Tatapan ibu sepenuhnya lebih serius penuh ketakutan. Bukan takut karena diriku akan memekik keras padanya, tetapi bisa jadi beliau merasa sangat bersalah. Dokumen yang tengah di jemarinya tumpah ke permukaan lantai.
Mataku melirik pelan ke arah jatuhnya berkas dalam map tersebut. Hasil tes itu menjadi jawaban tanpa pembahasan kami di pagi ini.
"Ocha, yang datang kemarin adalah pengawal kamu?" tanya ibuku menelengkan kepalanya.
"Hm," sahutku terangguk sekali.
Ibuku malah merobohkan tubuhnya, hingga berdekam di hadapanku mirip seperti seorang budak yang sudah bersalah. Namun, tanganku langsung merampas bahunya untuk memintanya untuk beranjak.
"Mama, kenapa mama harus ngebungkuk sih?"
Aku bahkan mengikuti gayanya yang meruntuh jatuh. Wajah ibu melusuh, menenggelamkan seluruhnya rasa bersalah bercampur dalam penglihatan yang rapuh. Dua lututku berdekam tunduk pada permukaan lantai yang datar dan sedikit licin.
Your gift is the motivation for my creation. Give me more motivation!
Creation is hard, cheer me up!
I tagged this book, come and support me with a thumbs up!
Like it ? Add to library!
Have some idea about my story? Comment it and let me know.