Unduh Aplikasi
88.96% Thunder Demon Luffy / Chapter 129: Chapter 129

Bab 129: Chapter 129

Luffy, Zoro, dan Nojiko mulai berjalan menuju kapal mereka untuk bergabung dengan kru yang lain, meninggalkan pantai yang berserakan dengan tentara-tentara tak sadarkan diri di belakang mereka.

Ketika mereka tiba di kapal, semua orang berkumpul untuk merencanakan langkah selanjutnya.

"Luffy, apakah ide yang bagus untuk membuat orang bernama Enel ini marah?" Nami bertanya dengan suara yang sedikit ketakutan.

"Apakah ada sesuatu yang membuatmu khawatir, Nami?" tanya Luffy sambil bersandar pada pagar tangga kapal dan memandang navigatornya dengan ekspresi penasaran di wajahnya.

"Aku telah melihat apa yang bisa dilakukan lelaki bernama Enel ini, dan kekuatannya yang membuat semua warga Skypiea takut benar-benar nyata," jawab Nami dengan suara yang ketakutan.

"Dia mengeluarkan pilar cahaya raksasa dari langit dan membunuh seorang pria yang ada di sana," tambah Nami menyebabkan Usopp dan Chopper menjadi ketakutan.

"Kedengarannya sama seperti apa yang kau lakukan sebelumnya Luffy, ketika kau membuat pulau pangkalan Marine menghilang saat kita berada di East Blue" ucap Sanji, menyebabkan Zoro menganggukkan kepalanya,ingat apa yang telah dilakukan Luffy.

"Kedengarannya memang mirip, tetapi itu juga terdengar seperti versi milikku yang lebih lemah," jawab Luffy dengan anggukan, menyebabkan Chopper menatap Luffy dengan bintang di matanya.

"Luffy kau sangat keren!" ucap Chopper sambil menatap Luffy dengan bintang yang bersinar di matanya, menyebabkan Luffy tertawa kecil dan menepuk halus kepala rusa kecil itu.

"Jangan khawatir, Nami," kata Luffy sambil berbalik dan menatap Nami. "Aku tidak akan membiarkan apa pun terjadi pada kalian," ucapnya lagi sambil tersenyum, menyebabkan semua kru juga ikut tersenyum.

"Selain itu, peristiwa ini kedengarannya bisa menjadi latihan yang bagus untuk kalian semua" Luffy menambahakan, menyebabkan semua kru berubah menjadi pucat dan senyuman sebelumnya menghilang dari wajah mereka.

Luffy akan melanjutkan berbicara, tetapi sebelum dia bisa, suara Conis menarik perhatian semua orang.

"Aku rasa aku perlu memberi tahu kalian semua tentang sesuatu," teriak Conis menarik perhatian semua orang.

Ketika semua orang menengok ke sumber suara, mereka melihat Conis berdiri di samping kapal, sambil menatap mereka dengan ekspresi yang tidak dapat dibaca di wajahnya.

"Aku mengetahui arus awan yang akan membawa kalian langsung ke White Sea dan dari sana kalian bisa pergi ke ujung awan, di mana setelah itu kalian bisa pulang dengan selamat," tambah Conis, mengejutkan semua orang, sementara pada saat yang bersamaan menyebabkan Luffy dan Robin menyipitkan mata mereka, merasa curiga.

"Begitu kalian masuk ke arus itu, tidak akan ada yang bisa mengejar kalian," tambahnya lagi.

"Kedengarannya sangat luar biasa!" sahut Nami dengan bersemangat. Luffy menunjukkan senyum palsu di wajahnya sebelum dia juga berbicara pada Conis.

"Itu kedengarannya hebat, terima kasih Conis," balas Luffy dengan senyum palsu sambil menatap Conis, yang menyebabkan beberapa anggota krunya menatap Luffy dengan aneh.

"Ngomong-ngomong sebelum pergi ke sana kami perlu mengisi persediaan untuk memperbaiki kapal dan juga persediaan makanan untuk perjalanan, apakah menurutmu kau bisa membantu kami mendapatkan barang-barang itu?" Luffy bertanya dengan senyum palsu yang masih menempel di wajahnya.

"Tentu saja," jawab Conis tanpa ragu.

"Bagus!" jawab Luffy dengan gembira, menyebabkan semua krunya menjadi sedikit takut karena mereka belum pernah melihat kapten mereka bersikap seperti ini sebelumnya.

"Bagaimana kalau kau mempersiapkan barang-barang itu terlebih dahulu, setelah itu beberapa orang dari kelompokku akan pergi menemuimu untuk membantu membawa semua barang kembali ke kapal," usul Luffy.

"Oke," jawab Conis sebelum mulai berjalan kembali ke kota. Ketika Conis berjalan menjauh, Robin berbicara kepada Luffy.

"Kapten ...," panggilnya.

