Dengan cepat Aneska segera ke luar dan langsung menutup pintu mobilnya. "Dasar darah tinggi! Apa-apa selalu marah!"
Ervin menarik pergelangan tangan Aneska agar segera berjalan mengikutinya. "Gerakan kamu lambat sekali!"
"Ervin!" Aneska menepiskan tangan Ervin. "Jangan menarik aku seperti ini! Aku bukan kambing yang bisa kamu tarik sesukamu!"
"Karena kamu lambat sekali," jawab Ervin. "Kalau tidak mau aku tarik, berjalan lebih cepat."
"Menyebalkan sekali kamu!"
Ervin berjalan di depan Aneska. Di depan pintu masuk restoran terlihat ada beberapa pelayan sedang berdiri langsung menyambut Ervin dengan ramah.
"Selamat datang Tuan," sapa salah satu pelayan.
Ervin tidak menjawab, langsung saja masuk lalu berhenti melihat ke belakang. "Kenapa jalan kamu seperti siput?! Sangat lambat"
Aneska tidak menjawab, matanya langsung menyapu sekeliling restoran yang terlihat bernuansa artistik. "Bagus sekali."
"Apa?" tanya Ervin mendengar samar-samar.
"Tidak ada," jawab Aneska.
Terima kasih.