.
.
.
Tindakan itu, tentu menarik perhatian Wei Dong. Dengan spontan, pria paruh baya itu langsung membela putri tunggalnya, “Shen Yiyi! Apakah kau kemari untuk mempermalukan Wei Yuna? Dia adalah sepupumu, apakah kau setega itu untuk menjebaknya?” ucap Wei Dong dengan nada mengintimidasi.
Sayangnya, tatapan tajam Wei Dong tidak berpengaruh pada Shen Yiyi yang telah terlahir kembali. Dia sudah merasakan rasanya dikhianati. Bahkan, dia juga sudah mengecap rasa kematian akibat ulah Wei Yuna, iblis busuk itu. Sehingga bagaimanapun musuhnya mengintimidasinya, itu sama sekali tidak berpengaruh padanya. Tidak kali ini!
Menyibakkan rambut panjangnya, Shen Yiyi seakan ingin mengejek pamannya itu. Auranya menguar bagai ratu yang hendak menjatuhi hukuman pada orang-orang yang telah berani merencanakan kematiannya.
“Paman, lihatlah dulu video ini sebelum dirimu berkomentar,” kata Shen Yiyi sembari memberi arahan kepada operator untuk memutar file yang sudah ia bawa.