Unduh Aplikasi
25% Tengku Nik , Mr . Dingin / Chapter 12: Tengku Nik , Mr . Dingin

Bab 12: Tengku Nik , Mr . Dingin

📌 PART 12

Humaira terjaga apabila terdengar beberapa bunyi derapan kaki yang sedang berlari di luar bilik rawatannya . Dia memegang kepalanyaa , tudung hitam shawl masih kemas terpakai . "𝖠𝗒𝖺𝗁" . Sebut Humaira di mulutnya , dia bangun dari pembaringannya . Cecair yang di masukkan ke dalam tubuh nya itu di buka kasar , dia memakai selipar yang tersedia . Dia berjalan menuju ke pintu dengan berhati-hati , dia melihat ada beberapa jururawat sedang berlari ke arah bilik lain , lantas tangannya memulas tombol pintu .

Dia melihat lagi ada seorang pemuda yang sedang membawa beberapa peralatan alat bedah . Mindanya terus terfikirkan kata-kata doktor Saiful bila dia di panggil ke ruangannya , 'ᴀʏᴀʜ ᴘᴀsᴛɪ ɴᴀᴋ ᴊᴀʟᴀɴᴋᴀɴ ᴘᴇᴍʙᴇᴅᴀʜᴀɴ' . Monolog hati Humaira . Dia berjalan sambil berkerut dahi , terlihat Nik juga berada di situ , begitu juga dengan Hazim , Makcik Zaitun dan juga Hj . Samsul . Dia membuka langkahnya dengan lebih laju , setibanya dia berhampiran dengan mereka yang berada di situ , langkah nya terus terhenti apabila wajah ayah nya berada di hadapannya .

"𝖠𝗒𝖺𝗁 ! 𝖺𝗒𝖺𝗁 𝗃𝖺𝗇𝗀𝖺𝗇 𝗍𝗂𝗇𝗀𝗀𝖺𝗅𝗄𝖺𝗇 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 ! 𝖺𝗒𝖺𝗁 ! 𝖽𝗈𝗄𝗍𝗈𝗋 𝗍𝗈𝗅𝗈𝗇𝗀 𝗅𝖺𝖺 𝗌𝖾𝗅𝖺𝗆𝖺𝗍 𝗄𝖺𝗇 𝖺𝗒𝖺𝗁 𝗌𝖺𝗒𝖺 !" . Jerit Humaira sambil menggoncangkan tubuh ayahnya yang masih terbaring di atas katil hospital . "𝖢𝗂𝗄 𝖧𝗎𝗆𝖺𝗂𝗋𝖺 , 𝗍𝗈𝗅𝗈𝗇𝗀 𝖻𝖾𝗋𝗍𝖾𝗇𝖺𝗇𝗀 , 𝗄𝖺𝗆𝗂 𝖺𝗄𝖺𝗇 𝖻𝗎𝖺𝗍 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗍𝖾𝗋𝖻𝖺𝗂𝗄" . Pujuk doktor Saiful yang memakai mask . Makcik Zaitun terus memeluk Humaira , "𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 , 𝗃𝖺𝗇𝗀𝖺𝗇 𝗆𝖺𝖼𝖺𝗆 𝗇𝗂 𝗇𝖺𝗄 . 𝖡𝖾𝗋𝗍𝖾𝗇𝖺𝗇𝗀 𝖧𝗎𝗆𝖺𝗂𝗋𝖺" . Pujuk makcik Zaitun lagi .

