"Apa kau yakin dengan pilihanmu itu?" Storm menatap tajam.
Malik hanya mengangguk. "Tujuanku hanya untuk menghabisi mereka, dan aku tidak memiliki ambisi untuk menjadi yang terkuat atau pun yang terbaik di negara ini. Aku hanya ingin menjadi pria biasa dengan kehidupan yang biasa pula."
Setelah semua dendamnya terbalaskan. Malik berencana keluar dari kelompok Storm. Ia ingin menjalani kehidupan biasa, kehidupan yang selama ini ia inginkan, juga menjadi impian istrinya.
Tidak ada hal yang lebih penting dari itu.
"Coba kau pikirkan lagi, Malik," Storm tampak tak bisa menerima keinginan Malik.
Sebagai pemimpin suatu kelompok, Storm ingin kelompoknya ditakuti oleh kelompok lainnya. Dan, ia berambisi untuk menjadi yang nomor satu.
Tidak akan ada yang berani melawannya, tidak akan ada yang mampu menandingi kelompoknya. Dan semua itu akan terjadi, jika Malik masih berada di pihaknya.