“Boleh aku masuk?” orang itu bertanya lagi dengan logat Afrika yang berat.
Love panik.
‘Noooo, jangan…. Aku gak mau. Aku gak mau…’
Namun, saat itulah penutup tenda terbuka dan seorang Afrika yang tinggi dan sangat hitam masuk.
"Halo Nona Love, aku datang untuk menyambut kamu di perkemahan."
Saat orang Afrika itu memandangnya yang sedang berbaring di kasur, Love bisa melihat tonjolan besar muncul di celana pendeknya.
‘Oh noooo, noooo, jangan," pikirnya pada dirinya sendiri. Ia ketakutan karena tahu apa yang akan terjadi dalam dirinya sebentar lagi.
Beberapa saat kemudian, segalanya menjadi sunyi di kamp. Burung-burung berhenti berkicau, hewan-hewan tertidur dan bulan purnama bersinar dan menerangi daerah itu. Satu-satunya suara adalah seorang gadis remaja yang terengah-engah dan mengerang saat kejantanan pria berukuran masif leluasi mengaduk-aduk kewanitaannya.
Sama halnya seperi Lyn, sejak saat itu Love pun takkan sama lagi dengan sebelumnya.
*