"𝖠𝗒𝖺𝗁 .. 𝖺𝗒𝖺𝗁 𝗍𝗈𝗅𝗈𝗇𝗀 𝖻𝖾𝗋𝗍𝖺𝗁𝖺𝗇 𝗎𝗇𝗍𝗎𝗄 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 , 𝗄𝖺𝗅𝖺𝗎 𝖺𝗒𝖺𝗁 𝗍𝖺𝗄𝖽𝖾 , 𝗌𝗂𝖺𝗉𝖺 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗇𝖺𝗄 𝗃𝗀𝖺 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 . 𝖠𝗒𝖺𝗁 .. 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 𝗆𝗂𝗇𝗍𝖺 𝗆𝖺𝖺𝖿 𝗄𝖺𝗅𝖺𝗎 𝗌𝖾𝗅𝖺𝗆𝖺 𝗇𝗂 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 𝗍𝖺𝗄 𝗃𝖺𝖽𝗂 𝖺𝗇𝖺𝗄 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗌𝗈𝗅𝖾𝗁𝖺𝗁 𝗎𝗇𝗍𝗎𝗄 𝖺𝗒𝖺𝗁 . 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 𝗆𝖾𝗋𝖺𝗒𝗎 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝖺𝗒𝖺𝗁 , 𝖺𝗒𝖺𝗁 𝗃𝖺𝗇𝗀𝖺𝗇 𝗍𝗂𝗇𝗀𝗀𝖺𝗅𝗄𝖺𝗇 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 𝗌𝗈𝗋𝖺𝗇𝗀-𝗌𝗈𝗋𝖺𝗇𝗀" . Sayu Humaira dan terus berundur ke belakang untuk memberi laluan kepada beberapa orang yang membawa ayahnya ke bilik bedah . Setelah bayangan ayah nya dan beberapa orang itu hilang dari pandangan , Humaira terus jatuh terduduk ke lantai .

"𝖬𝖺𝗄𝖼𝗂𝗄 , 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 𝗍𝖺𝗄 𝗄𝗎𝖺𝗍 . 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 𝗇𝖺𝗄 𝖺𝗒𝖺𝗁 𝗌𝖾𝗅𝖺𝗆𝖺𝗍 , 𝖼𝗎𝗄𝗎𝗉𝗅𝖺 𝗂𝖻𝗎 𝖽𝖺𝗁 𝗍𝗂𝗇𝗀𝗀𝖺𝗅𝗄𝖺𝗇 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 , 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 𝖽𝖺𝗁 𝗍𝖺𝗄𝖽𝖾 𝗌𝗂𝖺𝗉𝖺-𝗌𝗂𝖺𝗉𝖺 𝖽𝖺𝗁 𝗌𝖾𝗅𝖺𝗂𝗇 𝖺𝗒𝖺𝗁" . Sebak Humaira dan di selangi tangisannya yang tidak dapat di tafsirkan lagi . "𝖪𝖾𝗇𝖺𝗉𝖺 𝗉𝗎𝗅𝖺𝗄 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 𝖼𝖺𝗄𝖺𝗉 𝗆𝖺𝖼𝖺𝗆 𝗍𝗎 , 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 𝗍𝖺𝗄 𝗌𝗈𝗋𝖺𝗇𝗀-𝗌𝗈𝗋𝖺𝗇𝗀 𝗉𝗎𝗇 𝗄𝖺𝗍 𝗌𝗂𝗇𝗂 . 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 𝖺𝖽𝖺 𝗆𝖺𝗄𝖼𝗂𝗄 , 𝗉𝖺𝗄𝖼𝗂𝗄 , 𝖧𝖺𝗓𝗂𝗆 𝖽𝖺𝗇 𝖭𝗂𝗄 . 𝖪𝗂𝗍𝗈𝗋𝖺𝗇𝗀 𝗌𝖾𝗅𝖺𝗅𝗎 𝗍𝖾𝗆𝖺𝗇𝗄𝖺𝗇 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁" . Kata makcik Zaitun yang tidak pernah berputus asa memujuk Humaira .

