Gustav membereskan segala yang dibutuhkan, "Kamu sudah siap?" ditatapnya Benca untuk meyakinkan diri. Di punggungnya telah tersusun rapih bekal makanan yang dimasak oleh Benca dalam satu kantong besar untuk bekal makan mereka saat di jalan.
Benca mengangguk mantap. "Ayah Gustav, aku sungguh tidak ingin merepotkanmu. Aku sungguh tidak apa-apa pergi sendirian," Benca masih berusaha bernegosiasi untuk yang terakhir kalinya. Kemarin mereka berdebat tentang keinginan Benca untuk segera kembali ke rumah orang tuanya di tepi hutan desa Csetje. Sementara Gustav hanya mengizinkan Benca pergi jika bersama dirinya, karena kondisi tubuh Benca juga sudah membaik.
"Oh ya?" Gustav menatap gadis yang sungguh-sungguh sudah dianggap sebagai anaknya sendiri dengan tatapan lembut, "Apakah kamu lupa, bagaimana aku menemukan dirimu tergeletak di tengah hutan?"