Arielle menoleh ke kiri dan kanan berharap lucas segera kembali karena ia tidak tahu cara menghadapi kondisi seperti ini. Ia memang tidak nyaman oleh pria itu tetapi ia tidak bisa mencabut nyawa seseorang hanya karena hal itu. Arielle meraih Lazarus sekali lagi dan menahan pundak pria itu agar tidak lagi bersujud.
Gadis itu terkesiap saat melihat wajah Lazarus yang penuh akan air mata. Pria itu menangis?
"Maafkan aku, Yang mulia. Aku tidak berniat membuat Anda tidak nyaman," rengeknya.
"Arielle yang panik menghapus air mata Lazarus dengan kain lengan gaunnya. Lazarus mengerjap beberapa saat mendapatkan perhatian sedemikian rupa. Jantungnya berdebar lebih cepat. Ia menghentikan rengekannya untuk sesaat.
"Tuan lazarus, aku tidak berniat mengakhiri hidup siapa pun. Jadi buat apa menangis?"