Venera menjerit keras. Tangannya menggapai sebongkah batu besar yang berada paling dekat dengannya. Dan kini tubuhnya tergantung di sisi tebing dengan kedua tangan mencengkeram batu yang sayangnya permukaannya sangat licin. Pegangannya dapat terlepas kapan saja.
"Venera!" teriak Max dari bawah. Ia sangat terkejut melihat Venera yang tiba-tiba sudah tergantung di sisi tebing. Dengan sigap, Max melompat dari atas batu yang didudukinya sejak tadi, kemudian segera berlari kencang menaiki bukit melalui jalur yang dilewati Venera tadi. Langkahnya panjang dan cepat bagai desingan anak panah yang terlontar dari busurnya. Kedua kakinya yang kekar melompat melewati beberapa batu besar hanya dalam satu langkah dan mendarat dengan kokoh. Dan dalam sekejap, ia telah sampai di tempat Venera berada.
Max bertelungkup di sisi tebing batu dan menjulurkan lengannya jauh-jauh ke arah Venera.
"Ayo ulurkan satu tanganmu, Venera! Aku akan menarikmu ke atas!" seru Max.