Ara kini bermanja-manjaan saat berada dalam pelukan ku. Dia seakan tidak mau melepaskan tangannya, yang melingkar di pinggangku. Ara Membuat nafas ku merasa sesak akibat dia terlalu kuat saat memeluk tubuhku, saking rindunya dia padaku. Ocehan khas dari nya, kini terdengar lagi langsung di telingaku.
"Jahatnya kakak sama aku. Lama banget pulang nya. Kakak seakan sudah melupakan kami disini." Gerutu Ara kesal.
"Ternyata ada yang merindukan kakak? Kakak pikir sudah tidak ada yang menginginkan kakak pulang. Makanya kakak di sana terus." Balas ku memberikan candaan kepada Ara.
"Ih. Kakak!" Ara mendongakkan kepalanya melihat manja ke arahku.