***
Keesokan hari.
Evan tiba di Kota Nafheim, letak kota yang berada di tenggara Ibukota membuat pemuda itu bisa sampai dengan cepat di sana. Ia datang dengan kereta kuda putih milik republik dan menaiki tanpa pengawalan seorang pun.
Kota Nafheim tak lebih seperti kota biasa, komoditas utamanya berasal dari industri seperti tekstil dan kayu. Sejauh mata memandang, Evan tidak mendapati adanya lahan pertanian atau area terbuka hijau di kota tersebut.
Ia datang setelah pasukan penyidik mengetahui keberadaan salah satu dari ketiga nama yang Evan catat. Pria itu penguasa di Kota ini, lebih kepada pengusaha yang mengendalikan birokrat.
Melihat kedatangan pemimpin republik, sikap pemimpin kota berubah gugup. Mereka berbaris rapi menyambut kedatangan Evan dengan senyum yang tampak seperti dipaksakan, tentu dengan harapan Evan senang.
Creation is hard, cheer me up!
Like it ? Add to library!