"Rin!"
Wanita paruh baya tampak kaget melihat Rin berada di dalam rumahnya. Bocah itu dalam keadaan baik-baik saja, tak kurang apa pun.
"Syukurlah kau selamat, Rin," Ia memeluk anak itu, mengusap wajahnya lekat-kekat, memeriksa setiap lekuk tubuh Rin.
"Aku baik-baik saja, Nenek." Rin menyunggingkan senyum tipis. "Dan aku berhasil menemukan pria itu."
Netra kecil Rin membulat lebar, ia mendongak menatap Hide yang berdiri di sampingnya. Pria itu sangat kuat, Rin yakin, sekarang desanya pasti selamat.
"Dia pria yang dibicarakan oleh orang-orang itu, Nek," tambah Rin menjelaskan.
Wanita itu mengatupkan mulutnya, tampak tak percaya dengan ucapan Rin.
"Sekarang kita pasti menang melawan para penjahat itu, Nek!" Rin berseru pelan.
Wanita itu tertegun sesaat. Bisakah dia berharap pada pria asing yang dibawa oleh Rin? Masih adakah kebebasan dimasa depan? Ia khawatir jika mimpinya itu hanya sebatas angan-angan saja.