Unduh Aplikasi
1.26% Malaikat Dan Iblis Yang Mencintaiku / Chapter 5: Pertengkaran Di Antara Iblis Dan Malaikat.

Bab 5: Pertengkaran Di Antara Iblis Dan Malaikat.

"Sebenarnya ada masalah apa antara adik-kakak ini?" tanya batin Alicia sedikit merinding melihat tatapan dari keduanya yang terlihat dingin dan penuh amarah.

Alicia mulai menjauh dari mereka berdua, ia tidak tahu apa yang ingin mereka berdua lakukan. Yang jelas, ini bukan urusannya, tetapi urusana mereka berdua. Urusan antara dua laki-laki berstatus adik-kakak.

"Jadi, apa mau lu, huh?" tanya Malaikat Maut yang tak ada basa-basinya.

Iblis itu tersenyum, "Apa lu gak ada basa-basinya sama gue, Kak? Setelah sekian lama kita bertemu?"

"Gue gak ada waktu untuk meladeni elu dan akal busuk lu itu!"

"Wow ... setelah sekian lama kita gak bertemu, elu ternyata menjadi sangat sombong sampai elu ngelupain apa yang telah gue perbuat untuk lu?" Iblis itu berjalan kearah Malaikat itu, ia masih bersikap tak peduli walau Iblis itu sudah mengingatkannya tentang masa lalu di antar mereka semasa menjadi kakak dan adik di neraka. "Apa ini karena gadis yang tidak jadi mati itu, sampai-sampai elu mau melindungi dan merendahkan gue?" Ujar Iblis tak merasa takut. Ia mengalihkan pembicaraannya, matanya melirik kearah Alicia yang mendadak merinding melihat tatapan iblis itu. Gadis itu tidak jadi pergi, ia sangat penasaran dengan hubungan kedua laki-laki yang sedang berseteru itu.

"Itu bukan urusan elu, dan gue gak ada waktu buat menanggapi apa yang lu tanyakan, mahluk hina." Kata malaikat maut sengit, mundur selangkah demi selangkah. "Jadi, lebih baik elu pergi dari hadapan gue!" Ia juga menyadari keberadaan Alicia yang belum pergi dari tempatnya kini.

"Ya ... ya ... ya ... apa kata lu aja, Kak. Dan gue jadi penasaran sama gadis itu."

Alicia masih memasang telinga untuk mendengarkan percakapan mereka dari balik pohon besar. Ia tidak tahu kenapa ia lakukan hal bodoh itu, entahlah, ia hanya penasaran apa yang akan di lakukan  kedua laki-laki itu. Dan ia cukup bingung, semakin bingung mendengar pembicaraan mereka berdua. Dua mahluk berbeda kasta dan juga beda kehidupan ini adalah kakak-beradik. Tapi kenapa?

Terlalu naif buatnya untuk ikut campur urusan mereka berdua lebih jauh. Ia mengalihkan pikirannya tentang kehidupannya di dunia, masih ada urusan yang belum sempet tercapai semasa hidupnya itu. Masih terlalu muda buatnya untuk mati sekarang, apalagi harus tinggal di neraka. Itu jauh dari pemikirannya. Dan ia berharap masih bisa hidup lebih lama lagi. "Sial, kenapa aku harus kecelakan dulu kalau memang masih hidup kayak gini? Dan kenapa juga gue harus ketemu malaikat dan iblis neraka?" Pikiran mulai pusing sendirian.

"Dan gue akan bikin elu berhenti penasaran!" Sergah Malaikat maut mulai meninggi. Alicia membuyarkan lamunannya. Fokus kembali pada kakak beradik itu setelah mendengar suara Malaikat maut itu.

Iblis itu tertawa mendengar ocehan malaikat maut itu, " Kalau begitu, gue akan bertambah penasaran. Bahkan, gue ingin sekali merebutnya dari tangan elu, kak!"

"Apaaaa?" Kata Alicia bebarengan dengan malaikat maut. Namun ia bergegas menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Ia tak ingin Malaikat mengetahui ia masih belum pergi dari tempat itu. Alicia cukup kaget mendengarnya. Ia tidak habis pikir iblis itu ingin merebutnya dari tangan malaikat maut? Tapi buat apa dia mau merebut Alicia dari tangan malaikat maut? Tapi.., tiba-tiba senyumnya mengembang. Pikirnya mendadak berkerja tanpa disuruh saat telinganya mendengar kalimat iblis itu barusan.

