"Makanya, seperti caption berita tentang aku yang kamu lihat di media sosial itu, aku tetap akan bicara tentang hal-hal seperti ini. Aku tetap akan menyuarakannya meskipun penelitianku baru setengah jalan dan belum banyak memiliki bukti.
"Meskipun banyak yang membully aku, menghina, bahkan mengancam aku karena berani mengambil langkah yang ekstrem di banyak hal, aku yakin masih ada orang-orang berpikiran terbuka seperti aku yang membaca dan mendengar pendapatku. Contohnya kamu, Mi."
Marina menatap Mimi dengan mata berbinar-binar.
"Aku kaget sekaligus seneng banget baca direct message yang kamu kirimkan ke akun media sosial aku itu. Kalimat kamu benar-benar singkat, padat dan jelas. Tiba-tiba langsung ngomong soal dimensi lain. Keren!" ucap Marina sambil.
"Hahaha jadi malu aku Mbak," ucap Mimi dengan wajah sedikit memerah.
"Nah, sekarang aku harus minta maaf sama kamu, Mi," ucap Marina tiba-tiba.
"Hah? Kok minta maaf? Minta maaf soal apa Mbak?" tanya Mimi bingung.