Bab 185: hampir tiba

"El, sejak kapan datang? Mediang udah di kebumikan?" tanya wanita yang sedang mengendong seorang bayi. Wanita itu adalah Sumarni, ibu asuhku semasa aku kecil.

"Udah buk, baru saja selesai."

Wanita itu hanya mengangguk, dia meletakkan bayi dalam gendonganya ke atas karpet. Ada beberapa mainan di sana.

"Ibuk ambil makananya dulu ya, baby Marvinnya lapar," ucapnya padaku, isyarat bahwa aku harus mengawasi bayi yang sedang bermain.

Aku tidak tahu, bahwa bayi sekecil itu harus di kasi makan. Aku kira hanya minum susu sampai dia memiliki gigi. Tapi bagaimana caranya dia mengunyah nasi, jika gigi pun tidak ia miliki? Tidak mungkin dia hanya makan nasi putih, bagaimana dengan lauknya? Apakah dia bisa mengunyah ayam yang memiliki tekstur sedikit liat? Aku berhenti menanyakan pertanyaan bodoh tersebut saat aku melihat ibu asuhku membawa piring kecil berisi bubur. Tapi kenapa terlihat berbeda dengan bubur yang biasa di konsumsi?