***
"Ah, ini melelahkan."
Evan meletakkan kertas yang tengah ia genggam dengan pelan di atas meja. Kedua mata terpejam seraya bersandar di sandaran kursi yang empuk.
Siang itu, Sophie tidak datang karena sakit, sehingga Evan harus mengerjakan semua tugas ini seorang diri. Tak terduga, baru beberapa jam ia mulai, rasa lelah segera terasa di tubuhnya.
Pemuda itu mulai berdiri dari posisi duduk di kursi, berjalan pelan ke belakang sambil kedua mata memandang dengan tenang Taman Istana yang hijau.
Pintu ruangan diketuk pelan. Atensi Evan teralihkan sambil membalikan tubuh, memandang lurus ke depan tempat pintu kayu itu berada.
"Masuklah," pinta Evan, lantang.
Gagang pintu tertekan ke bawah, terlihat seorang pelayan masuk sambil membawa nampan berisi cemilan ringan dan teko; dua cangkir kaca, serta toples berisi gula batu.