Unduh Aplikasi
6.39% Istri ke Dua Dokter Tampan / Chapter 17: Sahabat Kecil

Bab 17: Sahabat Kecil

Sahabat Kecil

Dahna melihat pria tampan mengulurkan lengan pada dirinya. Dengan sigap Dahna menopang tangan laki-laki tersebut.

"Terimakasih, nak." ucapnya.

"Kita ke rumah sakit ya bu, ibu lecet begini kaki nya. Biar saya antar." Dahna terkesiap anak muda tersebut menggendongnya untuk duduk di kursi samping kemudi.

Kemudian dia masuk ke dalam mobil tersebut. Melajukan kendaraan nya sesuai standar ada perasaan takut pada diri Dahna akan tetapi sebisa mungkin dirinya tidak memperlihatkan.

"T-tapi motor saya?" Dahna terbata. Ia baru saja teringat dengan motor yang ia tinggalkan di lokasi.

"Sudah saya suruh seseorang untuk membenarkan motor ibu terlebih dahulu. Yang penting ibu cepat di obati ya." jawabnya tersenyum dengan manis.

Ahh walaupun sudah berkepala empat namun hati Dahna seakan merasakan kehangatan atas apa yang pria di sampingnya itu lakukan.

Perasaan itu Dahna singkirkan. Ia tidak mungkin untuk menikah lagi atau pun menyukai lawan jenisnya. Saat ini rumah tangga putranya sedang di ujung tanduk sebisa mungkin Dahna akan melindungi menantunya.

Beberapa menit berlalu sampailah di depan rumah sakit ternama. Pria muda itu masih menggendong sang ibu dengan penuh kehati-hatian seperti ibunya sendiri.

Dahna di larikan ke IGD untuk segera di obati akibat luka dari benturan yang menabrak ke trotoar pembatas jalan.

"Apa ibu ini ada cedera yang serius, dok?" tanyanya penuh khawatir.

"Tidak, Pak. Ibu anda hanya mengalami sedikit memar saja itu tidak apa-apa hanya luka ringan." jawab sang Dokter.

Ia menganggukkan kepala mengerti apa yang di ucapkan sang dokter. Untuk itu ia membantu Dahna duduk di sebuah bad merasa telah selesai mengobati luka ringannya.

Dahna di tuntun untuk masuk kembali ke dalam mobil setelah membayar tagihan.

"Unit apartemennya di lantai berapa?" keduanya sudah berada di jalanan untuk mengantarkan Dahna terlebih dahulu.

Dahna menunjukkan lokasi dimana rumahnya berada. Wanita setengah paruh baya tersebut banyak bercerita tentang anaknya.

Ia mengagumi kebaikan anak muda seumuran anaknya tersebut. Dahna kembali teringat dengan luka yang Daniel torehkan untuk ia dan sang menantu.

Tak terasa Dahna sudah berada di lift bersama dengan pemuda tersebut. Baru beberapa jam mereka berkenalan ia hampir lupa jika Dahna tidak menanyakan siapa nama pemuda tersebut.

Ting..

Tong..

"Ib-," belum sempat perempuan itu menyelesaikan kalimatnya. Ia sangat kaget jika sang ibu mertua tengah bersama sahabat kecilnya.

"Loh, Chris? Ngapain lo sama ibu gue?" Cathleen mengerutkan kedua alisnya tidak percaya melihat kedatangan David.

"Chris?" Dahna membeo. Bukannya tadi laki-laki muda ini menyebutkan namanya David.

"Maksud Cath, David Christopher Darren." ralat Cathleen membuat Dahna menghembuskan napas lega.

Di persilahkan masuk ke dalam rumah mereka David melirik kanan dan kiri ia sangat bahagia tidak di sangka jika dirinya akan bertemu dengan sang pujaan hati.

Akan tetapi hati David terasa ngilu ketika melihat sebuah photo pernikahan dimana di dalam bingkai itu ada Cathleen bersama dengan pria lain.

"Jadi, lo uda nikah Cath?" tanya David. Duduk di sofa ruang tamu.

Cathleen menganggukkan kepala. Tidak mungkin kan jika ia menggelengkan kepala.

"Bukannya tadi ibu Dahna bilang anaknya laki-laki. Jadi apa kalian menantu dan mertua?" tebaknya.

"Bukan." jawab Dahna dengan cepat. Wanita itu duduk di antara mereka walaupun Dahna kesusahan dalam berjalan tapi ia masih mampu untuk membawakan camilan dari dalam kulkas di bantu maid.

Mendengar jawaban seperti itu membuat Cathleen menoleh mengerutkan kedua alisnya tidak mengerti.

"Cathleen itu anak saya. Dan pria yang aku ceritakan itu mantan suaminya dia." jelasnya membuat Cathleen semakin bingung.