Humaira terus mengangkat wajahnya melihat sekelilingnya , dia pandang satu persatu orang yang berada di situ . Semua terus tersenyum manis kepada Humaira , pandangannya terhenti kepada Nik yang mengalihkan wajahnya . Namun jelas di mata Humaira yang Nik juga turut merasai kesedihannya . "𝖧𝗎𝗆𝖺𝗂𝗋𝖺 𝗇𝖺𝗄 𝗄𝖾 𝖻𝗂𝗅𝗂𝗄 𝖻𝖾𝖽𝖺𝗁 𝖺𝗒𝖺𝗁 , 𝗄𝖺𝗍 𝗌𝖺𝗇𝖺 𝖺𝖽𝖺 𝗍𝖾𝗆𝗉𝖺𝗍 𝗆𝖾𝗇𝗎𝗇𝗀𝗀𝗎 𝗄𝖺𝗇 ?" . Ujar Humaira dan terus bingkas bangun . Air matanya di lap yang menitis di pipi nya . Dia pun mengatur langkah nya dan terus di ikuti oleh yang lain , Nik hanya memandang tubuh Humaira dari belakang yang di paut oleh makcik Zaitun .

'ᴋᴇɴᴀᴘᴀ ɴᴀsɪʙ ᴀᴋᴜ sᴀᴍᴀ ᴅᴇɴɢᴀɴ ʜᴜᴍᴀɪʀᴀ . Sᴇʙɪᴊɪᴋ sᴀɴɢᴀᴛ , ᴀʀᴡᴀʜ ᴍᴀᴍᴀ ᴅᴀʜ ʟᴀᴍᴀ ᴛɪɴɢɢᴀʟᴋᴀɴ ᴀᴋᴜ , ᴛᴀᴋ ʟᴀᴍᴀ ᴍᴀᴄᴀᴍ ᴛᴜ , ᴀʀᴡᴀʜ ᴘᴀᴘᴀ ᴘᴜʟᴀᴋ ʏᴀɴɢ ᴛɪɴɢɢᴀʟᴋᴀɴ ᴀᴋᴜ . ᴋᴇɴᴀᴘᴀ ᴀᴋᴜ ʀᴀsᴀ ᴍᴀᴄᴀᴍ ɴᴀᴋ ᴊᴀᴅɪᴋᴀɴ ʜᴜᴍᴀɪʀᴀ sᴇʙᴀɢᴀɪ sᴇᴏʀᴀɴɢ ɪsᴛᴇʀɪ ? ᴀᴅᴀᴋᴀʜ ᴀᴋᴜ ᴅᴀʜ ᴊᴀᴛᴜʜ ᴄɪɴᴛᴀ ᴅᴇɴɢᴀɴ ᴅɪᴀ ?' . Bisik Nik dalam hati , sedikit pun pandangannya tidak di alihkan dari memerhatikan langkah Humaira .

"𝖠𝖻𝖺𝗇𝗀 𝖭𝗂𝗄 , 𝖺𝖻𝖺𝗇𝗀 𝗈𝗄𝖺𝗒 𝗍𝖺𝗄 𝗇𝗂 ?" . Tegur Hazim sambil tangannya memukul bahu Nik . "𝖨𝗌𝗁𝗁 𝗄𝖺𝗎 𝗇𝗂 , 𝗍𝖾𝗄𝖾𝗃𝗎𝗍 𝗍𝖺𝗎 𝗍𝖺𝗄 𝗄𝖺𝗎 𝖻𝗎𝖺𝗍 𝗆𝖺𝖼𝖺𝗆 𝗍𝗎" . Geram Nik dan terus menjeling tajam ke arah Hazim yang memandang nya . "𝖪𝖺𝗎 𝗇𝖺𝗄 𝖺𝗉𝖺𝖺 ? 𝗄𝖺𝗇𝗀 , 𝖺𝗄𝗎 𝗋𝗂𝗆𝖻𝖺𝗍 𝗄𝖺𝗍 𝗌𝗂𝗇𝗂 𝖻𝖺𝗋𝗎 𝗄𝖺𝗎 𝗍𝖺𝗎" . Nada Nik tiba-tiba berubah dingin . "𝖠𝗅𝖺 𝖺𝖻𝖺𝗇𝗀 𝗇𝗂 , 𝖼𝗁𝗂𝗅𝗅 𝗅𝖺𝖺 . 𝖣𝖺𝗋𝗂 𝗍𝖺𝖽𝗂 𝖧𝖺𝗓𝗂𝗆 𝗉𝖾𝗋𝗁𝖺𝗍𝗂 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝖺𝖻𝖺𝗇𝗀 𝗍𝖺𝗄 𝗉𝖾𝗋𝗇𝖺𝗁 𝗅𝖾𝗉𝖺𝗌 𝗉𝖺𝗇𝖽𝖺𝗇𝗀 𝗄𝖺𝗍 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 𝗍𝗎 . 𝖳𝗎 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝖧𝖺𝗓𝗂𝗆 𝗍𝖾𝗋𝗎𝗌 𝗄𝖾𝗃𝗎𝗍𝗄𝖺𝗇" . Balas Hazim sambil memasukkan tangannya ke dalam poket jaketnya .

