Renata yang masih berada di café menunggu Ayahnya menjemputnya, tiba-tiba menerima sebuah pesan dari nomer tidak dikenal lagi. Dia membuka pesan itu dan melihat Haikal sedang berada ditaman bersama perempuan yang semalam dia temui. Renata hanya bisa tersenyum miris melihatnya. Haikal lagi-lagi berbohong padanya. Sejak Haikal pamit dengannya pagi tadi sampai hari menjelang siang, Haikal juga belum kembali. Awalnya Renata pikir, Haikal dan temannya sedang terkena masalah hingga tidak kembali juga, bahkan mobilnya saja tidak ada. Tapi ternyata dia malah bersama perempuan lain.
Renata berusaha menghubungi Haikal, tapi panggilannya tidak dijawab. Renata tetap berusaha menghubungi Haikal berkali-kali, tapi hasilnya tetap sama. Haikal tidak menjawab panggilannya. Renata jadi berpikir negative tentang Haikal sekarang. Bagaimana tidak? Pertama Haikal sudah berani berbohong padanya, lalu sekarang? Dia tidak menjawab panggilannya. Apa yang dia lakukan dari pagi sampai siang ini bersama perempuan itu?
"Nata." Panggil seseorang membuat lamunannya buyar
Renata segera menatap orang yang duduk di depannya.
"Dimas." Ucap Renata sambil tersenyum
"Apa yang kamu lakukan sendirian di sini?" Tanya Dimas
"Aku sedang menunggu jemputan." Sahut Renata
"Haikal tidak masuk kuliah hari ini?" Tanya Dimas
"Tadi pagi Haikal bersamaku tapi dia pamit pergi dan belum kembali. Sekarang aku menunggu Papa menjemputku." Sahut Renata
"Oh. Emangnya Haikal pergi kemana?" Tanya Dimas lagi
"Aku tidak tahu." Sahut Renata
Dimas yang melihat Renata hanya diam dengan menundukkan kepalanya dibuat bingung. Apa yang sebenarnya terjadi padanya?
"Kau baik-baik saja?" Tanya Dimas sambil menggenggam tangan Renata yang ada di atas meja
Tiba-tiba saja terdengar suara isakan tangis dari Renata. Dimas yang melihat itupun otomatis pindah ke kursi samping Renata dan memeluk perempuan itu. Renata membalas pelukan Dimas dan menangis.
Setelah cukup tenang, Dimas melepaskan pelukannya.
"Ada apa, hm?" Tanya Dimas khawatir
"Haikal... Haikal... Haikal selingkuh." Sahut Renata dengan isak tangisnya
"Apa?! Tidak mungkin!" Sahut Dimas terkejut
Jelas saja Dimas terkejut mendengar pernyataan Renata sekarang. Pasalnya, Haikal termasuk orang yang setia dan tidak pernah main-main dengan sebuah hubungan. Dimas tahu betul bagaimana Haikal, karena dia berteman cukup lama dengan Haikal sebelum hubungan pertemanan mereka rusak akibat mencintai wanita yang sama.
Renata hanya diam dan menundukkan kepalanya. Isak tangis masih terdengar melalui mulutnya.
"Bagaimana bisa Haikal selingkuh?" Tanya Dimas lembut
Renata menyerahkan ponselnya pada Dimas. Dimas langsung mengambil ponsel itu dan melihat apa yang ada di dalamnya.
Dia membulatkan matanya saat melihat Haikal bersama dengan perempuan itu. Dia adalah Vannia Callisa. Perempuan yang dulu membuat hubungan pertemanannya dengan Haikal rusak. Vannia bukan perempuan yang baik. Dia licik dan penuh obsesi. Dia akan melakukan segala cara untuk mendapatkan apapun yang dia mau. Dia dibesarkan bagaikan putri kerajaan. Semua keinginannya selalu terpenuhi, tidak ada yang berani menentang keinginannya.
"Bagaimana bisa dia ada di sini?" Tanya Dimas pelan
Renata yang mendengar itu mengerutkan keningnya.
"Kamu kenal dengan perempuan itu?" Tanya Renata setelah menghentikan tangisannya
"Iya. Dia adalah kekasih Haikal 4 tahun yang lalu." Sahut Dimas
"K-kekasih Haikal? Kenapa Haikal tidak pernah menceritakan apapun padaku?" Tanya Renata bingung
"Mungkin Haikal beranggapan kalau kamu tidak perlu tahu mengenai perempuan ini. Lagipula, dia tidak begitu penting." Sahut Dimas
"Bagaimana mereka putus dulu?" Tanya Renata
"Aku tidak tahu. Seingatku, perempuan ini tiba-tiba saja pindah. Aku tidak tahu apakah saat itu mereka menjalin hubungan jarak jauh atau memang sudah putus." Sahut Dimas
Kini hati Renata jadi ragu. Apakah benar Haikal mencintainya? Ataukah selama ini Haikal hanya menjadikannya pelampiasan? Jadi ketika perempuan itu sudah kembali, dia akan di campakkan.
