Bab 226: PUPUK PERSAHABATAN

    Naya meremas tangannya sendiri karena hatinya semakin tidak enak. Ranti yang melihat itu langsung mendekatinya dan meraih kepalan tangannya. "Naya, aku tahu ini sangat berat bagimu. Tapi percayalah, Seno pun merasakan hal yang sama. Kalian sedang berjuang dengan pekerjaan kalian masing-masing, dan aku pun bergitu. Nanti akan ada masanya kita kembali tersenyum senang. Untuk sekarang, kita harus semangat!" ucap Ranti dengan mata yang berbinar. 

    Kedua mata Naya pun melirik tepat ke manik indah milik Ranti. Ia melemaskan kepalan tangannya dan menggenggam tangan Ranti dengan erat. 

    "Ranti, aku tahu meski di sini tidak akan lama, tapi aku sangat membutuhkan suport dari kamu. Kamu sudah aku anggap sebagai sahabat sendiri, aku gak akan semangat jika berjuang seorang diri." 

    Ranti yang paham apa maksud Naya kembali tersenyum dan mengangguk. "Tentu, Naya. Aku akan menyuportmu selama di sini, dan mungkin sampai nanti." jawabnya.