"Ma-maaf-kan a-ku, Nara. Ma-af-kan a-ku!"
"Sudah terlambat! Sudah terlambat kau meminta maaf padaku, Harriete. Aku sudah mati, dan nyawaku tidak akan pernah bisa bersatu lagi dengan jasadku." teriak Nara penuh emosi. "Seharusnya, kau meminta maaf padaku sebelum aku merenggang nyawa. Sebelum aku kehilangan semua harapanku. Tapi kamu dan teman-temanmu justru mempermainkan nyawaku, kehidupanku, dan jiwa harapan yang selalu aku dambakan sejak dulu, yaitu bisa bersekolah!"
"Sekali lagi, aku minta maaf sama kamu, Nara. Maafkan aku!" pinta Harriete memohon sekali lagi. "Kalau kata maafku tidak bisa membuatmu memberikan aku maaf, kau bisa membunuhku agar kamu puas!" Harriete mulai pasrah bila nyawanya harus di renggut oleh Nara. Ia mulai memejamkan matanya perlahan-lahan.
Nara justru terdiam, ia memandang Harriete. Ada ketulusan yang sangat jelas terlihat. Ketulusan yang tidak bisa ia dapatkan dari teman-temannya yang lain.