"Apa? Dari mana kamu tahu soal itu?" tanya Freislor, gadis itu menoleh ke arah Lreas dengan wajah lugu. "Hahaha, aku tidak akan memberi tahu kamu soal ini. Tapi, satu hal yang pasti. Sekali isi lembaran itu hilang. Kamu tidak akan pernah bisa menemukannya lagi. Hanya itu yang bisa ku katakan sebelum semuanya terlambat."
"Jangan berusaha menakutiku, Lreas." Freislor mengerutkan dahinya, ia merasa ragu dengan apa yang dikatakan oleh Lreas. "Aku tidak main-main, Freis. Kamu bisa memegang omonganku. Aku berjanji padamu soal ini." Lreas mengatakannya dengan suara lantang. Freislor yang berada di sampingnya menganggukkan kepalanya pelan. "Baiklah, aku tidak akan memaksa."
Setelah mengatakan hal itu, Lreas pergi meninggalkan yang lainnya sendirian. Tidak-tidak, mereka tidak benar-benar sendirian. Freislor dan yang lainnya masih dikelilingi oleh beberapa pendahulu mereka. Hanya saja, tak ada satupun dari mereka yang mengajak mereka mengobrol. Dan hal itu membuat Mikhael merasa resah.