"Jangan bilang 'nggak' karena dari mata lo udah ketahuan kalau lo cemburu." potong Cyra.
"Kelihatan banget?"
Cyra mengangguk. "Sumpah Yer, mending lo samperin tuh si Atella. Labrak kek, jambak rambutnya kek, atau gak, tumpahin kuah panas gitu ke dia!"
"Gilaa psiko banget temen gue." sahut Lira.
Yera menghela napas. "Kalau kayak gitu, nanti identitas gue ke bongkar dong? Gak mau gue."
Cyra ikut menghela napas, menggaruk tengkuknya. "Iya juga."
"Ya udah, tinggal go public aja, gak susah kan?" usul Lira.
"Bagi lo gak susah." cibir Yera.
Lira menghela napas. "Ya terus gimana lagi?!"
"Yang bikin kisah lo gak capek mikir apa ya?" ujar Cyra.
"Gue juga bingung, paling dia sekarang lagi mikirin konflik." ujar Yera kesal.
"Than, lo harus cobain minuman gue, ini enak banget. Dari dulu lo gak mau cobain rasa lecy, kenapa sih?" ujar Atella menyodorkan minumannya.
"Gak La. Gue gak suka." tolak Fathan.
"Enak banget Than, coba dong," ujar Atella.
"Gue nggak mau."