Bab 155: Dinner together.

"Maksudnya? Ada orang lain yang memberikan perintah?"

"Yah," angguk Wentz. Dan ia pikir, Gagliano memang harus tahu semuanya.

Gagliano mulai was-was dan sejujurnya ia sudah memiliki kecurigaan sendiri terhadap seseorang, meski ia belum yakin. Sebab masih ingin percaya jika apa yang ia lihat mungkin saja salah.

"Siapa?" tanya Gagliano nampak penasaran.

"Nona Ashlle,"

Gagliano memejam dengan satu tarikan nafas kuat. Apa yang pikiran tidaklah salah, Ashlle adalah dalang dari semuanya.

"Jadi benar, iji semua ulah Ashlle,"

"Kau sudah itu?"

"Aku sudah mencurigainya sejak awal kak,"

"Begitukah? Lalu? Apa motif gadis itu?" tanya Wentz.

"Vincenzo,"

Wentz terlihat berfikir. "Jika memang nona Ashlle memiliki tujuan yang sama dengan tuan Ernesto yang ingin menghancurkan Vincenzo, mengapa ia memerintahkanku untuk membawa adik Vincenzo di pondok ini, dan tak langsung membawanya kepada tuan Ernesto,"

"Ashlle memiliki dendam pribadi kepada Vincenzo, aku rasa," jawab Gagliano.