Satu jam sebelumnya.
Di rumah sakit.
"Bagaimana perasaanmu, Marigold? Sudah merasa lebih baik? Punggungmu masih sakit kah? Semoga saja luka mengerikan itu tidak meninggalkan bekas," ucap Nina sepupunya, sembari mendorong kursi roda dari kamar VIP menuju ke taman rumah sakit. "Dan aku harap, ini adalah bobok terakhirmu di rumah sakit ya. Aku tidak habis pikir, sejak kamu menikah dengan si milyader ini, sudah tidak terhitung lagi berapa kali kamu masuk keluar rumah sakit. Padahal dulu saat masih gadis, batuk pilek saja ogah mampir mendekatimu karena tubuhmu terlalu sehat dan kuat bagai anak kerbau lepas kandang."
"Nyinyir saja terus sampai dunia kiamat," gerutu Marigold yang melirik sebal pada Nina yang sedang memposisikan kursi roda yang ditumpanginya, di bawah pohon rindang.
Nina mengabaikan omelan Marigold. Nina duduk, menengadahkan wajahnya ke langit biru, dan menarik napas panjang untuk menikmati udara. "Ah segarnya.."