"Hihihi ... lucu juga ya, gue jadi rebutan dua pria berbeda dunia itu," gumamnya dalam hati. Senengnya bukan main, bagaimana tidak? semasa hidup Alicia, ia bukan termasuk cewek populer di sekolah baru maupun lama. Bahkan tidak ada satupun siswa di sekolahnya yang sudi berteman dengan dirinya yang introvernt, ia juga tidak terlalu percaya dengan orang-orang di sekitarnya.

Namun, ia menjadi bergidik ngeri saat kata neraka melintas di pikirannya. Ia benar-benar ketakutan dengan neraka yang terkenal sangat panas itu. "Iihk, ogah aku ikut ke neraka kalau Iblis itu berhasil merebut aku dari tangan Malaikat maut!"

"Gue akan halangin elu apapun caranya."

Bayangan Alicia langsung buyar oleh ucapan malaikat maut. Ia menatap wajah malaikat yang belum Alicia ketahui namanya itu menatap lebih serius lagi pada iblis itu. Dahinya mengkerut, rahangnya tampak melebar dengan suara gigi yang berbunyi, beradu satu sama lain.

Tampaknya suasana diantara mereka berdua terlihat semakin serius. Iblis itu terus bersikukuh untuk mendapatkan Alicia, sedangkan malaikat maut mempertahankan Alicia agar tidak jatuh ketangan iblis, yang tak lain adiknya sendiri.

"Hahahaha ...." gelak tawa iblis sangat meremehkan malaikat maut. "Lu terlalu naif sebagai malaikat, kakakku." Katanya lagi, kali ini terdengar meledek. "Kamu tau kak? ini sangat menarik. Dan gue semakin penasaran untuk merebut dia dari tangan lu dengan cara apapun juga. Mungkin ... gue akan menjadikan dia kekasih," balasnya tak mau kalah, ucapannya membuat mata Alicia melotot pada iblis itu.

"Itu tidak akan pernah terjadi!" pekiknya dari kejauhan, tepatnya di belakang Malaikat Maut. Ia protes dengan ucapan iblis itu yang seenaknya saja. "Siapa yang sudi jadi kekasih Iblis kayak kamu? Lebih baik aku jomblo seumur hidup dari pada jadi kekasihmu itu!" sergah Alicia bergegas menutup mulut.

"Eh ... gak-gak, aku ralat, gak jadi seumur hidup. Jadi jomblo setahun saja," Alicia meralat ucapannya itu. Ia takut ucapannya benar-benar terjadi dan menjadi jomblo seumur hidup.

"Elu? Dasar bodoh, ngapain masih ada di sini?" katanya menatap sinis kearah Alicia. "Mundur kebelakang dan jangan coba-coba kabur dari gue." Ucapannya seperti ancaman yang menakutkan bagi Alicia.

Sekali lagi Iblis itu tertawa, "Ini sangat menarik, dan gadis itu juga menarik. Pertemuan kita juga dalam situasi yang menarik, jadi, kenapa tidak kita menjadi sepasang kekasih gadis manis!"

"Sampai kapanpun, aku tidak akan mau jadi kekasihmu!"

"Sudah cukup! Jangan kamu pedulikan ucapannya. Cepat sembunyi sebelum terlambat!" bentak Malaikat Maut, Dan ia hanya bisa mengangguk pelan. Lalu dia kembali bersembunyi di balik pohon besar berakar serabut. Dahan berdaun rindang melindungi tubuh Alicia dari terpaan sinar matahari yang menyilaukan.

Di depan sana, dua mahluk kakak-beradik berbeda kasta itu berdiri saling berhadapan. Menatap tajam penuh kebencian dan amarah satu sama lainnya.