"Bu." tegur nya membuat Dahna menghembuskan nafasnya kasar.

Tidak hanya itu Cathleen melihat jika sang ibu memiliki luka di kakinya. Ia bertanya dan mengintrograsi sang sahabat kecil.

Perhatian banget sih Cathleen sama ibu mertuanya.

***

"Apa lo tetap memilih Cathleen yang jelas-jelas dia gak bisa kasih kamu keturunan?" tanya Salsabila. Perempuan tengah hamil tersebut bertanya santai melihat tingkah sang suami baru tidak karuan seperti itu.

"Apa sih, beb. Gue uda nikahin lo ya. Jangan mancing-mancing gue kurung di kamar baru tahu rasa lo." ancam Daniel membuat keduanya saling bertatapan penuh arti.

"Gue cuma lagi mikir aja, gimana caranya biar bisa lepas dari Cathleen."

"Ah, alasan basi tau gak! Ya lo bilang aja kalau lo uda gak cinta dan buat apa lo pertahanin kalau dia gak bisa punya anak. Bukan itu tujuannya?" Salsabila kembali mengingatkan sang suaminya itu.

Daniel mengangguk. Dokter tampan tersebut berdiri menghampiri istri barunya. Mencium rambut sang istri dan memeluknya penuh mesra.

Ditambah usapan lembut di perut rata milik Salsabila membuat wanita itu bahagia.

Bercanda dan tertawa bersama Salsabila membuat Daniel kembali jatuh hati pada perempuan tersebut.

Berbeda dengan istrinya yang ada mereka hanya bertengkar dan pertikaian.

***

"Jadi, laki lo gak ada di rumah?" David mengepalkan jari jemarinya. Ia tidak bisa menahan emosi jika menyangkut pautkan wanita yang dia cintai.

Cathleen mengangguk. Pandangannya kosong menatap lurus ke depan. Mereka berada di depan balkon apartemen Cathleen membuat keduanya mengobrol secara santai.

Satu tetes air mata berhasil lolos dari peluk mata Cathleen membuat David segera menghapus jejak tersebut.

"Air mata lo terlalu berharga untuk suamimu. Cath." lagi-lagi David menghapus air mata Cathleen untuk yang ke dua kalinya.

Perempuan itu menoleh menatap David. Di tatap seperti itu membuat pria di sampingnya gugup.

David mengangkat satu alisnya seolah ia bertanya pada lawan bicaranya. Akan tetapi Cathleen tidak berbicara apapun ia hanya bisa menatap pria itu.

Entah apa yang ada di pikiran Cathleen. Mungkin ia butuh bahu untuk bersandar dan berkeluh kesah.

"Cath. Gue uda bilang kalau lo butuh gue lo hubungi gue. 24 jam gue siap ada buat lo." David mengusap punggung perempuan itu. Membuat Cathleen sedikit menyunggingkan senyum.

Ternyata pria di sampingnya itu begitu peka dan perhatian.

"Makasih ya, Chris." ucapnya.

Sang ibu membawakan mereka camilan untuk di santap. Pasalnya cuaca di luar sangat dingin begitu menusuk ke dalam kulit.

"Eh, bu. Uda biakan?" lagi-lagi David begitu perhatian pada Dahna membuat Cathleen tersenyum. Membantu sang ibu mertua membawakan camilan itu untuk di simpanan di atas meja kecil.

"Berkat kebaikan kamu. Kaki ibu langsung sembuh." Dahna tertawa renyah. Ia tidak kuasa melihat senyum menggetarkan di bibir Cathleen pada saat mereka berbicara.

"Seharian ini ibu dari mana? Aku sampai kebingungan cari ibu sama maid."

Deg.

Cathleen menunggu jawaban dari sang ibu mertua. Akan tetapi sang ibu malah asik berfhoto dengan David sahabat kecilnya.

"Cath, David kok mirip siapa ya. Imut kaya artis Korea gitu."

"Heu?" keduanya menoleh.


Load failed, please RETRY

Hadiah

Hadiah -- Hadiah diterima

    Status Power Mingguan

    Rank -- Peringkat Power
    Stone -- Power stone

    Membuka kunci kumpulan bab

    Indeks

    Opsi Tampilan

    Latar Belakang

    Font

    Ukuran

    Komentar pada bab

    Tulis ulasan Status Membaca: C17
    Gagal mengirim. Silakan coba lagi
    • Kualitas penulisan
    • Stabilitas Pembaruan
    • Pengembangan Cerita
    • Desain Karakter
    • Latar Belakang Dunia

    Skor total 0.0

    Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
    Pilih Power Stone
    Rank NO.-- Peringkat Power
    Stone -- Batu Daya
    Laporkan konten yang tidak pantas
    Tip kesalahan

    Laporkan penyalahgunaan

    Komentar paragraf

    Masuk