Istimewa tersendiri di Kelas dan sudah jelas menjadi rebutan setiap Murid, kecuali Shin yang sama sekali tidak tertarik mengurusi hal ini.

Selain Ketua Kelas ada yang lain juga seperti Wakil dan lain sebagainya. Karena ini adalah Sekolah Elite, sudah pasti sebagian besar Muridnya dilatih Mandiri dan makanya banyak sekali posisi yang bisa didapatkan oleh Murid dengan Hak Istimewanya.

Shin pernah sekali terpilih menjadi Wakil Ketua Kelas, dia bertugas sebagai Asisten Ketua Kelasnya yaitu temannya sendiri, Shirogane Miyuki. Tapi dia tidak menikmatinya, dia terus menyalahi Shirogane atas apa yang dia lakukan kepadanya.

'Mengingatnya, membuatku semakin ingin memukul wajahnya sekarang juga. Benar juga, Shiina-san mengajakku untuk bertemu nanti. Aku akan mengajak Miyuki agar suasana tidak terlalu canggung.'

Semua Murid ingin menjadi Ketua Kelas untuk mendapatkan Hak Istimewa, namun mereka sadar kalau tanggung jawab yang dipegang juga bukan main-main, sepadan dengan Hak Istimewanya. Jadi meskipun mereka menginginkan, cukup sulit untuk mempertahankan Posisi mereka.

Beberapa orang yang menginginkan Posisi Istimewa di Kelas ini dipersilahkan untuk maju ke depan. Ada dua laki-laki dan tiga perempuan, berdiri di depan dan menulis nama mereka sendiri di papan tulis berwarna hijau itu.

Dua laki-laki itu memperkenalkan nama mereka, tapi Shin tidak mempedulikannya. Dia lebih tertarik dengan yang perempuan, karena salah satu dari mereka memilih tatapan sungguh-sungguh daripada yang lain, mengingatkan Shin pada Shirogane.

"Namaku Alisa Mikhailovna Kujou. Panggil saja Alya. Dan aku menginginkan Posisi Ketua Kelas."

( A/N : Untuk Ilustrasinya kalian semua bisa cari di Google. Pokoknya cantik eaa. Mwehehehehe (つ≧▽≦)つ )

( A/N : Ini dari Light Novel ini. Masih terbilang baru sih, ada 3 Volume doang. Tapi ini salah satu Light Novel favoritku, jadi aku masukkan saja. Judulnya : "Tokidoki Bosotto Roshia-go de Dereru Tonari no Alya-san". )

'Itu terlihat sangat jelas dari tatapan berapi-api di matanya. Tapi namanya sama sekali tidak terdengar seperti nama orang Jepang, apa dia …'

"Alya-san, kalau boleh tahu, kamu berasal dari mana?" Seseorang bertanya mewakili Shin.

"Aku dari Rusia." Jawaban singkat itu mengejutkan banyak orang, karena bisa dibilang jarang sekali orang luar bisa masuk ke Sekolah ini, kecuali satu … menggunakan Beasiswa.

Sayangnya, di antara mereka yang maju kedepan tidak ada satupun yang ingin menjadi Wakil Ketua Kelas. Sudah jelas alasannya, itu merepotkan dan membutuhkan banyak Energi. Terlebih lagi banyak waktu yang harus dibuang hanya untuk menjadi Wakil Ketua Kelas.

"Apa diantara kalian tidak ada yang mau mengambil Posisi Wakil Ketua Kelas? Kalian bisa langsung menjadi Wakil Ketua Kelas loh, karena sepertinya tidak ada saingan lain. Alya-san bisa saja langsung menjadi Ketua Kelas, tapi posisi Wakil tidak kalah penting."

Mereka semua tahu itu, tapi … mereka juga tak mau menanggung beban lebih. Apalagi, sudah cukup sulit untuk membuat Nilai mereka bagus di Sekolah ini, lalu mereka harus meluangkan waktu demi Posisi itu? Jangan bercanda.

"Tidak apa-apa, Sensei. Saya bisa sendiri menangani ini."

"Alya-san, Sensei tahu kamu pintar. Aku sudah tahu tentang Nilaimu dan itu sungguh mengagumkan, tapi kamu tidak akan bisa menangani semuanya sendiri. Bahkan Sensei memiliki kesibukan lain selain mengurus Kelas ini saja."

