Max memang tidak pernah mengerti dengan perasaannya sendiri. Entah harus disebut seperti apa hari ini. Apakah ada yang harus menyebutnya sebagai hari keberuntungan dan hari yang sempurna atau malah sebaliknya. Hal yang sama juga dirasakan oleh Mirielle. Perasaan mereka berdua berubah begitu saja dalam hitungan detik ataupun menit. Seperti tergantung dengan situasi yang mereka lalui saat ini.
Mereka berdiri sambil menunduk. Mereka sadar bahwa ini adalah upacara yang sakral. Mereka hanya mengikuti arahan dari para tetua di sana. Para tetua yang masih ada di sana membantu untuk merapalkan mantra bagi keduanya.
Menambah suasana sakral dalam upacara pengukuhan itu. Tak ada satu pun orang di sana yang berani angkat suara untuk mengajarkan upacara tersebut. Semuanya hening dan menenggelamkan diri dalam suasana yang tidak setiap hari mereka rasakan.