*****
Malam ini Haikal memutuskan untuk pergi menemui Renata. Dia ingin menjelaskan semuanya pada Renata. Dia tidak mau kehilangan perempuan yang dia cintai karena kebodohannya. Tapi belum juga dia berangkat, tiba-tiba saja ada sebuah notifikasi masuk dari ponselnya. Haikal segera mengambil ponselnya dan membuka sebuah pesan yang dikirimkan oleh nomer yang tidak dikenal.
Ketika membuka pesan itu, Haikal benar-benar terkejut ketika melihat sebuah foto Renata yang berpelukan dengan seseorang yang dikenalnya disebuah café dekat kampus.
Haikal buru-buru keluar dari rumahnya dan pergi kerumah Renata. Dia ingin meminta penjelasan dari Renata mengenai foto yang dia dapatkan sekarang.
Haikal mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh dan emosi yang berkecamuk.
Setibanya dirumah Renata, dia segera meminta Renata menemuinya di halaman belakang.
Di sinilah mereka berada. Di halaman belakang dengan ditemani dua cangkir teh dan cemilan yang Renata ambil.
"Aku mau ngomong sesuatu sama kamu." Ucap Haikal
"Aku juga." Sahut Renata
Keadaan hening sejenak.
"Jadi, apa yang ingin kamu omongin?" Tanya Renata setelah keheningan melanda beberapa menit
"Siang tadi kamu dimana?" Tanya Haikal
"Café dekat kampus." Sahut Renata
"Bareng siapa?" Tanya Haikal
"Dimas." Sahut Renata jujur
"Kenapa kalian ketemuan di café?" Tanya Haikal
"Kami tidak sengaja ketemu." Sahut Renata
"Apa yang kalian lakuin?" Tanya Haikal
"Hanya ngobrol." Sahut Renata
"Yakin hanya ngobrol?" Tanya Haikal
"Iyalah. Emang ngapain lagi." Sahut Renata santai
Haikal yang sejak tadi menahan emosinya berusaha untuk tidak membentak Renata. Jadi yang dia lakukan hanya menarik nafas dan menghembuskannya kasar.
"Kamu ngapain pelukan sama Dimas?" Tanya Haikal to the point
"Kamu juga ngapaian bohong sama aku?" Tanya Renata juga
"Jawab dulu pertanyaanku!" Kesal Haikal
"Apa salahnya aku memeluknya? Kami juga tidak memiliki hubungan apapun. Tidak sepertimu yang tidak pernah jujur jika kamu sudah memiliki kekasih. Apakah setelah bertemu dengannya kamu akan meninggalkanku? Apakah aku hanya kamu jadikan sebagai pelampiasanmu saja? Kalau begitu, untuk apa kamu mengajaku tunangan? Kamu..."
Chup...
Ucapan Renata terhenti saat Haikal mencium bibirnya. Haikal melumat sedikit bibir Renata dan melepaskannya. Dia menatap dalam ke mata Renata.
Wajah mereka masih dekat, bahkan hidung mereka bersentuhan. Baik Haikal maupun Renata enggan untuk menjauh.
"Itu salahku. Maaf." Ucap Haikal sambil mengelus pipi Renata
Renata tiba-tiba saja menitikkan airmatanya.
"Brengsek. Bajingan. Aku membencimu." Umpat Renata yang masih menangis
Haikal langsung memeluknya. Dia tahu ini semua adalah kesalahannya. Seharusnya sebelum dia memulai hubungan dengan Renata, dia sudah memutuskan hubungannya bersama Vannia. Tapi karena mereka lost contact membuatnya tidak bisa memutuskan hubungannya dengan Vannia.
Setelah Renata berhenti menangis, Haikal melepaskan pelukannya. Dia menatap perempuan yang ada di depannya.
"Maafkan aku, Nata. Harusnya dari awal aku jujur sama kamu." Sahut Haikal
"Sekarang katakan. Siapa perempuan yang kamu temui semalam di café dan kamu temui pagi ini di taman? Dan kenapa kamu bohong sama aku?" Tanya Renata
"Bagaimana kamu bisa tahu?" Tanya Haikal balik
"Tidak penting aku tahu darimana. Sekarang kamu jawab saja pertanyaanku." Sahut Renata
"Dia adalah ...