Unduh Aplikasi
22.09% Last Boss / Chapter 40: Chapter 40 - Lukisan

Bab 40: Chapter 40 - Lukisan

Pada tahun 1250 dihitung dari kalender bintang, 100 tahun sebelum perang besar dimulai. Sebuah negeri kecil yang di tinggali oleh satu ras yang sama, namun negeri itu terpecah menjadi 3. Ketiga negeri itu dikenal sebagai 3 negeri dengan ras dwarf unggulan, meski 3 negeri itu berasal dari ras yang sama kendatipun demikian mereka memiliki kemampuan yang sangat berbeda. Mereka adalah Buld, Smith dan Agri, ketiga ras dwarf yang memiliki keunggulan yang berbeda. Negeri Buld terdiri dari para dwarf yang sangat unggul dalam pembangunan, Negeri Smith yang sangat unggul dalam pembuatan senjata dan Negeri Agri yang memiliki keunggulan dalam bidang pertanian.

Meski berasal dari ras yang sama tetapi ketiga negeri itu tidak memiliki hubungan yang baik-baik saja, terutama Negeri Smith yang sanggup menciptakan pedang yang mampu memotong jari hanya dengan sedikit menyentuhnya saja. Melihat ancaman itu, negeri Agri dan Buld pun bersatu meskipun kekuatan militer mereka masih tidak mampu menyamai kekuatan militer Smith.

Pertempuran terjadi, memperebutkan tanah yang sempit itu. Namun tidak disangka, karena kemampuan Dwarf Buld dalam pembangunan dibantu dengan Dwarf Agri, mereka membuat jebakan yang menipu mata Dwarf Smith dan menghambat pergerakan mereka sampai peperangan berlarut terlalu lama.

Peperangan mencapai puncaknya. Disaat bersamaan, Negeri Smith mengalami perpecahan. Sebagian Dwarf disana tidak tahan dengan perang yang terjadi dan ada sebuah pengaruh yang membuat mereka merasa "Perang melawan ras sendiri adalah hal yang konyol, perang harus dihentikan" kemudian peperangan Dwarf mereda dan memberikan sebuah titik perdamaian dan persatuan yang menyatukan ketiga Negeri Dwarf itu dan mengubah nama Negeri mereka menjadi Negara persatuan Dwarf.

Tetapi, semua itu bukan berarti tidak ada sesuatu dibelakang mereka. 

---

"Maaf, siapa?"

Void berhenti berjalan, memasang wajah bingung dengan kerutan keras di wajahnya. Undangan yang diberikan Ratu Elf itu rupanya bukan hanya kepada Void, namun juga kepada seorang lagi. Ia adalah seorang pemimpin yang menguasai tanah yang pernah terpecah, pemimpin dari Negeri persatuan Dwarf.

Entah apa tujuan Ratu Elf itu, Void sama sekali tidak bisa menebak akan kemana jalan pertemuan ini berlangsung. Namun mengingat pemimpin dari aliansi akan berkumpul, pikiran buruk langsung menyerbu Void dengan berpikir jika Ratu Elf dan pemimpin Dwarf akan memulai perang melawan manusia.

"Ketua Dwarf di utara, anda tidak mungkin lupa dengannya kan?" Jawab sekaligus tanya Ratu Sylvia seakan tengah menggoda Void.

"Uhh, tentu saja tidak. Tapi kenapa?" jawab Void sambil tersenyum terpaksa untuk menutupi kebohongannya akan ketidaktahuannya tentang Ketua Dwarf itu.

"50 tahun yang lalu, Negeri Persatuan Dwarf kehilangan pemimpin mereka karena penyakit yang di deritanya, lalu mereka mengangkat putra dari ketua sebelumnya untuk menjadi ketua berikutnya. Terakhir kali kita bertemu dengannya saat di pemakaman, jadi saya berpikir untuk mempererat dengan pemimpin baru itu."

Void menghela nafas lega setelah mendengar alasannya itu. Disaat yang sama juga Void merasa terkejut jika pemimpin negeri persatuan Dwarf telah berganti dan di teruskan oleh putra sang ketua sebelumnya, meski Void tidak tahu siapa mereka berdua tapi ia teringat seorang politikus yang pernah berbicara di sebuah acara televisi nasional "Suatu Negara tidak selalu baik, Negara yang baik bisa berubah karena pemimpinnya entah menjadi semakin baik atau sebaliknya."

Sekarang ia mengerti maksudnya, itu juga akan berlaku untuk kekaisaran mulai saat ini. Meski ia "Mengambil alih" tubuh Kaisar sebelumnya, tetapi ingatan ia akan kehidupan sebelumnya dan pengetahuan ia yang terbatas membuat Kekaisaran seolah memiliki penguasa yang baru. Tanggung jawab yang berat di tanggung bocah yang akan lulus dari sekolah, bisa atau tidak ia harus menanggungnya dan membuat semua baik-baik saja. Jika tidak, maka dirinya bisa hancur bersama Kekaisaran sebelum sang pahlawan tiba.

