"Kau Ayah kandung dia?" tanya Fievero tanpa mendengarkan ucapan Ayahku.
"Jika aku Ayah kandungnya, sudah dari lahir ku anggap anak," jawab Ayah. Fievero menundukkan kepalanya. Entah apa yang sedang dia pikirkan, aku rasa dirinya tak menyangka kalau orang yang dulu memproduserkannya, kini menjadi ayah adiknya sendiri.
"Ada hal yang ingin aku bicarakan denganmu, Fero. Bisakah kita ke suatu tempat untuk membicarakannya?" tanya Ayah. Fievero menganggukkan kepala. Kami pun pergi dari kantor polisi karena urusan kami sudah selesai. Mungkin beberapa hari lagi kami akan dipanggil.
Aku dan dua orang ini mampir ke sebuah kedai makanan. Kami duduk di salah satu kursi dan saling berhadapan. Ayah akan mentraktir kami, dipesankanlah minuman untuk aku serta Fievero. "Apa yang ingin kau bicarakan?" tanya Fievero.