Di meja itu terdapat beberapa orang yang duduk sambil saling tertawa ringan. Li Yuwen mengenali setiap wajah dari orang di meja itu.
Mereka adalah ayahnya, ibunya dan adiknya. Ibu, anak dan ayah itu, mereka terlihat sangat menikmati pestanya. Mereka bertiga saling mengobrol dengan gembira dan tertawa bersama. Dari setiap tindakan dan sentuhan, mereka terlihat begitu saling menyayangi.
Li Yuwen tidak tau apa yang mereka obrolankan, tapi meskipun begitu dia tau apa yang sedang di rasakan boleh mereka bertiga. Melihat pemandangan yang begitu riang dan penuh kegembiraan itu, entah kenapa itu menimbulkan perasaan aneh di dadanya.
Hatinya sedikit tersentak ketika melihat tawaan dan senyuman yang mereka tunjukkan. Li Yuwen hanya bisa menyentuh dadanya.
Perasaan apa itu, dia tidak mengetahuinya. Dia tidak pernah merasakan perasaan yang di alaminya ini. Ini pertama kalinya dia merasa perasaan itu. Di dadanya terasa sesak dan begitu menyakitkan. Itu bahkan lebih menyakitkan dari tinju yang di terimanya tadi.
Tanpa sadar, air mata mulai mengalir di pipinya.
Li Yuwen terkejut dengan itu. Dia tidak tau kenapa air mata mengalir dari matanya. Dia ingin menghentikannya tapi dia tidak bisa membendung air matanya itu. Dia kebingungan harus bagaimana untuk menghentikannya. Semakin lama, semakin banyak air yang keluar dari matanya.
Tak mau terus mengeluarkan air mata, Li Yuwen mulai menutup rapat-rapat jendelanya. Dan entah kenapa, sekarang dia bisa menghentikannya.
Dia kemudian pergi ketempat tidurnya dan berbaring di sana.
Dia sedikit memikirkan tentang apa yang terjadi. Tapi dia tidak menemukan apapun tentang itu. Ketika masih memikirkan itu, tiba-tiba dia teringat akan sesuatu.
Dia mengingatkan kalau esok hari dirinya menginjak usia 19 tahun. Mengingat tentang itu, dia sedikit berharap untuk mendapatkan suatu kejutan.
Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, Li Yuwen berharap kalau dirinya akan dibangunkan oleh keluarganya dan mendapatkan suatu kejutan yang bisa membuatnya bahagia.
Itu hanya harapan kecilnya dan dia sangat senang memikirkannya. setelah melakukan harapan kecilnya, Li Yuwen menutup matanya dan dia tertidur lelap.
***
" ...ngun!"
Li Yuwen setengah sadar ketika mendengar ada seseorang yang membangunkan.
" Hey bangun! "
Dia kemudian terbangun sepenuhnya. Tapi dia langsung terkejut dengan itu. Ketika dia bangun, apa yang dilihatnya adalah beberapa orang yang sudah ada di ruangannya.
Tentu dia mengenali mereka. Di dekatnya berdiri ayah dan ibunya dan di pintu adiknya sedang bersandar.
Mengingat tentang harapan kecilnya itu, entah kenapa itu menimbulkan sedikit rasa hangat di hatinya.
" Akhirnya kau bangun juga..."
" Kau sangat susah untuk dibangunkan. Kau ini hanya aib keluarga dan hanya sampah. Setidaknya jangan jadi pemalas!"
Mendengar perkataannya, itu terasa berbeda dengan apa yang ingin di dengarnya. Li Yuwen hanya kebingungan dengan situasinya.
" Dengar. Aku tidak tau, kenapa surga menciptakan orang seperti mu di keluarga ini. Kau bahkan terlahir sebagai anak ku. Selama ini aku selalu menanggung malu, tapi untungnya yuheng'er menutupi rasa malu ku karena mempunyai kau."
" Itu benar. Kenapa aku bisa mengandung anak seperti mu. Tidak! Kau pasti bukan anak ku! Kau bukanlah bayi yang ada di kandungan ku! Ya itu benar! Karena aku tidak mungkin melahirkan orang cacat seperti mu!"
Li Yuwen semakin kebingungan. Dia hanya melihat kalau kedua orangtuanya begitu membencinya. Mereka terlihat memasang ekspresi kusut diwajahnya.
Li Yuwen ingin bergerak, tapi dia baru sadar kalau dirinya sudah tidak bisa bergerak. Dia tau itu pasti ulah ayahnya. Ayahnya seorang kultivator dengan tingkat yang sangat tinggi, dan membuat tubuhnya tidak bisa bergerak adalah hal mudah bagi dia.
" Kami kesini untuk memutuskan hubungan di antara kita. Aku memutuskan untuk mengakhiri ikatan di antara kita sebagai ayah dan anak. Begitu juga dengan mereka berdua. Jadi, kau sudah bukan lagi bagian dari keluarga ku..."
Li Yuwen begitu terkejut mendengar itu. Dia tidak menyangka, apa yang di dapatkannya malah sesuatu seperti ini.
Li Yuzong mengeluarkan sebuah batu hitam kecil yang memiliki motif ribuan bintang yang menyala.
"... Dan juga, aku sebagai patriak keluarga Li memutuskan untuk membuang mu dari keluarga Li. Kau sekarang sudah bukan bagian dari keluarga ini lagi!"
Pecahー
Batu itu dipecahkan dengan Qi yang dimilikinya.
Dan tiba-tiba saja, di belakang punggung Li Yuwen ada sebuah lubang hitam yang berpusar.
Melihat itu, sekarang Li Yuwen sudah sepenuhnya tau apa yang terjadi. Dia tau kalau dirinya sudah direncanakan untuk di buang. Mungkin rencananya juga sudah sedari lama. Tapi, dia tidak tau kenapa malah sekarang.
" Apa kau memiliki kata-kata terakhir...?"
Tau untuk apa yang akan terjadi kepada dirinya. Entah kenapa, lonjakan perasaan panas memenuhi hatinya.
Wajah yang tidak pernah menunjukkan ekspresi apapun, sekarang dia memiliki ekspresi yang begitu kusut.
" .... Curkan..."
" ..??"
" ... Hancurkan.. akan ku hancurkan kau sialan!!!"
Untuk pertama kalinya, mereka yang ada di sana melihat ekspresi lain dari Li Yuwen. Saat ini dia terlihat sangat marah.
" Akan ku hancurkan keluarga ini!! Lihat saja! Suatu saat nanti! Keluarga Li tidak akan pernah ada lagi di dunia ini!! Kalian! Keluarga Li! Langit ini! Ataupun surga sekalipun! Akan ku hancurkan kalian brengseeekkkkk!!!!"
"...!!!??!"
Itu hanya sebentar, tapi mereka yang ada di sana merasakan perasaan menakutkan yang luar biasa. Rasa takut itu lebih menyeramkan dari apa yang pernah mereka rasakan sebelumnya.
Di balik pintu, muncul seorang pria tua. Dia adalah salah satu tetua dan dia adalah orang yang sama yang pernah melihat langit tanpa bintang di hari itu.
Kakek tua itu, entah kenapa memiliki perasaan buruk tentang itu.
' kalau aku tidak membunuh anak ini sekarang. Entah kenapa aku memiliki firasat akan menyesalinya! Jadi aku harus membunuhnya sekarang juga!'
" Kakek Lin!!?"
Kakek tua itu menyelimuti tangannya dengan Qi yang kuat. Dia langsung melancarkan serangannya kepada Li Yuwen.