Dan kemudian,

Sayap Malaikat maut merentang lebar. Begitu indah sayap berbulu putih dan lembut milik malaikat maut itu. Sedangkan sayap iblis berbulu tipis dan hitam seperti kalelawar. Tanduk mendadak muncul dari kepalanya. Telinga pun berubah sedemikian rupa layaknya iblis pada umumnya. Ternyata, iblis itu sedang menyerupai manusia tampan untuk mengelabui para roh yang tersesat seperti Alicia

"Wow ... kau ternyata sudah siap untuk bertarung denganku, kakak!" Seru Iblis memamerkan kuku-kuku hitam dan runcing. Giginya pun terlihat menyeramkan saat senyum jahatnya mengembang di kedua bibirnya.

Malaikat maut tak menjawab. Ke lima jarinya di buka, entah sedang apa yang ingin dia lakukan, Alicia hanya sebagai menonton dari balik pohon besar. Ia seperti menyaksikan sebuah adegan film action.

Seketika, tongkat bulan sabit khas malaikat maut sudah berada di tangan kanannya. Energinya cukup dahsyat saat tongkat itu muncul.

Iblis tersenyum, ia pun mengeluarkan tongkat yang hampir sama. Sepertinya, Iblis itu memulai terlebih dahulu menyerang, sambil diiringi teriakan yang sangat kencang hingga terdengar sampai keseluruh hutan ini. "Aku akan merebut gadis itu, kakakku!" ujarnya.

Iblis melesat cepat menyerang malaikat maut itu. Kecepatannya melebihi kecapatan cahaya petir yang menyambar ke bumi. Dan di saat itu juga, tongkat Leprechauin hampir melukai malaikat maut yang tiba-tiba saja muncul di tangan iblis itu.

Ujung yang meruncing bagian tengah tongkat berbentuk trisula itu tepat berada di depan matanya. Dan secepat mungkin malaikat maut menahan serangan iblis dengan tongkat Scythe miliknya.

Nafas malaikat maut sedikit memburu. Rupanya, ia belum terlalu siap dengan pertarungan itu. "Sial! Ternyata dia mau berbuat curang?"

Iblis tersenyum nyinyir. "Kau terlihat lemah, kak, setelah jadi mahluk suci pencabut nyawa," kata Iblis sesumbar.

"Gak usah sombong, gue belum kalah dari elu," kilah malaikat menahan serangan tongkat iblis itu. Didorong tubuh sang iblis hingga mundur beberapa langkah. Kali ini, malaikat lebih dulu menyerang saat iblis lengah.

Traaang.

iblis berhasil menahan tongkat Scythe milik kakaknya.

Lalu

Debuuuk.

Iblis menendang keras perut malaikat hingga terpental dan,

Buuukk.

Tubuhnya beradu keras dengan pohon. Iblis kembali menyerang dan secepat kilat malaikat menghindari tongkat milik iblis. Terbang dan tanpa menunggu lama, malaikat menukik, mengacungkan tongkat berbentuk bulan sabit itu pada iblis yang mendongak.

Tangan kiri terbuka, lalu mulai muncul percikan-percikan api dari tangan iblis itu. Semula kecil, lambat laun menjadi sebuah lingkaran sebesar bola sepak.

Wuuushh.

Bola api itu melesat cepat menghampiri malaikat.

****

Bersambung..


PERTIMBANGAN PENCIPTA
KSIndra KSIndra

Hi, mohon dukung selalu cerita ini agar bisa masuk final lomba WSA. Caranya dengan memberikan power stone, collection ke pustaka kamu, dan jangan lupa beri gift untuk cerita ini ya. Biar author semangat lagi.

selamat membaca. Dan biarkan imajinasimu semakin liar membaca ceritaku.

terima kasih.

Load failed, please RETRY

Hadiah

Hadiah -- Hadiah diterima

    Status Power Mingguan

    Rank -- Peringkat Power
    Stone -- Power stone

    Membuka kunci kumpulan bab

    Indeks

    Opsi Tampilan

    Latar Belakang

    Font

    Ukuran

    Komentar pada bab

    Tulis ulasan Status Membaca: C5
    Gagal mengirim. Silakan coba lagi
    • Kualitas penulisan
    • Stabilitas Pembaruan
    • Pengembangan Cerita
    • Desain Karakter
    • Latar Belakang Dunia

    Skor total 0.0

    Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
    Pilih Power Stone
    Rank NO.-- Peringkat Power
    Stone -- Batu Daya
    Laporkan konten yang tidak pantas
    Tip kesalahan

    Laporkan penyalahgunaan

    Komentar paragraf

    Masuk