"Aku tahu," jawab Luffy sambil berbalik dan menghapus senyum palsu di wajahnya. "Dia ingin menjebak kita," tambah Luffy secara tiba-tiba, mengejutkan anggota krunya yang lain.

"Apa!?" semua kru Luffy yang lain berteriak.

"Jangan konyol, Luffy," sahut Nami, tidak ingin percaya bahwa gadis manis dan polos yang telah membantu mereka sampai titik ini ingin menjebak mereka. "Conis sudah menolong kita dari pertama kita sampai di tempat ini. Mengapa sekarang dia ingin menjebak kita?" Nami bertanya sambil menatap kaptennya.

"Benar! Kapten," sahut Nojiko, setuju dengan saudara perempuannya. "Tidakkah kau pikir kau menjadi terlalu paranoid," tambahnya, menyebabkan Luffy mengangkat alisnya saat mendengar Nojiko.

"Aku harus mengatakan ini, Luffy," ucap Usopp, menarik perhatian kaptennya. "Dia selama ini sudah sangat baik pada kita. Aku merasa sulit untuk percaya bahwa dia ingin menjebak kita," tambah Usopp, menyebabkan Luffy menghela nafas sementara di sudut matanya dia bisa melihat Sanji bersiap-siap untuk mendukung yang lain.

"Ya! Conis terlalu cantik untuk menjadi orang jahat (lebih tepat 'nakal' tapi biar bahasanya masuk aja)!" teriak si koki masak sambil menunjuk ke Luffy. "Namun, jahat bisa jadi lebih baik," tambahnya dengan tawa mesum yang menyebabkan Nami dan Zoro memukulnya.

"Dasar koki cabul," gumam Zoro, menyebabkan Luffy menggelengkan kepalanya.

"Kalian terlalu naif," tiba-tiba Robin berbicara, menyebabkan semua orang memandang ke arahnya. "Ketika kalian membandingkan cara bicara dan perilakunya saat dia pertama kali bertemu kita dan interaksinya dengan kapten tadi, orang bisa dengan jelas melihat perbedaan besar pada perilakunya tadi," Robin menjelaskan, sementara Luffy mengangguk setuju.

"Kata-katanya tidak memiliki emosi seperti sebelumnya dan kalian dapat mengatakan bahwa dia merasa sangat gugup untuk berbicara dengan kita," Robin terus menjelaskan. "Dia jelas sedang berbohong tentang mengarahkan kita ke arus yang dia bicarakan," ucap Robin menyelesaikan penjelasannya.

"Tapi mengapa dia melakukan itu?" Nojiko bertanya sambil menatap Luffy dan Robin.

"Kurasa dia tidak melakukannya karena dia ingin, tetapi melakukan itu karena dia disuruh," jawab Luffy sementara Robin menganggukkan kepalanya, tanda setuju.

"Maksudmu apa?" Usopp bertanya.

"Baiklah, biakan aku bertanya kepada kalian," ucap Luffy sebelum dia berbalik dan melihat kembali ke arah Angel Beach. "Jika Tuhanmu memberimu perintah, apakah kau akan menolaknya?" Luffy bertanya, menyebabkan beberapa dari kru mengerti apa yang dia maksud.

"anyway, kalian tidak perlu memikirkannya," ucap Luffy sambil menghela nafas sebelum berbalik kembali ke arah krunya. "Untuk saat ini kita akan mengikuti permainan mereka," tambah Luffy, menyebabkan mereka mengangguk.

"Jadi, siapa yang akan ikut dengan Conis?" Zoro bertanya.

"Sanji dan Usopp akan ikut bersamaku," jawab Luffy sambil melihat ke arah penembak jitu dan kokinya.

Keduanya mengangguk sebelum melangkah maju. "Kalian semua tunggu saja di sini, dan jika Tuhan mereka ini memutuskan untuk menyerang kalian lindungi diri kalian dengan cara apa pun. Aku tidak peduli darah siapa yang harus kalian tumpahkan dan berapa banyak yang harus di tumpahkan, pastikan kalian tidak mati, Nami, kau yang bertanggung jawab sampai aku kembali, "ucap Luffy dengan serius, mendapat anggukan tegas dari semua krunya.


Load failed, please RETRY

Status Power Mingguan

Rank -- Peringkat Power
Stone -- Power stone

Membuka kunci kumpulan bab

Indeks

Opsi Tampilan

Latar Belakang

Font

Ukuran

Komentar pada bab

Tulis ulasan Status Membaca: C129
Gagal mengirim. Silakan coba lagi
  • Kualitas penulisan
  • Stabilitas Pembaruan
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • Latar Belakang Dunia

Skor total 0.0

Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
Pilih Power Stone
Rank NO.-- Peringkat Power
Stone -- Batu Daya
Laporkan konten yang tidak pantas
Tip kesalahan

Laporkan penyalahgunaan

Komentar paragraf

Masuk