Walaupun semuanya mendengar kata-kata bijak Guru, tapi tidak ada satupun dari mereka maju dengan rasa simpati. Apa itu simpati? Mereka lebih memikirkan diri mereka sendiri daripada harus bersimpati kepada gadis cantik sekalipun. Tak terkecuali Shin yang hanya mengamati.

Sedangkan Alya tetap tegap dan tak terpengaruh seolah-olah dia memang bisa menyelesaikan semuanya sendirian. Shin berpikir kalau Alya seperti Tipe Ojou-sama yang sombong dan Tsundere, mungkin.

"Tapi …" Kata itu menarik perhatian semua Murid, lalu Sensei berjalan melewati meja demi meja, menuju ke satu meja.

Shin cuek dan tidak peduli, karena pasti bukan dia. Iya, kan …?

"Aku ingin kamu yang menempati Posisi tersebut, Sasaki Shin-kun."

"Hah ..?" Shin kebingungan total. Tentunya dia kebingungan, apa hubungannya dengan semua ini? Tidak ada. Sama sekali tidak ada. Lalu bagaimana dia bisa terpilih diantara banyak Murid di kelas ini?

Sensei mendekatkan mulutnya ke telinga Shin dan mengucapkan kata-kata yang mengejutkan Shin. "Hizze-sama sudah menyiapkan semuanya."

Ketika mendengar itu, ekspresi Shin menjadi biasa sebelum menghela nafas panjang. Dia berdiri dan berjalan ke depan, membuat semua Murid bertanya-tanya siapa dia. Selain duduk di dekat Komi, dia tak punya keistimewaan atau yang membuatnya menarik di Kelas ini.

Sudah jelas semua Murid bingung, termasuk Alya-san. Satu-satunya pertanyaan adalah … 'Kenapa dia?'

"Baiklah. Aku setuju, Sensei. Tapi sebelum itu aku ingin bertanya sesuatu." Shin berdiri di depan, menatap Sensei yang berjalan mendekat.

"Ke—"

"Kenapa dia?" Tanya Alya yang jelas-jelas ragu.

Sensei memegang dagunya dan menjawabnya. "Hmm … Shin-kun bisa dibilang adalah anak dari teman Sensei. Jangan meragukannya, dia bisa diandalkan. Sensei yakin Posisi ini adalah Posisi yang cocok untuknya."

Jawaban dari Sensei kurang memuaskan Alya, lalu dia mengamati Shin yang menurutnya terlalu meragukan. Wajahnya, penampilannya, dan apa yang bisa dipercaya darinya? Tidak hanya Alya, tapi juga semua Murid di kelas ini berpikiran hal yang sama, kecuali Komi.

"Sensei, ken—" Sekali lagi pernyataan Shin dipotong.

"Ayahmu yang bilang kalau dia menitipkan anaknya kepadaku."

Shin tahu artinya itu. Dititipkan sama saja direpotkan. Tapi, dia belum terlalu jelas memikirkan apa yang Ayahnya rencanakan dengan semua ini. Pastinya tidak sesederhana untuk membuatnya kesal saja, bukan? Pasti ada alasan kenapa Ayahnya membuatnya berada di Posisi saat ini.

Tapi Shin tidak bisa menemukan jawabannya. Bukti dan Informasinya terlalu sedikit, bahkan dia tidak menemukan tanda-tanda yang mencurigakan di Sekolah akhir-akhir ini. Dengan kata lain, Ayahnya menyembunyikannya dan ingin memegang kendali penuh atas … Sekolah ini.

'Dia menyebalkan. Aku sama sekali tidak bisa menebak apa yang dia pikirkan. Tapi aku harus mengikuti arus yang sudah dia buat agar aku tidak tersesat.'

Memang menyebalkan dan kadang Ayahnya bertindak dengan kejam, tapi semua ini demi kebaikan Shin sendiri. Memang mengganggu, tapi Shin mengakui kalau dirinya dan Ayahnya tidak berbeda jauh, mereka berdua sama-sama tidak bisa menebak pikiran satu sama lain.

"Kalau begitu, sudah diputuskan. Alisa Mikhailovna Kujou akan menjadi Ketua Kelas di Kelas ini ..."

'Hebat sekali dia langsung menghafal namanya, bahkan aku sendiri lupa.'

"... Beri tepuk tangan untuk Alya-san."

