Malik mengenakan kimono hitam yang tampak berkilat-kilat di bawah sinar lampu. Ia duduk di sofa kulit dengan satu kaki terangkat di atas kaki satunya. Tatapannya terarah pada selembar kertas, kemudian ia mendesah berat. Bukan karena isi dari kertas tersebut, melainkan ia memikirkan Anna.
"Cepat kirim balasan untuk Bapak," perintah Malik pada Erick.
Misi 114, kode misi yang tertera di surat tersebut. Ia pun tidak bekerja sendiri, kali ini, ia disandingkan dengan Sato, salah satu saudara angkatnya. Sebenarnya ia pun tidak dekat dengan pria tersebut, yang ia tahu, Sato, pria yang jarang berbicara. Bahkan dengan yang lain pun, tampaknya Sato tidak pernah mengobrol.
"Bagaimana dengan Nona, Tuan?" Erick meluncurkan pertanyaan yang memang tengah dipikirkan oleh Malik.