Budi melajukan sepeda motor tuanya di antara motor-motor lain, mobil-mobil dan bus-bus besar yang mengular di sepanjang jalan protokol. Memang benar kata Maya tadi, dengan menggunakan sepeda motor, mereka bisa menyelip melalui celah antara dua kendaraan, dan menyalip mendahului kendaraan besar yang belum bisa melaju karena sempitnya ruang gerak.
Perasaan Budi saat ini tak terkira bahagianya. Ia sama sekali tak menyangka bahwa basa basinya saat melihat Maya di lobby tadi ternyata berbuah manis.
Ya, hal sederhana seperti ini saja sudah dirasa sangat manis bagi Budi. Bagaimana tidak, saat ini ia sedang memboncengi seorang gadis di atas motornya. Motor tua yang seumur hidupnya belum pernah dipakai untuk membawa penumpang perempuan. Apalagi, perempuan secantik dan semenarik Maya yang sebetulnya sama sekali tidak cocok berada di atas motornya seperti ini.