"Selamat tidur, Sayang. Mimpi indah," ucap Avanti sembari memberikan kecupan di kening Gisel yang sudah terlelap dengan deru napas teratur. Sudah hampir tiga jam dia di kamar Gisel, mendengarkan semua cerita dan kesedihan putrinya. Sampai akhirnya Gisel tertidur dan membuat Avanti tenang.
Avanti melangkahkan kaki, menuju ke arah pintu kamar Gisel dan keluar. Kali ini, pandangannya tertuju ke arah sekeliling yang terasa sepi. Sudah banyak lampu dihidupkan karena memang hari yang sudah malam. Dengan tenang, dia melangkah ke arah tangga, menuruni satu per satu anak tangga dan menuju ke lantai dasar. Tujuannya adalah kamar. Selain menenangkan Gisel, sekarang tugasnya adalah menenangkan sang suami yang sejak tadi terlihat begitu emosi. Sampai Avanti berhenti di depan pintu kamar dan menatap sekeliling.