Unduh Aplikasi
5.76% PERFECT PAIN / Chapter 20: Chapter 20

Bab 20: Chapter 20

Sesampainya di rumah, gadis itu langsung bersiap – siap untuk bertemu dengan Dirgan. Alasan Alysa menerima tawaran dirgan untuk bertemu karena berpikir bahwa Karin sudah menerima jika cinta nya tidak terbalaskan oleh Dirgan.

Alysa mandi menggunakan seluruh perawatan badannya yang menghabiskan waktu sekitar 2 jam untuk mandi saja. Setelah itu, gadis itu mulai memilih baju mana yang akan ia gunakan untuk malam nanti. Akhirnya gadis itu memutuskan untuk memakai dress berwarna hitam agar tampak elegan.

Setelah menentukan baju yang akan dipakai kini gadis itu mulai merias wajahnya yang tampak natural namun mempesona. Gadis itupun mengeringkan rambutnya dan sedikit dijadikan seperti gelombang pada rambutnya itu. Tak lupa aksesories pun ia pakai di rambut dan antingnya.

Oh iya, satu lagi, gadis itu pun memakai parfum yang sangat wangi dan hangat.

" mOke udah siap." Ucapnya dengan tersenyum manis.

Gadis itu terlupa saat melihat tangannya yang masih kosong, ternyata dirinya belum menggunakan jam tangan yang menjadi kado ulang tahunnya dari Dirgan.

Gadis itu pun menunggu dirgan datang menjemputnya. Tak lama kemudian lelaki itu sampai dirumah Alysa dan menunggu diruang tamu. Gadis itu pun turun dari kamarnya segera menemui dirgan.

Dirgan yang terpesona melihat kecantikan Alysa tidak dapat mengedipkan mata. Dan tanpa mereka sadari baju yang mereka gunakan serasi.

"Ekhem, ngedip kalii." Goda Mama Alena.

Dirgan pun tersipu malu saat di goda oleh Mama dari gadis itu. Kemudian mereka berdua berpamitan untuk segera pergi ke cafe, tidak jauh hanya sekitar 30 menit saja jaraknya. Lelaki itu membukakan pintu mobilnya untuk Alysa.

Diperjalanan mereka saling diam karena merasa canggung setelah kesalah pahaman waktu itu.

"Lo pake jam dari gue Sa?" Tanya Dirgan untuk mencairkan suasana.

Alysa hanya tersenyum dan mengangguk. Suasana di dalam mobil tidak kunjung cair juga. Dirgan mulai menggenggam tangan Alysa.

"Sa, kamu cantik banget malam ini." Ucap Dirgan.

Alysa terdiam sejenak, apakah benar ini dirgan? Memanggil Alysa dengan sebutan 'kamu'. Gadis itu tersenyum mendengar panggilan baru dari Dirgan.

"Makasih kak." Balas Alysa.

Sampai di tempat tujuan, dirgan membukakan pintu mobil untuk Alysa turun. Sebelum mereka memasuki cafe, lelaki itu menutup mata alysa terlebih dahulu dengan tangannya.

"It's surprise. So please trust me." Ucap Dirgan sambil menuntun alysa masuk kedalam.

Lelaki itu mempersilahkan duduk Alysa di kursi yang sudah disediakan, tempat ini sengaja laki – laki itu booking khusus mereka berdua. Kini Dirgan membuka tangannya yang tadi menutup mata Alysa.

Gadis itu membuka matanya dengan perlahan, kini dirinya melihat suasana yang sangat indah. Dekorasi cafe yang diubah menjadi elegan dan manis.

Mereka berdua kini duduk saling berhadapan, menatap satu sama lain di malam yang sangat indah. Pelayan mulai masuk menyuguhkan menu – mneu terbaik di café nya. Mereka menyantap makanan layakna raja dan ratu yang dilayani.

Selesai menyantap menu yang pertama, lelaki itu mengajak alysa untuk bernyanyi bersama.

Baby take my hand

I want you to be my husband

Cause you're my iron man

And I love you 3000..

Baby take a chance

Cause I want this to be something

Straight out of a Hollywood movie.

Lagu I Love You 3000 dari Stephanie Poetri berhasil dinyanyikan Alysa dan Dirgan. Setelah lagu itu selesai, Alysa diajak duduk kembali oleh Dirgan. Kali ini pelayan membawakan sebuah menu yang masih ditutup tudung saji.

Dirgan menyuruh Alysa untuk membukanya sendiri tudung saji itu, Ketika gadis itu membuka tudung sajinya, ia menunjukan ekspresi sangat terkejut dan terharu.

"Apa ini kak?" Tanya gadis itu.

"Aku pernah janji ke kamu kalau aku bakal kasih cincin yang asli suatu saat nanti, dan sekarang aku tepatin janji itu Sa."

Dirgan mengambil kotak cincin itu dan bersimpuh dihadapan Alysa.

"Alysa Alexandra, I want you be my girl, can you accept it?" Pinta Dirgan.

Alysa sangat terkejut dan terharu atas kejutan ini, dinner ini adalah dinner romantis yang dirinya harapkan.

