Ketika Gia sedang ingin menangis, mendadak saja ada suara getar dari ponsel di atas meja nakas dekat kepala tempat tidurnya. Ketika dilihat, itu ternyata panggilan dari Danu.
Mereka sudah bertukar nomor beberapa hari lalu sehingga belakangan ini, Danu sering menghubungi Gia meski hanya berkirim pesan saja.
Namun kali ini, Danu menelepon, tidak berkirim pesan seperti biasanya.
Tak tahu, haruskah dia mengangkat panggilan itu? Gia gamang. Bagaimana kalau suara menangisnya terdeteksi oleh Danu?
Maka, Gia pun menyusut ingusnya dalam-dalam sambil mengatur suara di tenggorokannya, berusaha sebaik mungkin agar terdengar normal ketika bicara.
Ahh, masih kurang! Pasti akan ketahuan! Maka, dia pun beranjak turun dari tempat tidur, sempoyongan ke sebuah meja kopi tak jauh dari kasurnya, menuang air putih dari dispenser di sana, meneguk beberapanya agar bisa melegakan tenggorokan dia.