Semua orang menepuk tangan mereka untuk menyambut Ketua Kelas baru mereka. Shin melihat senyum percaya diri dan sombong dari wajah Alya, yang membuat alisnya berkedut beberapa kali, berpikir kalau tebakannya benar.

'Alisa Mikhailovna Kujou. Gadis ini adalah seorang Ojou-sama merepotkan dan sombong. Kuharap aku bisa bertahan darinya. Oh, aku juga bisa menghafal namanya!'

"Dan di sebelah Alya-san ada Sasaki Shin-kun. Mulai saat ini Shin-kun akan menjadi Wakil Ketua Kelas yang membantu Kegiatan di Kelas ini sekaligus Pekerjaan dari seorang Ketua Kelas. Beri tepukan tangan untuk Shin-kun."

Semua Murid bertepuk tangan, tapi tidak semeriah tadi dan kurang bersemangat menyambut Wakil Ketua Kelas mereka yang baru. Mereka jelas lebih mempercayai Alya ketimbang Shin. Itu sudah pasti.

'Oke, oke. Aku tahu aku meragukan, kurang menarik, dan yah pemalas. Lagipula aku adalah Sasaki Shin.' Shin sendiri tidak menyangkalnya, karena semua ini atas kemauannya sendiri.

Setelah itu, Pelajaran pun dimulai dan Shin menjalankan tugas pertamanya. Seorang Pemalas menjadi Wakil Ketua Kelas, mungkin begitu.

***

"Huft."

"Jangan bermalas-malasan. Kita masih punya banyak Tugas. Sensei meminta kita ke Kantor Kepala Sekolah untuk membicarakan beberapa hal."

"Itu bukan tugas Wakil Ketua Kelas, itu tugas seorang Ketua Kelas."

"Wakil harus terus mendampingi Ketua. Ingat itu."

"Merepotkan." Shin meletakkan barang-barang di Gudang. Dia ditugaskan untuk menyiapkan Peralatan untuk Olahraga besok. Banyak sekali barang yang harus dia bawa, ucapan Alya sama sekali tidak membantu.

Alya seperti seorang Ratu Kejam yang terus memerintahnya, Shin terus menuruti apa yang Alya ucapkan karena memang itu tugasnya. Seperti membawa barang dan menyiapkan beberapa hal seperti Peralatan belajar.

Dalam sekejap, waktu istirahat habis dan semua Murid sudah masuk ke kelasnya kembali. Shin menunduk murung dan merasa perutnya membutuhkan konsumsi makanan yang besar, dia mengutuk Ayahnya diam-diam.

"Kalau kau seorang Pemalas, kenapa kau tidak menolak permintaan Sensei saja?" Tanya Alya.

"Mungkin sekarang akan baik-baik saja bagiku, tapi kedepannya aku tidak akan tahu apa yang terjadi." Jawab Shin.

"Maksudnya?" Alya semakin penasaran tentang Shin.

"Akan sulit dimengerti. Tapi ada batasan yang tidak boleh dilewati begitu saja. Sangat berbahaya bagiku dan bisa membuat hidupku kacau. Oleh karena itu, aku lebih memilih untuk mengikuti arusnya saja." Shin menjelaskannya dalam satu tarikan nafas.

"Sepertinya memang sulit untuk dipahami, ya. Tapi itu ... terdengar berbahaya .. mungkin."

"Sudah jelas bahaya bagiku."

Alya semakin tidak mengerti apa yang Shin katakan, jadi dia terdiam beberapa saat, berpikir dan mengamati Shin dalam diam. Kesan pertamanya pada Shin adalah … Shin adalah pemalas dan orang yang meragukan, tapi dia akan langsung mengerjakan tugas apa yang menurutnya penting.

Dia harus mengakui kalau tenaga Shin lumayan besar, meskipun dia seorang pemalas. Dia melihatnya sendiri bagaimana Shin menyiapkan peralatan yang termasuk besar dan berat sendirian, sedangkan dia hanya membantu sedikit saja.

Alya berpikir alasan kenapa Shin mau menjadi Wakil Ketua Kelas adalah karena dia seorang gadis cantik. Mungkin dia terdengar sangat percaya diri, tapi rata-rata laki-laki yang mendampinginya selalu bertingkah begitu meski jawaban mereka selalu berbohong.

Namun, sepertinya alasan Shin lebih rumit dan kompleks dari apa yang dia kira.

"Kalau kau sendiri bagaimana?"

"Aku?" Alya memiringkan kepalanya, menunjuk dirinya sendiri.