"𝖪𝖾𝗇𝖺𝗉𝖺 𝗄𝖺𝗅𝖺𝗎 𝖺𝗄𝗎 𝗇𝖺𝗄 𝗉𝖺𝗇𝖽𝖺𝗇𝗀 𝖧𝗎𝗆𝖺𝗂𝗋𝖺 ? 𝖻𝗂𝗇𝗂 𝗄𝖺𝗎 𝗄𝖾 ? 𝗍𝖺𝗄 𝗄𝖺𝗇 ... 𝗌𝗈 𝗄𝖺𝗎 𝗃𝖺𝗇𝗀𝖺𝗇 𝗇𝖺𝗄 𝗆𝖾𝗇𝗒𝗂𝖻𝗎𝗄" . Perli Nik dan terus memberikan jelingan tajam kepada Hazim . "𝖧𝗎𝗁 , 𝗒𝖾𝗅𝖺𝖺 .. 𝖠𝗄𝗎 𝗍𝖺𝗄 𝗆𝖾𝗇𝗒𝗂𝖻𝗎𝗄" . Balas Hazim sambil membuat muka menyampah . "𝖤𝗅𝗅𝖾𝗁 , 𝗆𝖾𝗇𝗒𝖺𝗆𝗉𝖺𝗁 𝗅𝖺𝖺 𝖺𝗄𝗎 𝗍𝖾𝗇𝗀𝗈𝗄 𝗄𝖺𝗎 𝖻𝗎𝖺𝗍 𝗆𝖺𝖼𝖺𝗆 𝗍𝗎 . 𝖴𝗆𝗎𝗋 𝖽𝖺𝗁 𝗍𝗎𝖺 , 𝗍𝖺𝗉𝗂 𝗉𝖾𝗋𝖺𝗇𝗀𝖺𝗂 𝗆𝖺𝖼𝖺𝗆 𝖻𝗎𝖽𝖺𝗄-𝖻𝗎𝖽𝖺𝗄" . Kata Nik lagi yang tidak ingin mengalah . Hazim hanya mendengar bebelan yang keluar dari mulut Nik . Dia hanya mendiamkan diri , memang kalau nak bedebat dengan mamat ni , cnfm takkan menang . Yelaa , siapa je tak kenal dengan perangai dingin dia tu .


Load failed, please RETRY

Status Power Mingguan

Rank -- Peringkat Power
Stone -- Power stone

Membuka kunci kumpulan bab

Indeks

Opsi Tampilan

Latar Belakang

Font

Ukuran

Komentar pada bab

Tulis ulasan Status Membaca: C12
Gagal mengirim. Silakan coba lagi
  • Kualitas penulisan
  • Stabilitas Pembaruan
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • Latar Belakang Dunia

Skor total 0.0

Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
Pilih Power Stone
Rank NO.-- Peringkat Power
Stone -- Batu Daya
Laporkan konten yang tidak pantas
Tip kesalahan

Laporkan penyalahgunaan

Komentar paragraf

Masuk