Dengan senang hati gadis itu menerima permintaan dirgan untuk menjadi kekasihnya. Lelaki itu langsung melepaskan cincin palsu nya dan memakaikan cincin di jari manis Alysa.

Mereka berdua berpelukan, melepas rindu yang sempat tertabung di waktu itu mereka bertengkar. Sangat indah, gadis itu berkali kali tersenyum Bahagia dan meneteskan air matanya.

'Ayah aku Bahagia. Makasih.' Batin Alysa.

Gadis itu menguatkan dekapannya kepada dirgan, tapi Dirgan perlahan melepaskannya. Kini mereka berdua saling menatap indah dan Alysa terbawa suasana sepasang kekasih malam ini.

"Kak, untuk masalah yang kemarin, ucapan – ucapan yang aku keluarin semuanya bohong Kak. Karin suka sama kakak makanya aku memilih buat mundur. Tapi aku rasa Karin sudah berusaha buat ngelepasin kakak, makanya aku mau nerima kakak di dalam hidup aku." Ucap Alysa.

Dirgan menutup bibir Alysa dengan jarinya menandakan bahwa lupakan saja hal buruk yang sudah di lalui.

Gadis itu menjinjitkan kakinya lalu melingkarkan tangannya di leher Dirgan, kini wajahnya dan Dirgan sudah sangat dekat, Alysa memulai aksi dirinya. Ia menempelkan bibirnya dengan bibir lelaki yang kini sudah menjadi kekasihnya.

Kini mereka berdua sangat menikmati first kiss saat sudah resmi menjadi kekasih. Dirgan yang melingkarkan tangannya di pinggang Alysa membuat momen yang mereka buat semakin indah.

Alysa dan Dirgan melepaskan first kiss nya setelah berjalan selama 2 menit.

Gadis itu tersipu malu saat Dirgan menatapnya dengan tatapan yang sangat hangat.

"Maaf ya Kak, aku tadi-"

"Belum juga gadis itu selesai bicara, bibir Alysa sudah ditutup dengan bibir Dirgan, lelaki itu sangat agresif memainkan ciumannya. Tidak peduli atas masalah yang ada mereka tetap menikmati momen yang tak akan pernah mereka lupakan.

Saat mereka melepaskan first kiss nya, terdengar suara vas bunga pecah. Saat mereka melihatnya ternyata itu adalah Raka.

Raka memergoki Dirgan dan Alysa sedang membuat hal indah, dengan muka marah Raka menghampiri Alysa dan Dirgan.

"Jadi ini yang lo lakuin di belakang gue?" Tanya Raka.

Saat Dirgan akan menjawab pertanyaan dari Raka, satu pukulan mendarat di pipi dirgan.

"Anjing lo, mana ada sahabat yang nusuk dari belakang." Ucap raka sambal memukul Dirgan kembali.

Alysa yang melihat pertengkaran itu mencoba memberhentikannya namun Raka yang sudah membabi buta tidak bisa dihalangi.

Dirgan dan Raka kini saling memberikan pukulan, walaupun sudah bercucur darah tapi pertengkaran itu masih terjadi, sampai dimana Dirgan menyeret Raka untuk keluar dari café.

"Asal lo tahu, gue gak pernah nusuk lo dari belakang. Ini hati Kak, gak bisa lo paksain."

Raka kembali mendaratkan pukulan, kini tepat di perut Dirgan. "Munafik. Bangsat. Penghianat."

Alysa yang tidak bisa berbuat apa – apa hanya menangis ketakutan melihat dirgan dan raka bertengkar habis – habisan. Kini gadis itu berusaha untuk menghalangi pertengkaran itu namun malah Alysa yang terkena pukulan Raka di pipinya.

Dirgan yang murka melihat kekasihnya dipukul Raka semakin menjadi terhadap Raka, ia benar – benar menghabisi sahabatnya itu dengan tangannya.

Raka mencoba untuk bangkit dan berusaha membela diri kembali, namun Alysa mendorong Raka tepat ke tengah jalanan. Saat itu lah sebuah mobil berhasil menabrak Raka sampai Raka terpental sejauh 2 meter.

"Kak Rakaaaaaaaaaaaaa!" Teriak Alysa.


Load failed, please RETRY

Hadiah

Hadiah -- Hadiah diterima

    Status Power Mingguan

    Rank -- Peringkat Power
    Stone -- Power stone

    Membuka kunci kumpulan bab

    Indeks

    Opsi Tampilan

    Latar Belakang

    Font

    Ukuran

    Komentar pada bab

    Tulis ulasan Status Membaca: C20
    Gagal mengirim. Silakan coba lagi
    • Kualitas penulisan
    • Stabilitas Pembaruan
    • Pengembangan Cerita
    • Desain Karakter
    • Latar Belakang Dunia

    Skor total 0.0

    Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
    Pilih Power Stone
    Rank NO.-- Peringkat Power
    Stone -- Batu Daya
    Laporkan konten yang tidak pantas
    Tip kesalahan

    Laporkan penyalahgunaan

    Komentar paragraf

    Masuk