Renjana menghela napas kasar,
menenangkan dirinya sendiri, sebab
napas lelaki itu kini mulai tak beraturan.
"Oke, mungkin saat itu gue masih bisa
memaklumi, lo mungkin belum siap
untuk menyelesaikan masalah lo dan
bicara ke semua orang. Terlebih lagi,
lo dipaksa pergi dari Indonesia bukan
karena keinginan lo, tapi karena bokap
lo yang memaksa. Jadi lo nggak punya
pilihan lain selain pergi dari Pionir, serta meninggalkan Indonesia."
"Tapi kemudian, yang bikin gue makin
nggak paham sama lo. Saat lo kembali
ke Pionir. Lo kembali ke sini dan masih
hanya diam saat semua orang menatap
lo menghakimi. Lo nggak kunjung mau
menyelesaikan masalah lo. Lo nggak
kunjung mau memperbaiki semuanya.
Lo nggak kunjung mau buka suara. Dan
gue!! Gue nggak bisa ngeliat itu, Tha.
Karena apa yang lo lakuin itu bodoh. Lo
nggak seharusnya cuma diam. Lo nggak
seharusnya-"
Athania memotong kalimat Renjana
dengan cepat, gadis itu benar-benar
marah, ia muak. "Tau apa sih lo tentang