Bahkan sampai mereka kini sudah duduk di ruang tamu pun belum ada yang memulai pembicaraan. Fauzan merasa tak pantas membuka obrolan lebih dulu, ia juga tidak tahu harus mengatakan apa untuk memulainya. Jadi, ia memilih untuk diam saja sambil memperhatikan Jessi yang terus menatap Jaseline. Sedangkan Jase sendiri terus menundukkan kepala berharap jika ayahnya akan segera datang dan menyelamatkan ia meskipun sudah tidak mungkin lagi ia masih bisa lari dalam keadaan yang seperti ini.
Tiba-tiba saja dada Jessi terasa sesak namun ia berusaha untuk menahannya. Ia tidak mau merusak suasana ini dan membuat mereka memiliki kesempatan untuk menyangkal di lain waktu.
"Ini gak ada yang mau jelasin apapun sama aku, kah?" tanyanya karena semuanya diam.
Kemudian seseorang turun dari tangga sepertinya baru keluar rumah. Jelas terkejut melihat keadaan ruang tamunya yang ramai. Apalagi keberadaan Jaseline dan Jessica dalam satu tempat. Ia perlahan mendekati mereka semua.