"Ya. Apa alasanmu menjadi Ketua Kelas? Itu posisi yang merepotkan, bukan. Anehnya kau malah terlihat sangat antusias."

"Tentu saja! Aku ingin menjadi Ketua OSIS dan mengincar Posisi Tertinggi. Akan ku buktikan kepada orang-orang kalau aku bisa melakukannya."

"Hanya itu saja?" Shin bertanya dengan bingung. Tapi dia mulai memikirkan Shirogane apakah dia akan baik-baik saja? Tampaknya banyak Pesaing kuat di Sekolah ini. Jalan teman baiknya menjadi Ketua OSIS penuh dengan tantangan.

'Tenang saja, Miyuki. Aku akan tetap mendukungmu.'

"Apanya yang itu saja? Kau meremehkanku? Aku sudah berjuang demi Posisi itu." Alya marah ketika merasa tujuannya diremehkan oleh Shin.

"Tidak, maksudku …" Shin terdiam dan memandang Alya di sampingnya.

Shin mulai paham sekarang. Alasan kenapa Alya mengincar Posisi Ketua Kelas dan ingin menjadi Ketua OSIS bukan seperti Shirogane. Lagipula keduanya berbeda, jadi alasan sebenarnya adalah ...

'Dia haus akan Pengakuan.' Sederhana, tapi itu adalah kata yang tepat untuk Alya.

"Apa kau tidak bosan berada di Puncak? Maksudku, menjadi biasa dan berinteraksi selayaknya manusia jauh lebih menarik ketimbang menjadi Robot tanpa makna demi Egomu saja."

"Itu salah. Ketika di Puncak, kita bisa melihat pemandangan yang tak bisa dilihat banyak orang dan melihat lebih luas, lalu—"

"Mereka memandangmu berbeda dari mereka, mengagumimu hingga membuat jarak di hubungan kalian semakin menjauh. Dibedakan karena dikagumi, sungguh … menyebalkan, bukan?"

Alya terkejut, merasa marah dan berteriak kepada Shin. "Diam! Kamu tidak akan tahu apa yang kumaksud!" Teriakan itu lumayan kuat dan keras untuk membuatnya terengah-engah beberapa saat, sebelum dia berbalik meninggalkan Shin sendirian.

"... Aku tahu bagaimana rasanya. Yang kau butuhkan bukanlah Pengakuan, tapi rasa percaya dari teman terdekat dan seseorang yang bisa kau percaya. Sesederhana itu saja." Gumam Shin.

'Sejak kapan aku menjadi seorang Penceramah yang baik? Entahlah. Aku cuma ingin membantunya saja. Tunggu, ini sama saja berempati, bukan? Yah, terserah. Alasanku sangat sederhana. Aku adalah seorang Laki-laki sejati yang tidak akan membuat seorang gadis tersakiti.'

***

( A/N : Aku mau libur dulu sebentar. Alasanku mau cari referensi dulu. Kemarin-kemarin aku habis nonton Kaguya-sama Love Is War : Ultra Romantis, makanya aku semangat banget pas bikin cerita yang menceritakan tentang Shirogane. Tapi untuk sekarang aku lagi nonton Hyouka dan mungkin bakal kutambahkan di Novel Fanfiction ini. Seperti itu ...

Draftnya sudah kubuat. Ada 2 Draft lagi, tapi aku ingin buat 3 Draft lagi supaya nggak mepet banget. Belum lagi setiap mau dipublikasikan, aku selalu Revisi semisalnya ada yang aneh.

Aku akan berusaha membuat Chapter semenarik mungkin! ୧( ಠ Д ಠ )୨

Danke~ )

-Rei : 2000 Kata!


Load failed, please RETRY

Status Power Mingguan

Rank -- Peringkat Power
Stone -- Power stone

Membuka kunci kumpulan bab

Indeks

Opsi Tampilan

Latar Belakang

Font

Ukuran

Komentar pada bab

Tulis ulasan Status Membaca: C11
Gagal mengirim. Silakan coba lagi
  • Kualitas penulisan
  • Stabilitas Pembaruan
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • Latar Belakang Dunia

Skor total 0.0

Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
Pilih Power Stone
Rank NO.-- Peringkat Power
Stone -- Batu Daya
Laporkan konten yang tidak pantas
Tip kesalahan

Laporkan penyalahgunaan

Komentar paragraf

Masuk