Seperti yang mereka sepakati sebelumnya, Void dan Ratu Sylvia menuju ruang makan yang berada di lantai 2 Istana. Sepanjang jalan kesana, mata Void terus menyusuri dinding dan langit-langit Istana yang di dominasi dengan warna putih, meski pada atap Istana terdapat warna emas yang mengukir disekitar rantai lampu gantung, sekilas itu terlihat seperti matahari namun juga tampak seperti bintang. Sementara pada dinding hanya dihiasi oleh lukisan hutan, gunung, sungai dan yang paling menarik perhatian Void adalah sebuah padang bunga yang sangat luas, seseorang dengan pakaian putih berambut pirang disana tengah berdiri menggenggam tangan anak kecil dengan pakaian dan rambut yang sama. lukisan yang sederhana, namun memiliki pesan yang jelas di dalamnya.

"Paduka, ada apa?" tanya Ratu Sylvia menyadari langkah Void terhenti di depan lukisan itu.

"Tidak, lukisan yang indah. Siapa yang melukisnya?" jawab sekaligus tanya Void tanpa menggerakan bola matanya yang sudah terpaku pada lukisan itu.

"Oh? Sepertinya anda tertarik dengan lukisan itu," sang Ratu pun mendekati, berdiri sejajar bersamanya ikut memandangi lukisan itu "Sudah lama sekali lukisan ini berada disini, padahal pelukisnya pun sudah tidak ada."

Void langsung menoleh sedikit terkejut "Tidak ada?"

"Sudah meninggal, bukan karena penyakit tapi dibunuh."

"Eh?"

"Lukisan ini adalah hadiah untuk ku dan Negeri ini yang berhasil bangkit kembali dari perang di masa lalu. Mungkin sekitar 100 tahun setelah perang? Saya tidak begitu ingat … Tepatnya saya tidak ingin mengingatnya lagi," suara Sang Ratu tercekat, meninggalkan jeda sesaat dalam ucapannya. Ia kemudian kembali berbicara setelah tampak menguatkan dirinya dengan memejamkan mata "Dia orang yang baik, memiliki niat baik tanpa ada maksud lain. Tetapi yah, entah karena ia datang disaat yang tidak tepat atau mungkin kami yang terlalu lama menyimpan luka," mata Ratu Sylvia tampak lemah, meski ucapannya ia tidak begitu peduli, tapi raut wajahnya itu tidak bisa membohongi Void "Oh maaf, itu bukan yang anda tanyakan ya. Pelukis lukisan ini adalah seorang manusia, dia adalah pengembara."

Void menahan ekspresi terkejutnya mengetahui siapa yang melukis lukisan itu, "Oh begitu" hanya itu yang Void berikan sebagai responnya. Terlalu lama memendam luka, bagi seorang manusia 100 tahun adalah waktu yang sangat cukup untuk bangkit dari masa lalu dan mengenangnya sebagai sejarah. Tetapi bagi makhluk berusia panjang seperti Elf, Iblis dan Dwarf, 100 tahun sama saja terasa seperti sepekan. Elf yang nyaris mengalami kekalahan tidak mungkin melupakan saat dimana mereka dipermalukan oleh manusia. Luka pahit itu tidak bisa mereka lupakan hanya dalam 100 tahun saja, bisa saja 1.000 atau lebih dari itu untuk menjadikannya sebagai sejarah.

"Ia melukis dengan bahan yang sulit di dapat yang membuat catnya masih bertahan lama sampai sekarang. Karena itu pula Saya menyuruh semuanya yang ada di istana untuk tidak menyimpan lukisan ini di gudang dan terus memajangnya, sebagai peringatan kesalahan kami di masa lalu …," Ratu Sylvia menoleh kearah Void tiba-tiba bersama dengan senyuman dan tawa canggungnya "Ah, mungkin anda sudah sadar siapa yang membuatnya kehilangan nyawa, jadi saya pikir tidak perlu menceritakannya kepada Anda."

Senyuman itu berusaha menutupi apa yang sang Ratu rasakan, meski begitu mata Void dapat melihat kesedihan dan penyesalan yang mendalam dirasakan Ratu Elf itu. Void tersenyum tipis, membalas ucapannya dengan suara yang berat "Saya mengerti, Ratu Sylvia."

Akibat dari luka yang tidak bisa pulih itu, dendam para Elf kepada manusia tidak bisa hilang begitu saja. Meski awalnya ia menyambut baik, tapi pada akhirnya, di depan Ratu Elf sendiri ia terbunuh karena salah satu petinggi Negeri Elf meracuninya ketika ia sedang meminum teh bersama sang Ratu sebagai balasan akan lukisan itu.

To be continue


Load failed, please RETRY

Hadiah

Hadiah -- Hadiah diterima

    Status Power Mingguan

    Rank -- Peringkat Power
    Stone -- Power stone

    Membuka kunci kumpulan bab

    Indeks

    Opsi Tampilan

    Latar Belakang

    Font

    Ukuran

    Komentar pada bab

    Tulis ulasan Status Membaca: C40
    Gagal mengirim. Silakan coba lagi
    • Kualitas penulisan
    • Stabilitas Pembaruan
    • Pengembangan Cerita
    • Desain Karakter
    • Latar Belakang Dunia

    Skor total 0.0

    Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
    Pilih Power Stone
    Rank NO.-- Peringkat Power
    Stone -- Batu Daya
    Laporkan konten yang tidak pantas
    Tip kesalahan

    Laporkan penyalahgunaan

    Komentar paragraf

    Masuk